Sabtu, 31 Desember 2011

GENTA 2012

Ketika awak media beramai-ramai membuka kaledioskop 2011, tampak di sana jajaran pesinetron yang naik ranjang, bermetamorfosis bahkan menuai perceraian dan berseteru di meja hijau. Lihat saja pertarungan pelik dua bintang horror Dewi Perssik dan Julia Perez yang sampai kini tak kunjung selesai, K.H. Zainudin M.Z. yang tutup usia, dan mengusung serta Nazaruddin, Nunun Nurbaeti, dan Melinda Dee ke dalam daftar koruptor negeri ini. Walaupun kasus Gayus hampir tenggelam dan mulai dilupakan, tetapi bukan berarti Jakarta Lawyers Club akan sepi dari debat politikus sekelas Ruhut Sitompul dan Gayus Lumbuun. Sementara itu, layar kaca RCTI dihiasi aksi sang fakir Limbad yang kembali mengumbar maut selama dua belas jam demi gelar yang apabila berhasil akan disematkan kepadanya “Manusia Beton.”
Berita luar negeri juga tak kalah menghebohkan. Yang paling menyita perhatian public selain penobatan Kate Midletown sebagai orang tersopan di dunia, menyusul Justin Bieber di posisi kedua, ialah kisah mirip dongeng perkawinan Pangeran William dan Kate. Banyak yang bilang, pesta pernikahan ini ialah yang terspektakuler sepanjang sejarah setelah pasangan Lady Diana dan Pangeran Charles. Juga Belieber yang dikejutkan oleh tudingan Mariah Yeater terhadap pelantun Hits “Baby” sebagai ayah dari bayi laki-laki yang dilahirkannya ,Tristyn. Belum lama setelah pengakuan itu dinyatakan salah atas dasar ketidakcocokan galur DNA antara Bieber dan Tristyn, Greycon diisukan tampil sebagai The Next JB.
Terlepas dari berita jurnalistik itu, menutup perjumpaan tahun seperti pada pergantian tahun sebelumnya tiada akan semarak tanpa nyala bunga api dan dentum petasan. Tiada ada kesan yang tergores tanpa acara bergadang oleh para jiwa muda. Itulah generasi kita. Menganggap tahun baru sebagai event yang tak lengkap tanpa berfoya-foya. Mengapa sih tahun baru harus dirayakan jika dinamikanya tidak akan lebih baik dari tahun yang telah ditinggalkan? Kita tilik kembali ketika berada di pengujung tahun 2010. Semua mendongak ke langit pukul 00.00 waktu setempat. Didermakannya harapan pada setiap butir dan bias mercon, balon, atau apapunlah yang mereka lepaskan ketika itu. Namun apa yang terjadi, sebelas kecelakaan dan enam insiden serius sepanjang Januari hingga September 2011 belum termasuk pertumpakan darah Pelabuhan Sape, Bima, NTB yang kian membuat kelabu potret pemerintahan Indonesia Bersatu jilid dua.
Ayolah, mulai sekarang. Reparasi paradigma masyarakat! Sadari bahwa Bumi bertambah usia! Itu berarti akan berkurang pula durasinya untuk berevolusi. Jadikan 31 Desember dan 1 Januari sebagai moment untuk mengintrospeksi diri! Before it’s too late, before anything happen. New spirit, new life, So next be better.
HAPPY NEW YEAR 2012!!!!!

Senin, 19 Desember 2011

Tim POPULER Diganjar 0-5

Eforia gila bola belum usai walaupun SEA GAMES ke 26 telah selesai dihelat. Karena tarkas (tournament antar kelas) yang menjadi penutup perjumpaan kita di semester gasal tahun ajaran 2011-2012 bisa jadi mengusung lebih banyak penggibol. Hal ini terlihat dari ratusan siswa baik putra maupun putri terjun langsung ke lapangan untuk ngeceng para idola futsal Smanisda yang gak kalah kece dengan Christian Ronaldo. Mereka seakan mengabaikan terik matahari yang menjilat kulit.
Tournament yang memperadukan punggawa unggulan dari jenjang kelas X, XI, dan XII kali ini dibuka oleh laga epic XI IPA 1 dan XI IPA 4 (19/12). Keduanya tampil prima, mengusai medan, dan yang terpenting play sportive. Walaupun beberapa kali sempat jatuh bangun, tetapi itu dinilai wajar dalam usaha memperebutkan primadona lapangan. “Ini ajang futsal, Bung! Bukan basket,” kata ketua OSIS sang memandu pertandingan manakala bola melambung melampaui ring basket.
XI IPA 1 dibuat bertekuk lutut, pasalnya XI IPA 4 sukses menjebol gawang Dwiky (keeper) hingga kedudukan berakhir 0-5. POPULER (Populasi Sebelas IPA Satu Spektakuler) memang tak dapat menyembunyikan raut kecewa. Namun mereka tetap mengobarkan semangat agar tim kesayangannya tetap berlapang dada.

Jumat, 16 Desember 2011

Rutinitas, Korea Eksis di Layar Kaca

Artis Korea, dewasa ini menjadi jajaran infotainments paling booming di kancah hiburan internasional. Bersama dengan Jepang, Korea perlahan sukses mengusung fans Justin Bieber yang sempat HOT di tahun 2009 berkat album perdananya “MY WORLD”. Bahkan juga para SM*SH Blast.
Ini terlihat dari SHINEE yang memutar hits “Ring Ding Dong” atau SNSD dengan debut “The Boys” sekurang-kurangnya lima kali sehari di depan layar kaca laptop yang masih menjadi rutinitas siswa SMAN 1 Sidoarjo. Boy Band dan Girl Band sebangsa dan setanah air dengan Super Junior itu, lagaknya cukup membuat koreanisme duduk tenang berjam-jam. Apalagi di tengah moment tanpa pelajaran seperti beberapa hari belakangan.
Tidak ketinggalan dunia perfilman korea, Endless Love melalui acting memukau Eun-suh dan Joon-Suh turut juga mengalihkan XI IPA-1 hingga bersimbah air mata bahkan pada permulaan episodenya, H-1 UAS Sabtu (3/12). Film yang terdiri atas belasan part itu sampai kini masih menyedot penonton, walaupun tak sebanyak ketika kali pertama ditayangkan di layar lebar (white screen LCD).

Rabu, 14 Desember 2011

Antusias Siswa Serbu Ruang Guru

Salah satu titik yang menjadi daya tarik magnet di SMAN 1 Sidoarjo pasca UAS (13/12) ialah bascamp para guru. Bagaimana tidak, puluhan murid dari jajaran kelas XI dan XII sontak membeludak dari ruang ujian setelah bel tanda berakhirnya durasi pengerjaan mata ujian berbasis ICT itu berdering.
Ada yang sekedar nimbrung di maket atau bawah tangga, adapula yang terlibat aksi kejar-kejaran dengan guru pengajar lantaran beliaunya yag mengaku sangat sibuk. Kebanyakan merupakan ketua kelas yang sangat antusias terhadap hasil UAS (anggota kelas, red) yang berlangsung selama sepluh hari ini.
Ujian Akhir Semester Gasal, untuk kali pertama menggunakan bahasa pengantar nasional sejak label yang disandangnya, RSBI SMA NEGERI 1 SIDOARJO. Pun mekanisme menjawab soalnya juga menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan. Lembar Jawaban Komputer dan esai, harus diisikan dengan hati-hati. Pasalnya, skor siswa turut bergantung pada campur tangan scanner. Ketidakmampuan pemindai elektronik itu dalam membaca bulatan pada salah satu option, dapat berakibat fatal pada nilai siswa. Maka tak heran, segelintir siswa mencemaskan hal itu karena menyangsikan keandalan kerja scanner.
Namun jika ditilik, cara semacam ini dapat dijadikan pembelajaran dalam menyongsong sukses UNAS tahun 2012. Yaitu menekan angka ketidaklulusan akibat kesalahan dalam penggunaan LJK. Begitu juga dengan moment kali ini, memerangi virus remidi yang merongrong kesetimbangan kuantitatif, dengan antibody minimal sebanyak 78.
Ya, saya, anda, dan 682 siswa lainnya turut berdoa.

Senin, 12 Desember 2011

SMANISDA: Transportasi Antarkan Prestasi

Riuh dan colorful, begitulah yang terjadi di bumi Smanisda Sabtu (12/11) pagi itu. Tidak ada siswa yang terlambat, tidak ada pula yang hanya berkubang di bascamp sejati (kelas) untuk mengerjakan PR. Semuanya larut dalam suka cita, menyemarakkan hari jadinya SMA Negeri 1 Sidoarjo ke 49.
Uniknya, Dies Natalis, sebutan untuk party of Smanisda’s Birthday ini selain menghelat pentas untuk unjuk bakat siswa-siswinya, juga menyelenggarakan kegiatan jalan sehat dan lomba hias sepeda yang hadiahnya tidak main-main. Puluhan hadiah hiburan, dan satu sepeda gunung dapat dibawa pulang oleh pemilik nomor undian yang beruntung. Ini merupakan rangkaian dari tajuk “GOES”, tema dengan nuansa evergreen. Lantas, pesan moral apa yang dapat kita petik setelah itu? Yups, membudayakan bersepeda sehat untuk mengurangi emisi gas beracun akibat pemakaian kendaraan bermotor. It’s Epic, right?
Tak lebih dari 06.00, Kelas X, XI, dan XII bersiap mengambil barisan di lapangan basket dengan punggawa masing-masing. Satu yang banyak menarik bidikan para fotografer ialah formasi cewek-cowok-cewek yang mengaku paling POPULER. Populasi Sebelas IPA Satu Spektakuler. Dibawah pimpinan Yudin dan Nadia, sang Mayorette mereka tiada henti-hentinya meneriakkan ikrar “kompak selamanya”. Memang demikian adanya. Pasalnya, pakaian yang mereka kenakan berpasang-pasangan namun berbeda antara pasangan satu dengan yang lainnya. Dari depan ke belakang, biru, hijau, merah, kuning, ungu, dan putih polos untuk siswa laki-laki. Sementara dua maskotnya mengenakan topi buatan bersama yang mewakili warna-warni baju anggotanya. Itu berarti mereka sangat menghargai pluralitas demi mencapai kesamaan.
Opening Ceremony, diawali dengan sambutan Bapak Widjahyono selaku Wakasek Kesiswaan menggantikan Bapak Ponadi yang berhalangan hadir ketika itu. Sesekali tepuk tangan bergemuruh, terlebih ketika klakson panjang merambah telinga orang-orang yang hadir disana. “Ini dia mobil baru kita. Transportasi yang akan mengatarkan kalian berprestasi. Supaya nggak naik angkot lagi,” sela wakasek yang juga konselor itu.
Murid-murid menyebutnya “BISON”, berwarna silver dan bertuliskan “SMAN 1 Sidoarjo Jalan Jenggolo no.1” di kanan kirinya. Usai menjalani prosesi siraman, seperti mobil anyar pada umumnya, kendaraan ini langsung diparkir di depan UKS agak ke sebelah selatan. Baik guru maupun siswa, tidak henti-hentinya memalingkan pandangannya kearah NEW COMER SMANISDA itu. Mungkin tiap-tiap mereka menaruh harapan akan apa yang dikatakan Pak Wit.
Singkatnya, setelah itu arena sekolah sekejap menjadi sepi. Langkah-langkah kaki saling berirama menelusuri rute-rute yang ditetapkan sebagai alur jalan sehat pagi itu. Sementara itu, stan bazaar mulai dibuka. Ada makanan tradisional, ada pula makanan khas Jepang, dan minuman segar yang membuat liur kian menetes. “hemat kocek, perut kenyang,” begitu katanya.
Semakin siang, semangat kancamuda kian terbakar oleh dentum drum dan denting lirih piano lengkap dengan nyanyian si vokalisnya. Belum lagi ketika modern dance perform, seakan luasan ini tak ubahnya medan magnet dari kutub-kutub yang terdasyat. Apalagi GSC yang paling dinanti, mereka melebur penghuni Smanisda sampai hanyut bersama Somebody to Love by Justin Bieber. (Go Justin Bieber Go!!!!!). Dan inilah puncak pagelaran HUT SMANISDA ini. Sebanyak 28 sepeda berhias dari sembilan kelas X dan XI, serta sepuluh kelas XII siap membawa dekoratornya melenggang di tengah lapang. XI IPA 2, berkat sepeda batiknya sukses menyabet printer yang sedaritadi dielu-elukan kelas Cherry Belle. Tetangganya, XI IPA 1 juga mengukir nama sebagai pasukan jalan sehat terkompak. Congrats!!!
Itulah, DIES NATALIS 2k11, di post kan oleh Intan special untuk para pembaca di SMANISDA.

Minggu, 11 Desember 2011

The Winner or The Best?

Today (20/11) is the last day for Axis DetEksi Competition 2k11. Some great names were born at the previous day. They are Medina Andini, The Winner of Teacher Competition that has chance fly to America. Also SMA Frateran’s student at OZ DetEksi Challenge and big three of Red-A DetEksi Model Competition were succeed to go to Aussie.
As we know, in the competition not all participant can out as the winner. But, not lost their call. Just luck that hasn’t choose them. Then, what will they say? Let’s check it out!
Beberapa nama besar telah dicetak dalam sejarah singkat Axis DetEksi Competition 2k11 yang berlangsung sepuluh hari itu. Namun begitulah alur sebuah laga, ada jawara yang terbit diantara yang tenggelam. Widia SMAN 2 Surabaya, mengaku sedikit kecewa. Harapannya untuk membawa label best school ke pundak sekolah tercinta pupus sudah. Walaupun begitu, ia tetap berjiwa besar mengakui kehebatan yang tengah direngkuh oleh SMAN 20, SMA Petra 2, dan SMA Petra 1 Surabaya. Menurutnya, nilai terhebat yang ia petik dari DetCon ini ialah bukan berapa banyak ballot yang dikumpulkan untuk mendukung madingnya, tetapi kebersamaan dan kekompakan selama menggarap mading.
Nama serupa dari SMAN 1 Kebomas Gresik juga tak kuasa menyembunyikan raut kecewanya. Sekolahnya tak sekalipun disebutkan. Padahal keikutsertaannya pada DetCon 2k11 ini ialah untuk mengulang gelar best school yang tahun lalu dikantongi sekolah yang terletak tidak jauh dari Surabaya itu. “Dari awal aku sudah pesimis menang. Mading tetangga bagus, keren. Pasti budgetnya besar,” ungkapnya. Selain kas ekstrakulikuler mading yang defisit, siswa yang sekarang duduk di kelas XI ini menilai ketidakmaksimalan karyanya (mading SMAN 1 Kebomas) karena waktu penggarapan yang demikian singkat. “Kami membuat mading ini kurang lebih satu bulan. Dengan mengerahkan seluruh anggota ekskul mading tentunya ditambah sebelas sukarelawan,” kenangnya. Mereka adalah pemahat styrofoam, ahli elektronika, dan seniman maupun seniwati ulung yang didapatkan dari berburu ke kelas X dan XI. “Acap kali ada murid yang piawai membuat kreasi, Pimredku langsung mendatangi kelasnya.” Widia mengklaim, tidak sedikitpun penyesalan tergurat dari benaknya telah mewakili sekolahnya mengikuti lomba tahunan ini. Justru ia bersyukur, karena wawasannya bertambah, yang tidak bisa ia dapatkan di bangku sekolah.
Komentar lain datang dari SMA Kemala Bhayangkari 3 Porong, Sidoarjo. Kepada kami, ketua ekstrakulikuler madingnya mengaku lebih memilih The Best ketimbang The Winner. “The Winner bercokol karena pilihan juri, pengunjung, atau polling sms. Sedangkan The Best, mutlak yang terbaik. Aku tetap merasa sekolahku yang terbaik kok, karena siswanya punya etos kerja yang baik, buktinya dengan tenaga yang amat terbatas kami bisa menyelesaikan mading sebesar ini walaupun dalam pekan UTS” tutur remaja 16 tahun ini.
MA Miftakhul Maarif Probolinggo lebih gigih lagi. Bertandang jauh-jauh dari pelosok Probolinggo, ke ibukota propinsi, untuk memamerkan mading 2D dan 3D, serta menyabet gelar 1st place yang menjadi langganannya di daerah asal sejak tahun 2004-2009. “Sekolah kami sudah tidak boleh ikut kompetisi mading Probolinggo lagi, bolehnya jadi panitia. Makanya kami menjemput gelar juara kemari,” tukas Sofyan, koordinator mading berukuran 1,5m x1.5mx2m itu. Sementara, 2 tipe mading ini didampingi oleh sebelas siswa yang menginap di Masjid Al-Ghuroba’, SSCC lantai lima sejak tanggal 8. Barulah tanggal 18, siswa putri datang untuk mengurangi tugas jaga mereka dari pukul 08.30 sampai 22.00 WIB. “Kami nggak ada biaya buat nge-kos. Makanya menginap di masjid, yang ijinnya ke Kepala security itu susah banget.,” curhat Sofyan lagi.
Mading yang dibuat dari bunga liar, kayu kering, kacang kedelai, ranting buah kelapa, dan pelepah pisang ini sampai di venue Axis DetEksi Competition ini dengan diangkut truk. Ketika itu, cuaca Surabaya sedang tidak bersahabat. Jadi, mereka terpaksa mem-print out ulang artikel yang basah, juga memperbaiki hiasan yang lepas.

Bertingkah Mirip Demonstran di Ballroom

Yesterday (18/11) is Final Red-A Deteksi Model Competition. It will have held at Ballroom SSCC Pakuwon Indah. Many honorable people has filled this room since about thirty minutes before it began. Actually, in this room also came youths that brought banner. On that banner, there was a photo of their favorite model. But, when the name of their favorite’s model was called, they shouted like participant in demonstration in front of Istana Negara.
Convention Hall berbagi pengunjng dengan ballroom pasca Final Red-A Deteksi Model Competition (18/11). Sejak hari berangsur petang, tetangga sebelah venue Axis Mading ini mulai kemasukan banyak manusia. Mereka ialah wanita dan laki-laki berdasi yang memenuhi undangan tahun kesembilan even ini. Ternyata kedatangan mereka mendapat kawalan dari puluhan muda-mudi dengan banner dan poster yang menjuntai. Maka, tak kurang dari tiga puluh menit luasan ini seketika menjadi sesak.
Mula-mula, menyeruaknya Azrul Ananda menjadi tengarai pasti akan segera dimulainya acara sebenarnya. Disusul kemudian Jennifer dan Augie, MC ibukota yang berjalan lenggak-lenggok bak model ulung. Memang tak sia-sia, jauh-jauh datang ke Surabaya nyatanya mereka bisa menginterupsi audience agar mata tetap tertahan pada stage tempat mereka berpijak.
Kedua puluh besar finalis Red-A Deteksi Model pun diperdengarkan namanya. Tiba-tiba, dari kursi audience paling belakang terdengar gemuruh. Lengkingan, juga tumbukan antar botol. Ini lebih mirip nyanyian demonstran Sidoarjo di depan Istana Negara yang menuntut ganti rugi atas lahannya tempo hari.
“….Nina….Nina…”
“…Della….” Dan begitulah seterusnya.
Apa mungkin ruang dengan penjagaan ketat seperti ini, demonstran masih bisa menyusup?
Ternyata tidak juga. Mereka hanya mendemonstrasikan model kesayangannya agar dinobatkan sebagai “The Winner Sejati”. Namun, semakin malam bertambah larut, mereka pun kian menjadi. Terlebih manakala separuh kandidat model digulingkan untuk menuju ke peringkat sepuluh besar.
Inilah puncak riuhnya. Ketika mereka digoyangkan oleh aksi panggung RAN dan Geisha, Guest Starr DetCon tahun ini. Demonstran model itu pun sontak berteriak histeris. Mereka tidak lagi meneriakkan jagoan yang fotonya terlihat jelas dari banner yang mereka bawa. Bahkan, seorang diantaranya maju ke mulut panggung untuk menyambut jabat tangan vokalis RAN, Nino. Selain mereka, ada juga populasi yang turut membuat ballroom ini semakin bersemarak. Pasukan kaos merah dan kuning bertuliskan “My Geisha”, contohnya. Fans Geisha di Surabaya ini memang paling menunjukkan sensasinya.
Intan SMAN 1 Sidoarjo

Supervisor Ungkap Plus-Minus Jadi Jurnalis

Putri Rizki, supervisor DetEksi Competition 2k11 who always we meet at every conference told about plus minus be journalist. Who knows that in 2004 she born to be the Best Writer at Deteksi Party. It began from her love to our national language, Bahasa Indonesia. She also got 2nd place Mading on the Spot in 2005 and the big five Super Design in 2006.
Sejauh ini sepertinya sudah dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada jadwal liput yang tidak dibarengi conference. Tak ubahnya pula hari ini (19/11). Bahkan ini conference terdini jika dibandingkan dengan conference yang pernah dihelat sebelumnya, pukul 16.15 WIB. Lagi-lagi jurnalis dan fotografer merengkuh imbas positif. Pasalnya, ketiga finalis Red-A Deteksi Model Competition yang sudah dinobatkan tadi malam akan menjadi pembicara mereka sore ini. Bersamaan dengan itu, sebelum para model menjamah conference area, Supervisor DetEksi Con 2k11, Putri Rizki mencoba mengorek perasaan pelaku Journalist Blog Competition selama sembilan hari bergulat di medan ini. Adakah yang merenjana?
Kemudian belia berusia kira-kira 22 tahun ini mengenang peristiwa bersejarah tujuh tahun silam yang melahirkan nama besarnya. Ketika itu, ia masih duduk di bangku kelas dasar Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Surabaya. Berawal dari minat hebat terhadap bahasa nasional Indonesia, keluaran SMPN 1 Surabaya ini turut ambil bagian dalam Deteksi Party spesialis Journalist Competition. Pada kiprahnya yang baru kali pertama ini, Putri yang sekarang mengabdikan diri di markas DBL sukses menyabet gelar Best Writer. Tetapi bukan berarti perjalanannya semulus akhirnya. Karena modal pengalamanpun belum dimilikinya, maka tak heran jika ia dibayang-bayangi nervous sewaktu conference dengan Dian Sastro, artis ibukota. Walaupun begitu great angle sedang berpihak pada gadis yang mengaku enggan meniti di Pendidikan Kedokteran. Baik keluarga maupun guru member dukungan penuh. Terlebih seniornya yang terlebih dahulu menggores jejak prestasi dengan telaten memberinya tips bagaimana cara berwawancara dan membuat artikel dengan tanda baca yang benar.
Tak puas dengan pencapaiannya, Putri pun bermaksud mengulangi kesuksesannya. Tahun 2005, ia mengukir nama sebagai finalis kedua Mading On The Spot. Bahkan di satu tahun terakhir masa SMA nya, ia masih mendaftarkan diri sebagai peserta Super Design. Alhasil, identitasnya tercantum di peringkat lima besar. Seketika tawaran kontrak kerja pun datang, Jawa Pos. Gadis berprestasi ini tidak membuang serta merta peluang ini. Ia menerima tawaran brilliant itu setelah namanya diresmikan menjadi mahasiswi fakultas Ekonomi. Tetapi tidak lama, hanya setengah tahun lalu bermutasi ke DBL. Tetapi tetap suka deteksi. Tidak hanya itu, kakak yang selama DetEksi Con 2k11 ini kami jumpai di conference area, telah membuktikan dedikasinya sebagai reporter radio dan jurnalis fakultas.
“Berhubung saya kecil, jadi kalau wawancara harus mendongak atau narasumbernya yang duduk ,” curhat jurnalis ulung ini. Di akhir ceritanya, ia juga mengurai kelebihan writer disbanding fotografer. “Writer dapat meminta nomor telepon narasumber. Jadi kalau ada informasi yang terlewatkan bisa langsung contact. Berbeda dengan fotografer yang kecil kemungkinannya untuk mendapatkan kesempatan kedua,” ujarrnya lagi.

Keluarga Jelangkung Semarakkan Nobar di Malam Jum’at

Indonesia would fight again. That evening was with country who often called Jiran. It was Indonesia’s second fight during DetEksi-Con 2k11. Here, you would known how great convention hall inhabitant’s enthusiasm are! One of them is Jelangkung’s family. They are come from Senior High School Baruna Surabaya. But, when they would enjoyed football competition that show at white screen, someone shouted “Hey, got away from there!”
According to you, why did it shout? Because this Jelangkung was so high, so block the screen. Check in out to know completely!
Convention Hall beralih fungsi jelang laga kedua Timnas U-23 dalam zona DetEksi-Con 2k11 (17/11). Baik keluarga besar Axis DetCon maupun penghuni venue mading diistirahatkan pun, semuanya melebur dalam suatu luasan tanpa memerdulikan darimana sejatinya mereka berasal. Satu diantaranya yag paling menggelitik ialah keluarga jelangkung yang membuat pelaku nobar (nonton bareng) naik pitam. “Hei minggir!” seru seorang dari belakang. Tetapi sekalipun mendengar, para jelangkung nakal ini bukannya cepat-cepat bergeser sedikit saja, malah berkacak pinggang di muka white screen. Penunggu tujuh makam keramat yang berlokasi di jalan Mading 3D SMA Barunawati Surabaya lostment nomor 067 sejak kemarin pagi memang sudah memancing sensasi. Terlebih untuk menyaksikan aksi petangguh Indonesia bertahan dari serangan Negeri Jiran yang berakhir 0-1, dua anak jelangkung ini pula memboyong induknya yang tingginya mencapai 4 meter dengan lebar 2,5 meter.
“Kasihan, Mbak! Jelangkungnya nggak punya kain buat bikin baju, makanya pakai Koran,” guyonan satu dari dua siswa yang memikul penyangga dari bambu besar itu. Karena siswa ini berusaha menutupi identitasnya, kami akhirnya bertanya pada maskotnya, Brian. “Nggak susah buat ini. Cuma setengah hari, kok! Sengaja kita pilih hari ini untuk kampanye. Kan, Jelangkung ada arisan keluarga sekali dalam seminggu Ya, malam jum’at ini,” celotehnya lalu diikuti gelak tawa orang-orang yang kebetulan mendengarkan lirih suaranya.
Sampai berita ini diturunkan, ibu Jelangkung masih menempati posisi tertinggi classment sementara sebagai makhluk gigantisme di SSCC Pakuwon Indah.

Garriz Kejutkan Penggarriz Dengan Angklung

Garriz is one of two bands that performed this afternoon. Because they are success to be big five teen in selection before. Its name is derived from all members. They are Guntur, Raka, Ayu, Leiga, Fakhri, and Fariz . Group band that wore white clothes presented One Heart, Cemburu, Lihat Aku Sekarang, Geregetan, and a song for a beautiful woman in this world, Ratu Sejagad by played angklung first. This band also hope that they can perform again at Final Honda Deteksi Competition Saturday November 11th 2011.
Inilah Garriz, satu dari jajaran lima belas besar Honda DetEksi Band Competition yang tampil sore ini. Performance band lima personel ini sukses memukau puluhan pasang mata agar tertuju padanya. Balutan gaun putih dengan renda hitam di bagian pinggang untuk vokalis dan kemeja putih dipadu celana panjang hitam untuk pemain instrumen musik cukup membuat Garriz terlihat elegan diusianya yang baru baru tiga tahun itu. Ketika ditanya perihal konsep, Garriz yang namanya diturunkan dari Guntur, Raka, Ayu, Leiga, Fakhri, dan Fariz tanpa ragu mengungkapkan “Kami berani tampil beda. Memang movie magic identik dengan hitam, tetapi apa salahnya mengenakan kosum tanpa pernak-pernik yang mengundang bau mistis ? Apalagi ini buatan sendiri. Jadi tidak menyusutkan rasa percaya diri kami,” begitu tandasnya.
Mula-mula sang vokalis, Ayu memancing gemuruh penonton dengan alunan halus angklungnya. Lalu dentum drum dan bass yang kemudian menyertai One Heart, Cemburu, Lihat Aku Sekarang, Geregetan, and sebuah lagu untuk seorang wanita cantik di dunia, Ratu Sejagad.
Pada kami, grup band yang merintis karirnya di Festival Ramadan milik Yamaha ini mengguratkan secercah harapannya, bahwa sebagai punggawa SMAN 1 Sidoarjo minimal dapat lolos final sehingga dapat tampil lagi Sabtu 19 Nopember 2011 terlebih dapat mengukir nama di Honda DetEksi Band Competition.
(By: Intan SMAN 1 Sidoarjo)

RAHASIA DI BALIK SUKSES ROCK-X

Rock-X is the band who got the 1st place at Honda DetEksi Band Competition. This is not the one and only achievement that ever they got instead of the best one. In the past, this band’s name was Private Number. Then at December 12th 2009 changed its name be Rock-X. During its development, Rock-X had transition time. It is when Rosalia (keyboardist) went out, then Rock-X looked the new keyboardist difficulty. Eventhought, that didn’t make Rock-X give up.
According to Rock-X the secret of its success are doing exercise continually and keep solidarity.
Rock-X, peraih juara I Honda DetEksi Band Competition, rupanya sudah melambung jauh sebelum even bergengsi ini dihelat. Ini bukan prestasi cemerlang satu-satunya sepanjang sejarah karirnya. Sebab band yang lahir di Sidoarjo, 12 Desember 2009 ini, telah beberapa kali mengakhiri laga dengan keluar sebagai jawara. Peringatan HIV/AIDS tahun 2009, merupakan kali pertama Rock-X unjuk kebolehan. Tetapi langsung menyabet Juara 1 Jingle terbaik. Sejak itu, band yang bulan depan akan mencapai usianya yang ke3 tahun, kian gencar berburu prestasi. Seperti Juara I Yamaha Band Competition 2009, Juara II StarOne Band Competition 2010, Juara III Cardinal Awards Band Competition Regional Jatim 2010, Juara I Honda Jawa Pos Campus Expo Band Festival 2010, dan Juara I Festival Band Dinas Pendidikan (SIEDEX) 2010.
Sebagaimana perjalanan manusia, adakalanya mulus namun terkadang harus menuai kerikil juga. Hal ini dialami Rock-X selepas merengkuh Juara 3 Yamaha Asian Beat Indonesia 2010 dalam perform-nya yang berlokasi paling jauh, Jakarta. Ketika itu, band ini sedang mengalami masa transisi akibat pergantian personel. Rosalia, keyboardis Rock-X hengkang dengan motif perbedaan alur pemikiran yang tidak dapat dijelaskan lebih lanjut. “Maaf, ini rahasia intern Rock-X yang tidak dapat diumbar begitu saja,” tegas Rosalia.
Satu bulan Rock-X menggelar audisi untuk mencari keyboardist baru sebelum akhirnya mendapatkan Niko, tidak membuat band dibawah asuhan Joko di Anno Studio tenggelam. Pasalnya, predikat sebagai Band Favorit DetEksi Con Det-con 2k10 langsung dikantonginya setelah prosesi audisi lima murid di padepokan Joko. Rock-X pun eksis kembali dalam berbagai macam perhelatan, Juara 2 Yamaha Campus Expo 2011 dan Juara 2 Unair Management Expo Band Competition 2011. “Keadaan sesulit apapun nggak pernah buat Rock-X menyerah,” tutur Vara Nurfadhilla (Vokalis)
Rock-X, sejatinya ialah “Private Number” yang telah beralih nama. Bagaimana ini dapat terjadi? Mula-mula, masing-masing personel band yang sukses merilis dua lagu, ‘Syair Dari Hati dan Langkahku’, memiliki grup tersendiri. Terlebih Vara yang keluaran SMPN 3 Sidoarjo, sedangkan personel lainnya SMPN 1 Sidoarjo. Kecuali Dimas Reditya (Basis) dan Haryo Widy (Gitaris) yang berada dalam satu naungan band. Beberapa grup band ini, kemudian melakukan fusi manakala Vara, Dimas, Haryo, Alfa Nanda (Gitaris), dan Mirza Rizaldy (Drummer) bersekolah di SMAN 3 Sidoarjo. “Aku, Vara, Haryo, dan Alfa kelas XII. Aldy kelas XI, sedangkan Niko kelas X sebagai pengganti Rosalia, siswi SMAN 1 Sidoarjo kelas XI,” ungkap Dimas.
Band baru yang terinspirasi dari Mr. Big, RATM, Incubus, Casiopea, George Benson, Axl Rose, Steve Vai, Mike Portnoy, dan Tetsuo Sakurai ini selalu mengusung aliran Rock Alternative dalam bermusik. Oleh sebab itulah, diberikan nama Rock-X.
Menurut band ini, rahasia dibalik kesuksesannya sederhana sekali. Ini menjadi kunci bagi band mana saja untuk mendapatkan tiket juara. Berlatih rutin dan menjaga kekompakan. Mengenai kendala, khususnya seputar Detcon, band enam personel ini mengaku kewalahan menyiapkan final. “Soalnya antara semifinal dan final jedanya dekat banget,” keluh Alfa.
Alhasil kendala itu dapat diatasi dengan dukungan dari orangtua, guru, dan X-Rockers (sebutan untuk fans Rock-X). Sehingga, pada malam final itu, Rock-X berhasil membawa pulang uang pendidikan Rp2.000.000,00, trophy , dan souvenir. Uang itu rencananya akan dibagikan ke personel, kru, pelatih, dan sisanya dan sisanya masuk kas Rock-X.

SSCC Pakuwon Sedot Ratusan Kanca Muda

Axis DetEksi-Con 2k11 was opening at 2.00 by Azrul Ananda as Producer Axis DetCon. Before of that, people who supported this competition go up to the stage. There are five Australian delegations of Indonesia, one of them is Greg Moriarty, America Consultant of Surabaya, Tony Costa (Common Wealth Bank President Directur), Simmon Bennek (Common Wealth Life President Director), Joseph Abrahams (ANZ President Director), Lenenie Lethbridge (ANZ Chief Financial), and Surabaya’s Mayor, Mrs. Risma. Some of them showed their gratitude and response. It is also supported by Axis as prime sponsor and Red-A, Biore, Honda, and Polygon.
Opening Axis DetEksi-Con 2k11
Konvensi anak muda terbesar di Indonesia dihelat kembali. Kali ini bertepatan dengan H+1 pasca Peringatan Hari Pahlawan. “Saya berterima kasih kepada segenap sponsor yang menyertai DetCon 2k11. Axis sebagai sponsor utama serta Red-A, Biore, Honda dan Poligon,” papar Azrul mengawali kompetisi yang sudah menginjak tahun ke 9 itu.
Hadir juga perwakilan Australian embassy untuk Indonesia, Greg Moriarty. Beliau yang sesekali mempraktikkan kemampuannya berbahasa Indonesia dan Suroboyo-an mengurai rasa terima kasihnya pada Jawa Pos, sponsor, dan universitas di New Southwales yang membuatnya bisa bertandang ke Indonesia specially Surabaya. “Semua mading di sini baik dan sulit dibeli ,” ungkapnya bangga. Evolusi dari Deteksi Mading yang mengangkat tema movie magic ini juga menjadi cikal bakal kunjungan konsultan Amerika Serikat di Surabaya. Pihaknya menyatakan telah mendukung terselenggarakannya International Education di bulan ini (Det-con). Dalam hal ini Amerika Serikat berharap dapat memberikan informasi pendidikan dan beasiswa untuk Indonesia. Tak ketinggalan Walikota Surabaya, Ibu Risma juga menyambut hangat perhelatan ini. Beliau menilai ruang tempat para jurnalis, fotografer, pelaku Scrapbook dan Mading On The Spot berlaga ini sebagai ruang ekspresi untuk masa depan.
Inilah momen yang paling dinanti. Ketika peluit bergemuruh panjang, tanda telah dibukanya ajang paling bergengsi tertanggal 11 November 2011 pukul 14.00 sampai sepuluh hari ke depan.
Selain lima delegasi Australia yang di bawah pimpinan Jona Guess, tampil juga sebagai pembicara Tony Costa (Common Wealth Bank President Director), Simmon Bennek (Common Wealth Life President Director), Joseph Abrahams (ANZ President Director), Lenenie Lethbridge (ANZ Chief Financial) dan tentunya Produser Axis DetCon, Azrul Ananda. Perlu diketahui Australia merupakan pemasok beasiswa terbesar untuk pendidikan Indonesia. Yaitu berkisar $500.000.000. Hal ini karena melalui kacamata mereka, Indonesia telah menunjukkan kemajuan dan pertumbuhan yang luar biasa tak lepas dari usaha Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meningkatkan standar pendidikan. Untuk itu, Universitas di Australian menjanjikan sebuah homestay bagi jawara DetCon yang hendak menjadi duta terbaik Indonesia di negeri kangguru yang tengah mengembangkan pengajaran jurnalistik sesuai paradigma masyarakat itu.

Kamen Rider dan Robot Jejaki Venue Axis DetEksi

Movie magic is about ghost like pocong, vampire, or enchanter like Gryffindor. That may be so. Then it is not wrong what Andri does. Student who studied at University 17 Agustus Surabaya has used his money to make some unique costume. It is special for DetEksi-Con 2k11. To collect his money, He wasn’t buy any food at university during a month ungrudgingly.
But, how about this? And then what do you think if in this world especially Convention Hall SSCC Pakuwon, robot was walking around us. May be you will look him strange without you know what he mean.
DetEksi-Con 2k11 sudah memasuki hari keempat sejak opening Jum’at 11 November lalu. Tahukah anda? Bahwa semakin hari, pengunjung kian terinterupsi oleh eforia konvensi anak muda terbesar di Indonesia ini. Bukan hanya cewek fashionable atau cowok melting yang bikin mata adem, bukan juga hantu penunggu mading yang berkampanye riuh. Tetapi sesosok kamen rider yang bertandang seorang diri. Andri, mahasiswa Universitas 17 Agustus Surabaya yang tengah menempuh pendidikan semester lima ini, rela merogoh kocek guna membuat beragam kostum spesial untuk DetCon 2k11. Mengapa harus beragam? Menurut penuturan Andri, ia bermaksud meluangkan waktu disela-sela jadwal kuliahnya untuk menghadiri even paling bergengsi ini setiap hari dengan kostum yang berlainan. “Kostum ini harganya Rp500.000,00. Kostum untuk besok, Apollo Geist harganya murah, cuma Rp150.000,00,” celotehnya. Kepada kami penggemar tokoh Harry dalam Serial Harry Potter dan Pirates of Carribean ini tidak mau mengenakan kostum idolanya. Ia tidak ingin disamai di Convention Hall ini.
Sesekali ia tersenyum manyun, menyesali betapa ia telah melewatkan DetCon sewaktu ia masih duduk di bangsku sekolah menengah. “Sekarang saya sudah nggak bisa jadi partisipan DetCon. Jadi cuma bisa ikut memeriahkan saja,” curhatnya. Walaupun ia hanya berkeliling-keliling tanpa bersua, usaha pemuda kelahiran Jogjakarta, 6 Februari 1990 yang berdomisili di Waru ini patut mendapat acungan sepuluh jempol bila perlu. Pasalnya puluhan pasang mata yang berlalu lalang di antara mading-mading sejatinya mencibir. Mereka meliuk-liukkan kelopak matanya dari atas kebawah, tetapi apa yang dilakukan Andri? Ia memandang balik orang-orang itu dengan tatapan mengacuhkan. “Biar mereka geram sendiri, mbak !” tandasnya setengah emosi.
Lain Andri, lain lagi William. Si kepala robot ini, datang kemari bersama teman-teman sejawatnya. What for? Mereka ingin memberi tepuk tangan terpanjang ketika Bapak Chopin Pranata dan Ibu Rutmiyati Liana, gurunya yang menjadi peserta Teacher Competition. LMFAO (nama kepala robot ini, red) permukaannya terbuat dari karton cokelat yang halus. Lalu diberi kesan seolah-olah bermulut dan bermata. Untuk mata, digunakan lampu yang harganya Rp50.000,00/buah. Sementara mulutnya, hanya berupa lubang segiempat berukuran 15cm x 10cm. Tunggu dulu ! Apabila dipakai, bagian mulut ini akan terpasang tepat di depan sepasang mata. Sehingga pemakainya dapat menangkap impuls cahaya di depannya.
Sebagai pelajar yang sedang dalam masa kritis, pelajar SMAK St. Hendrikus ini tanpa segan menilai tipe mading yang dipamerkan. “Untuk 2D dan scrapbook saya kasih nilai 8, 9 untuk 3D, dan 10 untuk mading gerak.”
Menariknya baik Andri maupun William mempunyai opini yang sama seputar DetCon, “Mengandung nilai kreativitas. Makanya perlu diadakan setiap tahun.”, harapnya.

Styrofoam Rambah Pasar Jawa Timur

We see that majority of madding in this venue are made from Styrofoam. Can you estimated, how many leaf Styrofoam that their used. Actually the creative hand can change this base material to be unique creation. But, it is also profit us if we use natural material. Like MA Miftakhul Maarif Probolinggo, Senior High School Barunawati Surabaya, Senior High School Ciputra Surabaya, and Senior High School 1 Bojonegoro.
Permintaan Styrofoam sebagai bahan baku mading melonjak hebat pasca dihelatnya Axis DetEksi-Con 2k11. Bayangkan saja, berapa lembar Styrofoam yang sukses terbeli oleh tokoh kompetisi yang masih menjadi anchor utama even paling bergengsi ini? Berapa banyak pula dari jumlah keseluruhan yang berakhir sebagai residu (barang sisa)? Sebenarnya, tentu bukan perkara mudah memahat bulir-bulir styrofoam ini menjadi aneka pajangan yang menyedot mata pengunjung. Tetapi, melalui sentuhan kanca muda Jawa Timur, “Nothing is Impossible”.
Tak banyak memang, punggawa SMP, SMA, atau sederajad yang mereplika madingnya dari bahan non-styrofoam Tetapi ada. MA Miftakhul Maarif Probolinggo contohnya. Tim mading yang terbiasa menyabet 1st Place di daerahnya sejak tahun 2004 – 2009 itu mendayagunakan bahan alami yang dipungut dari hutan. Bahkan untuk mencarinya, mereka sampai lari tunggang langgang dikejar anjing. “Wong ada yang mudah, lha kok cari yang susah,” kilah sang koordinator, Sofyan menirukan gaya bicara ibunya. Siswa kelas 2 ini sekaligus juga menampik dalih itu, “Kami bukannya mau cari sulit. Cuma ingin beda saja.”
Mading segiempat ini fondasinya dibuat dari triplek kemudian ditaburi pasir dan serbuk hijau hingga setebal 1 cm. “Biar terkesan seperti rumput,” celetuk Sofyan lagi. Sedangkan dindingnya dirancang dari kayu kering dan bunga liar yag membingkai butir-butir kacang kedelai. Ada juga miniatur kapal Pirates of Carribean dari pelepah pohon pisang yang saling direkatkan. Serta kayu yang dipotong-potong sedemikian rupa hingga dihasilkan bentuk gedung-gedung kecil yang Epic banget! “Kami hanya menggunakan 20% styrofoam untuk membuat si-Det,” ungkap Rudi.
Keunikan lain digagas oleh SMA Barunawati Surabaya. Madingnya yang dijaga oleh sepasang pocong usang ini dirilis dari bongkahan kayu yang menebar bau semerbak. Baru identitas alias nama besar sekolahnya dibuat dari huruf Styrofoam.Sementara untuk 3D, lebih banyak menggunakan pasir karena menggunakan konsep enam makam keramat, juga plastik kresek untuk keluarga jelangkung.
Tidak kurang inovatifnya dengan SMA Ciputra. Karya no 098 ini tidak tanggung-tanggung menggunakan perkakas pecah belah. Seperti piring, cangkir, dan teko yang ditata dalam ruang mini dari triplek itu. “Ini fungsinya untuk tempat artikel, ya semacam pigora gitu. Sebagai pengamannya supaya nggak kesentuh-sentuh, kami lapisi dengan plastik transparan,” jelas Emil, siswi yang kebetulan berjaga.
SMAN 1 Bojonegoro lebih brilian lagi. Tim ulungnya secuilpun tak memakai unsur styrofoam. Mading tiga dimensi ini dirupakan sebuah sumur lengkap dengan katrol yang berada dalam suatu bilik triplek.
Argumen juga datang dari Bapak Wisnu, "Untuk ajang mading mestinya mengarah pada green environment. Apalagi menggunakan bahan kimia seperti styrofoam. Bila perlu memanfaatkan sampah agar lebih inovatif."
Nah, begitu banyak langkah yang dapat mereka tempuh untuk memperkecil angka penggunaan Styrofoam bagi karya mereka. Lebih ramah lingkungan, dan lebih menghemat kocek juga.

Detudio Beberkan Rekayasa Movie Magic

What do you think about movie magic ? What do you do when watch movie magic? Then, do you believe directly? Did you know that movie which you have watched up till now has process engineering? Here, you can check in out.
Detudio is Senior High School 5 Petra Surabaya’s 3D madding. By this madding, its composer will show you process engineering in movie magic. Don’t worry, if you can’t catch it just by read, Juvensius (superior editor movie) has prepared monitor so you can watch how can it be. It is amazing, is it?
Apa yang terlintas dibenak anda ketika DetEksi Con mengusung tema movie magic? Harry Potter ala dunia sihir kah? Atau Narnia, Avatar, dan Titanic seperti pemikiran orang kebanyakan? Tetapi tidak demikian halnya dengan penggagas ide kreatif Juvensius Juwono Effendy. Editor ulung asal SMA Petra 5 Surabaya ini bermaksud mengakhiri bagaimana rekayasa movie magic telah memperdaya penikmat film sekelas Harry Potter.
“Terus terang kami bingung. Tema ini memang mudah, tetapi kami mau member kesan ‘wah’,” ungkap Juvensius kritis. Alhasil melalui koordinatornya, Rio dan Della, Juvensius mencetuskan konsep untuk Indonesia’s Youth Convention spesialis mading 3D. Sebut saja Detudio. Mading yang menelan budget berkisar Rp2.000.000,00 ini didesign seperti bongkahan batu besar pada sisi vertikalnya. Sementara pada permukaannya, lebih mirip taman kota. Miniatur ini bisa dibongkar pasang. Mengingat sebuah laptop yang disemayamkan pada sebuah rongga yang melengkapinya. Laptop ini dioperasikan tidak dengan touchpad, karena tuts keyboardnya saja ditutupi dengan model hamparan rumput. Melainkan numeric key yang difungsikan untuk enter, down, up, right, dan left dengan menghubungkannya ke connector laptop melalui seutas kabel. Sangat unik bukan?
Pada layar laptop ini, akan diputarkan film orsinil yang merupakan aplikasi dari artikel-artikel mereka. “Biasanya kan pengunjung malas baca artikel? Selain itu penyampaian informasi secara visual tentu lebih mengena,” tutur Juvensius lagi. Seperti efek api yang memancar dari telapak tangan dan screen yang dipadukan dengan warna sama pada baju untuk membuat manusia seolah-olah mengawang. Menurut Juvensius, hal ini biasa terjadi manakala editor ingin meng-cut screen. Secara otomatis, apabila warna baju dan warna screen sama, keduanya akan ikut dalam proses peng-cut-an. “Lebih aman pakai screen hijau, karena degradasinya jauh dari warna kulit,” beber siswa yang baru awal kali berkutat di even Deteksi itu.
Mengenai kesulitan menggarap Detudio, Rio berkilah, "Dari konsep sampai finishing kami menghabiskan waktu saru setengah bulan. Malah, sehari sebelum pengumpulan belum kelar. Jadi, tanggal 7 kami mengerjakannya sampai larut malam, ditambah pagi sebelum pengumuman kami masih memberi pembenahan kecil."

Main Stage Terbakar, Rock-X Pastikan PTC Runtuh

DetEksi Con will end 3 days later. Visitor more and more. They are teenagers like SNSD and old people, but also local ghost. They are as interest as si-Det to made photo together. Like Andini, kuntilanak from Senior High School 1 Gresik was made photo when she just walked at entrance. While funky nurse who has name Santi caught by camera in front of Senior High School Mimi. It is different with Tera. Exactly, She took photo beside their (Tera and her friends, red) madding’s keeper, pocong.
Jelang detik-detik berakhirnya DetEksi Competition 2k11 populasi pengunjung semakin membuncah. Awalnya dari kalangan mirip SNSD, manusia yang sudah punya umur, hingga hantu lokal yang bangkit dari kubangannya turut membanjiri venue even remaja paling bergengsi ini.
Tidak kalah eksisnya dengan si-Det, makhluk dunia lain ini pun juga menerima banyak permintaan sebagai bintang model gadungan. Setidaknya, ada lebih dari sebelas jepret foto mengabadikan actionnya sebelum ia berkoar di tiap sisi Convention Hall ini.
Andini, kuntilanak SMAN 1 Gresik ini mengaku belum sempat menilik ke area tempat mading dipamerkan. Pasalnya ketika ia menjamah pintu masuk, tiba-tiba saja segerombolan bocah imut yang tadinya merajuk pada setiap pendatang agar mau menukarkan tiketnya dengan souvenir sontak menghentikan aksinya. “Jarang-jarang, dapat kesempatan foto bareng setan narsis begini,” gumam ¬¬¬¬Regina, siswi SMA Margie Surabaya
Santi mungkin boleh dikata sedikit beruntung. Penampilannya ala suster ngesot gaul ini baru tertangkap kamera di depan mading 3D nomor 104. “Ini sudah fotoku yang ketiga sejak jam 1 tadi. Pengunjung maunya pakai mading SMA Mimi Surabaya sebagai latar belakangnya. Ehm…tapi memang bagus sih,” ungkapnya manggut-manggut.
Lain lagi dengan Tera. Si manis ini malah menggelar ritual pose bersama patung pocong yang berjaga di depan base campnya, mading SMA Barunawati. “Liat deh, pupil kecilku. Berani, nggak? Ini mirip Belda IMB loh?” tantangnya pada jurnalis SMAN I Sidoarjo.
Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Itulah ungkapan yang tepat bagi hantu lokal yang dengan gigih dan berani malu bertandang ke PTC untuk mengampanyekan kompetisi yang mereka ikuti di konvensi ini. “Mengumpulkan vote sebanyak-banyaknya sambil merintis kepopuleran.”

Kamis, 01 Desember 2011

Ceritaku di XI IPA 1

Sungguh demikian berbeda ketika delapan belas bulan sebelum aku menulis artikel ini. Aku berada diantara orang-orang hebat yang sangat bergelanyut manja mengisi detik dalam hariku. Meski awal kali terasa tak berbeda. Malu-malu. Diam-diam. Lama-lama berani malu. 6,5 jam setiap harinya. Sampai aku merasa menjadi manusia sosial seutuhnya. Tertawa lepas, walau pada keadaan tertentu pura-pura. Akhirnya kudapatkan yang sempurna, sesempurna XI IPA 1. Ketika aku tak pernah lagi merasa terabaikan. Ketika sosialisasi mulai terbina. Ketika kalian saling berempati. Dan ketika kalian menggandengku untuk jadi yang lebih baik lagi. Kurasa aku ingin dua tahun ini menjadi lebih lama, karena aku ingin selalu bersama kalian. Dan seandainya nanti, kutemui orang-orang baru di ranahku, akan kuceritakan tentang kalian, tentang betapa hebat kalian membangun duniaku yang sunyi menjadi retorika.
Kalian, Teeneigher (Ten Eight Member) dan Populer (Populasi Sebelas IPA Satu) teman-temanku yang pertama, yang memberikan arti sesungguhnya. Jadi, memang benar kata orang, SMA ku masa terindah dari 16 tahun hidupku. Bersama kalian, rasanya tugas sebanyak apapun akan membuatku sepuluh kali mengkalkulasi untuk mengeluh. I LOVE YOU ALL.

It's All About You

Ketika rasa berlabuh pada satu hati, sejatinya ia tak tahu untuk siapa ia akan memilih. Maka beruntungnya kamu, hanya terpaut pada satu hati, dan terpaut selama waktu yang kamu bisa. Kamu perjuangkan itu, meskipun berlinangan air mata. Meskipun kamu tak hanya punya satu, tak hanya punya yang itu, dan kamu mengetahuinya. Tetapi kamu hanya membayarnya dengan senyum sebagai penghargaan bagi gadis dan belia yang mengosongkan ruang hidupnya untuk kamu isi. Hanya demi yang seorang yang kamu pilih itu, yang entah ia akan tetap tertahan padamu apa tidak. Sayang, itu bukan aku. Padahal disini aku ada untukmu. Terus berharap, kamu melihat duniaku yang hanya secuil dari ruam nafasmu. Terus, terus, dan terus berharap walau ini sekedar harapan bodoh.
“You take my breath away with everything you say, and i just wanna be with you,” I said.
Then you replied, “So girl let's write a fairytale and show 'um how we feel. Cause I know you said believe in love.”
Pada suatu malam, ketika aku benar-benar tak ingin lagi tergantung padamu. Tepatnya, gamang karena aku sadar bahwa cepat atau lambat ini akan menjadi kelabu. Ketika aku mengenyahkan betapa aku pernah demikian menyukaimu. Dengan setengah hati, aku berani bersua,
“I never understood you when you'd say. Wanted me to meet you halfway.”
But, you always make a reason so that I never can do anything, “You kept thinking you were coming up short. It's funny how things change cause now I see.”
“It's supposed to be some give and take I know. But you're only taking and not giving anymore,” I said.
“So crazy is this thing we call love. And now that we've got it we just can't give up.”
“So must I'm reaching out for you?”
“Ya, cuz When I wanna talk you say to me. That if it's meant to be it will be.”
Akhirnya hari ini, untuk yang kesekian kalinya, kudengar bisik lirihmu, agar aku tetap padamu. “Felt like I was doing my a part, Love you…., My Lifesaver. I’ll never let you go. Cuz I safe you in my Bieber Fever,” Justin had promised. “So what do I do. Cause I still love you,” Intan said lastly.
Apa, sih ?????

Imagined By: D-va

Jumat, 26 Agustus 2011

Brrrrr.......Hidup ala Coca-Cola

Kikuk nggak sih dengan Title artikel ini ??? Well, anybody never drink Coca-Cola ?? Pasti nobody. So, I can infer that everybody ever taste Sulfuric Acid. Ihh...wow !!! Amazing.


Baca terus kelanjutannya, untuk mengulik bagaimana Softdrink menggerogoti umur anda. Research ITB, menguraikan PH meter untuk mengukur derajad keasaman minuman tersebut. Hasilnya diperoleh, PH Coca-Cola 2,3 , PH Fanta 3,4 , PH Ades 7,8 , PH asam lambung 3,5 , PH Asam sulfat 6,9. Padahal PH normal yang relatif aman untuk tubuh kita 7. Fakta PH softdrink yang demikian rendahnya bahkan lebih rendah dari PH asam lambung dan PH air aki (Asam sulfat = H2SO4) sekalian sebagai testimoni bahwa mengkonsumsi softdrink lebih parah daripada menegak Asam sulfat.
Kinerja Softdrink dalam tubuh kita yaitu melarutkan kalsium yang terdapat dalam Tulang dan gigi. Akibatnya, kalsium akan larut dalam darah, terbawa ke ginjal, dan mengendap disana. Selanjutnya, ginjal tidak bisa melaksanakan fungsinya seperti menyaring darah, akibatnya metabolisme terhambat. Lebih parah dari itu, sepeninggal ginjal, tulang dan gigi menjadi keropos. Padahal seperti yang kita tahu, Tubuh kita akan rehat dalam menumbuhkan tulang pada usia kisaran 30 tahun. Nggak mau kan Tulang dan gigi keropos dini ???? Apalagi Tulang dan Gigi merupakan organ manusia yang tetap utuh selama bertahun-tahun setelah raga manusia tanpa nyawa.
Tahukah anda ?
Coca-Cola = produk USA
Produk USA = Dana untuk Israel
Dana untuk Israel = butir-butir peluru yang bersarang didada mujahid palestina
Silogisme, 1 botol Coca-Cola = 1 butir-butir peluru yang mengoyak jasad para mujahid palestina
Sedikit Experimen kecil yang menghebohkan:
1. Selama semalam, rendam sepotong daging kedalam sepotong coca-cola. Keesokan harinya daging tersebut akan rusak dan hancur. Bayangkan kalau daging tersebut merupakan cuilan dari daging manusia !
2. Jika selama ini anda membuang gigi anda yang tanggal di atap rumah, cobalah kebiasaan baru untuk menyukseskan experimen ini. Semayamkan gigi tersebut pada sebotol coca-cola selama 10 hari saja. Jangan kanget, pada hari ke 11 anda tidak akan menemuka gigi tersebut berada disana.
Tetapi jangan berhenti berlangganan coca-cola di supermarket kesayangan anda. Tetap gunakan coca-cola untuk membersihkan toilet/ WC, kaca mobil, porselen. Kan keren tuh...(Elite Mode On).


PROBLEMATIKA

Awal hidupku yang panjang, dalam pecahan-pecahan angan berserakan di hadapanku. Terkudratkan berbagai masalah yang terus berpangkat, hingga variabel pikiran penuh sesak dalam otakku. Pelik yang silih berganti. Berputar-putar menjadi angka radian yang terus menghitung keliling ketegaranku. Akhirnya, bilangan aljabar pun terukir sebagai pusing yang kurasa dalam syaraf. Yang menginterupsi fungsi akalku
Tak satupun silogisme kudapatkan, seperti garis bagi diantara akar dan bilangan. Ya, aku terjebak modus dilema. Dimana aku hanyalah sebuah median yang berdiri tegak namun tengah terhimpit banyak datum bertaring. Tapi tak pernah mengerti untuk quartil, desil, atau persentil mana aku memilih.
Satu banding seribu peluang untukku, keluar dari pekatnya kalbu. Dan kucoba berlari, berlari demikian jauhnya. Namun, setelah aku tahu bahwa medan ini hanya luas alas hampa, sejengkal kakiku terhuyung, Aku pun tersudut.
Ku terduduk di atas bangun datar. Memfokuskan pikiran tapi kutertunduk. Merasakan deguban jatungku yang meronta, disetiap helaan nafasku. Lalu hati bersua. Perlahan seakan menuntunku. Sadarkan diriku pada kenyataan akan takutku pada kematian.
Ketahuilah, Hidup ini bukanlah persamaan garis yang akan selalu sejajar ataupun tegak lurus. Karena adakalanya semua akan terjatuh bahkan binasa. Kerena itu tertahan dibidang ini bukanlah yang terbaik untukku.
Kusadari hati ini telah rapuh. Retak terbagi menjadi Triple Phytagoras. Ingin untuk paham, namun terlalu rumit Statistika hidup ini. Dan jadikan PROBLEM dalam arti PROBLEMATIKA.

AKHIR DARI SAMA DENGAN

Angka yang menakjubkan dari 1 hingga 10
Didampingi bilangan yang selalu setia menemanimu
Desimal tak pernah jauh dari sebuah koma
Aljabar.....kau sangat memukau dalam bernas mataku
Beribu himpunan tak ternilai kata
Fungsi tak selalu temaninya
Dalam setiap tekukan bidang datar
Geometri seakan selalu melengkapinya
Kesebangunan membawa perubahan
Dalam kogruen yang tak terhingga
Setiap aritmatika yang bercitra
Menghelat eforia pada setiap langkah perpangkatan
Kenangan rumit dalam Phytagoras
Mengingatkan setiap pohon faktor yang tumbuh
Dalam lingkup SPLDV yang menyempurnakan
Dan dalam setiap deret yang terjadi
Urutan kunci kata balok
Terhampar dalam ribuan kilometer
Di dalam kamus metematika
Sama dengan selalu mengakirimu ....

Rabu, 24 Agustus 2011

GELAR SENI SMANISDA was Epic

Ada yang menarik di Bulan Mei 2011 ini. Yupz, Sebuah Even tahunan paling dinanti akhirnya dihelat secara meriah, GSS alias Gelar Seni Smanisada pada Sabtu 7 Mei 2011. Even yang bertajuk “Proud to be Indonesian Party” ini sukses membuat Smanisda bersuka ria.
Serangkaian persiapan menjelang GSS dilakukan secara total, tidak hanya oleh para crew GSS tapi juga oleh warga Smanisda. Bagaimana tidak, GSS kali ini tak hanya sekedar pensi (pentas seni) biasa pasalnya juga menyertakan lomba bazar makanan tradisional Indonesia. Dan yang terpenting, puncak penobatan Putra Putri Smanisda (PPS), serta penyerahan hadiah kepada para pemenang REGIONS.
Sejak pagi eforia sudah mulai terasa, seluruh siswa dan guru yang wajib mengenakan dress code red & white mulai bersiap di altar Smanisda. Moment ini memang benar-benar dimanfaatkan untuk sejenak melupakan remidi dan tugas yang membuat mata kesemutan, itung-itung cuci otak. Sebagai salah satu ajang untuk membuktikan kelas-kelas yang mengaku elemennya kompak, GSS kali ini di rancang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang selalu mendatang guest star. Kali ini seluruh pengisi acara dipercayakan kepada siswa-siswi Smanisda sendiri dengan menampailkan bakat-bakat unik murid Smanisda, mulai dari formasi paskibra Smanisda, modern dance, tari tradisional, paduan suara, karawitan, teater, hingga band-band yang membuat suasana semakin bersemarak.
Penonton semakin bersorak, ketika PPS menunjukkan kelihaian skill mereka. Ada yang English Speech, News Reader 4 languages (Indonesia, English, Japan, Java), Modelling, Pianis, Singing, Pidato bahasa jawa, dan masih banyak lagi. Setibanya di pengujung acara, penonton dihibur oleh Primadona smanisda. Bu Lulus, Bu Ayyami, Pak Wid sebagai vokalis handal unjuk kebolehan siang yang terik itu. Nyatanya semua siswa terkesima sampai maju ke mulut panggung. Bak sebuah konser musik penyanyi papan atas, semua ikut terhanyut oleh lantunan lagu dengan berjoget, jingkrak-jingkrak dan ikut berdendang.
Terlepas dari kesuksesan yang dituai, banyak komentar berdatangan. Mula-mula dari X8, Fauqi Amalia yang berhasil kami kutip pernyataannya “GSS kemarin boleh dikata sukses. Tak ada band bintang tamu, guru-guru pun jadi. Ehm...next year lebih seru ya ! Chayo dech buat SMANISDA.” Kemudian Shika, mewakili pihak panitia mengaku tak menyangka acaranya bakal sesukses ini. Mengingat para pembina OSIS menyangsikan OSIS angkatan ini dapat menyelenggarakan REGION dan GSS 2K11. Tapi OSIS berhasil menorehkan bukti bahwa mereka memiliki kemampuan meskipun mengalami krisis pendanaan. Bahkan jika ditilik dari tahun lalu, panggung yang heboh ini dapat menyabet animo siswa dan guru yang heboh. Terlepas dari itu, nyanyian guru di panggung dan bazar siswa yang bisa dikatakan EXTRAORDINARY. Tetapi, sukses REGION tahun ini sekaligus menantang OSIS untuk menjaga solidaritas agar kekurangan.
Komentar-komentar yang semuannya menyatakan two thumbs up buat GSS ini juga dibarengi dengan banyaknya kritik dan saran yang diharapkan bisa menjadikan GSS berikutnya bisa menjadi lebih maksimal lagi. Salah satunya datang Icha, siswi XI-IA 7 ini merasa terkesan dengan GSS yang berlangsung bagus dari awal sampai akhir. “SumpahH, Perfect banget !” Tetapi dia menyayangkan karena GSS kurang memikat sponsor. Sehingga hanya mengandalkan uang siswa yang ujung-ujungnya dirasa “kurang enak”. Ketua PMR ini tanpa malu-malu juga mengutarakan setitik harapannya “GSS tahun depan nggak ngeberat’in siswa, banyak sponsor yang masuk, plus ada guest star nya. Dan semoga banyak alumni Smanis yang jadi artis, ntar ngundang mereka jadi Guest Star kan lumayan. Pihak sekolah juga pasti mengijinkan akan hal itu,” kilahnya. Lain Icha, lain lagi Asri (X2) yang cenderung tertarik pada design panggung yang unik. Namun, tidak dibarengi dengan sound system yang cukup baik. Dia berharap untuk pagelaran tahun depan, perbaikan sarpras (sound system) dan jadwal yang konsisten.
Well, good job deh buat OSIS dan warga Smanisda untuk penyelenggaraan GSS tahun ini. Semoga GSS selanjutnya akan menjadi jauh lebih keren, seru, dan tak terlupakan pastinya.

MATA NAJWA

Sejatinya Indonesia termasuk jajaran negara yang aktif melakukan kegiatan ekonomi lintas negara bahkan benua. Demikian aktifnya, sampai terlalu dini bagi negara adidaya untuk melakukan hal yang sama. Anda tahu apa itu ??? Yups...Ekspor manusia dan Trafficking (perdagangan manusia). Hebat bukan ? Ini trade model terbaru. Jika umumnya berupa barang, sekarang sudah berupa manusia. Mungkinkah ini imbas dari Globalisasi ?????? Saya jadi membayangkan lebih parah dari itu. Ekspor daging manusia 2 tahun mendatang. Ohh tidak. Ini terlalu sadis.
Pernahkan anda berpikir, bagaimana jika yang diekspor itu manusia kelas koruptor ?? Pasti harga jualnya lebih mahal kan ? Kalau TKI saja dapat menjadi pahlawan devisa, sudah barang tentu koruptor itu akan menjadi guru besar devisa yang mengangkat perekonomian negara kita. Biar saja koruptor beronar disana, dipancung baru tau rasa. Ya lumayan lah...dengan migrasi koruptor setidaknya Tikus yang dipelihara presiden di Istana Negara jadi berkurang.
Asal anda tau ya, Tikus itu diam-diam menggerogoti financial sebagai fondasi negara kita. Bila ia sudah kenyang, ia akan merantau. Negara yang paling sering dijamah manusia separuh bukan manusia ini, SINGAPURA. Seandainya Singapura bisa berkata, may be It wanna to say like that “Ayo... Indonesia lahirkan lebih banyak lagi koruptor, aku akan bersedia menampungnya. Karena setiap dari mereka yang kabur kemari, maka dollar ku kian bercucuran. Toh...suatu saat mereka pasti tercekal kan ? Dan aku akan jadi semakin kaya. HHHHHHHHHHHH”
Yang lebih menggelitik lagi, Demokrasi sudah menjadi Demo-Crazy.

Selasa, 23 Agustus 2011

I LOVE YOU, DAD !

I remember when I still be child, you hug and coddle me
How a wonderful it was, make me bounce up
In your side I’m in humming, warm breath cold your smell
You told all your dream and wishes

You wanna I’m be the best for you
To obey your ask, to avoid temptation
Which might be I do during I get up to mature
Don’t let it make me handcuff fall and trampled

God, help me. To convey a million of my love to him
I promise continuely to not ignore his ask
Dad, Listen that How i really love you
I wanna proof that I’m able to fulfill your wish

If this second will occur again
I miss condition to washing my soul
To make me happy which thirsty of your love
To make everything that ever pass be real

Endless Love of X8

11 Juli 2011, Awal yang baru untuk semua yang akan diperbarui. Ya, apa saja. Semangat baru, tahun ajaran baru bahkan kelas dan teman-teman yang akan baru. Oh...ternyata tidak. Hari ini, X8 masih disandang, dan percampuran 2 aliran pun terjadi IPA dan IPS tak ada bedanya. Tak ada yang berubah. Pojok kiri belakang ‘Dota’, pojok kanan depan Hey!Say!Jump!. Semua terkesan seolah tidak akan terjadi apa-apa.
“Ayo...buruan kekantin. Tak traktir,” teriak Annisa dari ambang pintu.
Semua mata tertuju padanya. Seusai ngantin bareng, kita sempatkan action bareng dengan background depan kelas tercinta. Memang tanpa formasi yang tepat dan agak berjubel juga, beberapa foto berhasil dijepret. Anak kelas tetangga yang mengambil alih cameraman. Kurang puas, kita bermigrasi didepan kelas aquarium. Rasanya malu-malu’in sih, sampai-sampai adik kelas ngrumbul+mlongo ngliat’in kita yang nggak modis blass.
“Ini untuk terakhir kalinya kita makan bareng, dan mencetak selembar foto. Besok, setelah pembagian kelas, belum tentu kita bisa seperti ini lagi,” desisi hati kecilku.
Tapi sampai sesiang ini pun, belum ada tanda-tanda akan diumumkannya pembagian kelas untuk kelas sebelas. Jadi setidak-tidaknya besok masih bisa sama-sama lagi.
Hal ini pun berlangsung sampai hari kedua, 12 Juli 2011. Padahal hari itu, X8 kita sulapan cibuk atau yang belakangan berganti nama menjadi teeneiger genap berusia 1 tahun. Kayaknya, banyak yang lupa kalender, nih !
“nonton insidious yuks !” pinta rafinda.
Setelah perangkat laptop, LCD disiapkan, filpun diputar tanpa bantuan speaker. Karena pinjam kekelas lain juga nggak ada yang punya. Baru 30 menit kita duasi terlewatkan, beberapa dari kita mulai beranjak. Ada yang perform untuk demo ekskul, ada juga yang cuma liat dan meriuhkan suasana. Insidious kita pause dulu. Selanjutnya kita ngantre dimulut aula sampai the last performance, Gita Smanisda Choir.
11.45 dihari yang sama, Nobar kita lanjut lagi sampai resolution film.
“Healla, endingnya koq GJ,” celu Dina kecewa.
Beberapa menit kemudian, Cicil dan Novy berteriak menghampiriku didepan Perpustakaan.
“Intaaaaan, kamu masuk IPA-1...!” kata mereka hampir bersamaan.
“Alhamdulillah,” ucapku lirih. Selama ini aku memang mengelukan bisa masuk XI IPA 1, ya paling nggak pasti ada bedanya XI IPA 1 dengan XI IPA lainnya walaupun kali ini menggunakan sistem acak, bukan pagu paralel.
“Kalian kelas berapa ?” tanyaku berharap mereka pun sekelas denganku.
“Kamu sekelas sama Wulan. Aku XI IPA 2, dan Cicil XI IPA 3,” jawab Novy memelukku.
“Ya tuhan, aku beneran kehilangan 1 lagi teman terbaikku setelah Arofah,” pikirku.
Kutengok papan pengumuman didepan ruang guru. Ada 1,2,3....ya 9 kertas tertempel disana. Setelah kulansir satu diantaranya. Namaku memang ada dikertas terkanan nomor lajur ke 16. Itu berarti aku memang benar di XI IPA 1. Kemudian kulanjutkan membaca 1 persatu nama yang akan menjadi temanku.
“Wuihhh....beberapa diantaranya dikenal sebagai anak yang ber-intelegent.”
Tapi beneran loh,,, aku buingung banget.
“Kamu itu ya apa sih, berharap XI IPA 1. Sekarang masuk IPA 1 malah gundah, ragu gimana gitu...” batinku tak berhenti menyalahkan.
Jujur aku nggak siap kehilangan X8, begitupun dengan teman-temanku STM, MAN, SMA, dan SMK, julukan deretan kami.
Esok hari, kita berkumpul kembali. Sekedar meletakkan tas, tapi bukan di X8, tapi dikelas aquarium. Kerena semuan ruang kelas X digunakan untuk tes acceleration oleh kelas X yang baru. Jadi, nobar kemarin boleh jadi terakhir kali kami menginjakkan kaki disana. Karena kelasku nantinya dibagian depan, dan tak satupun diantara kita yang masuk XI IPA 6, nama baru ruang kelas X8.
“Ketua kelas XI, dan XII silakan mengambil jadwal dimaket,” kata pengisi suara pengumuman itu.
Dan inilah akhir perjalanan X8, kita mulai berpisah dan menuju kelas masing-masing. Tempat belajar kita sudah berbeda, akan kita jumpai kawan baru, dan suasana baru walaupun bukan ala X8. Akupun juga tak akan bisa lagi meulis cerita-cerita tentang kalian. Karena aku disini dan kalian disana. Tak akan lagi kata “X8” dan nama-nama penghuninya dilembar-lembar part berikutnya, semua mungkin akan tergantikan oleh XI IPA 1 dengan beberapa nama baru.
Hari itu juga, begitu jadwal pelajaran dibagikan ada pelajaran rupanya. Sepi, bueda benget sama aura kelasku dulu. Clometan ketika guru menerangkan, tapi diam ketika ditanya. Yang ini lain, malah kebalikannya. Uhmmmm, diakhir part ini aku cuma ingin mengatakan sepatah kata saja “I WANNA BACK TO TEN EIGHT”

HILITE NEWS READER CONTEST

2 Maret 2011
Terlalu pagi kubuka hari ini. Sungguh mengginggil ku merambah air wudlu. Kubuka lemari, dan kutarik beberapa helai seragam harianku. ”Astaga !” Aku segera ingat. Hari ini takkan sampai kakiku di SMANISDA. Agendaku bertandang ke UNAIR bersama Via, Ariska, dan Ully untuk turut menanggalkan nama sebagai peserta HILITE News Reader CONTEST.
Jalanan masih sepi, ketika ku dengan high speed meluncur ke tengah kota menuju Stasiun Sidoarjo. Rupanya, sepagi ini segelintir orang sudah memadati areal loket. Tetapi tak kujumpai 1 pun kroniku bersiaga disana. Aku sedikit tak percaya diri. Takut kalau-kalau salah stasiun. Jari-jemariku mulai menggerayangi tuts-tuts ponsel. “Hallo, Tan ! Kamu sudah dimana ?” katanya dari seberang. Berkisar 10-15 menit kemudian, kucium tangan Bapakku. “Assalamu’alaikum.” kataku tiba-tiba. Dan Bapakku menjawab lirih “Wa’alaikum salam.”
Komuter yang dinantikan datang dari selatan, membukakan pintu untuk penumpang yang seraya menyerbunya. Kulepaskan sebuah sandaran tasku dan kupalingkan kedepan. “Fuck !” kataku dalam hati. Bangku panjang sudah penuh, dan tak tersisa 1 peganganpun. Sesekali aku terdorong kedepan. Dan beberapa lelaki setengah baya mulai beranjak dari tempat duduknya, lalu menghempaskan sepatunya diatas kakiku. “Aw..” aku berseru kecil. Tetapi orang itu tak sedikitpun berniat meminta maaf padaku. Segera aku ingat. Bahwa kubertanggungjawab atas tas yang kubawa kini. Kurenggangkan jariku, kudekap erat-erat dengan kedua belah tanganku. Dan orang itupun melangkah kian maju. Seklebatan mataku menangkap pemandangan yang begitu tak asing. Ya, kereta ini tengah melintas didepan SMANISDA. Sudahkah teman sekelasku memenuhi bangku X8 ?
1,2,3,....10 palang kereta yang dilampaui oleh kereta ini. Dengan beberapa pasang mata yang memadati kedua sisi palangnya. Beberapa kali kereta ini menghampiri calon penumpang di beberapa stasiun lintas kota. Dan kenampakan ini yang mengganggu. Ternyata, kereta ini berada dibalik pemukiman kumuh nan padat penduduk dan tak terjamah manusia berdasi. Aku tak berlama-lama memang menyaksikannya. Tiba-tiba seorang bocah lelaki berseragam merah-putih melangkah seribu kaki mengejar kereta yang melaju kian lambat dan akhirnya benar-benar berhenti.
Ya, Allah ! Hidup ku jauh beruntung. Di usiaku yang masih mengisi bangku SMA ini, seringkali aku merengek-rengek pada Bapakku untuk mengatarku kesekolah bila jalanan sudah ramai. Tak perlu berlari-lari seperti itu apalagi mengejar yang bukan tandingannya.
1 jam dalam gerbong ini, ku telah mempelajari makna hidup. Memang aku hanya bisa meliuk-liukkan kelopak mataku ditengah kesesakan ini. Tak bisa seperti orang Jepang yang sambil membaca buku. 2 belia disamping kiriku tiba-tiba bangkit dari duduknya. Rupanya mereka mempersilakan seorang tua untuk menghempaskan pantatnya dan menyandarkan punggung di bangku kereta. Lewat Stasiun Wonokromo, bangku kereta mulai renggang dan ini giliran aku, Via, dan Ully yang menikmati kenyamanan bangku itu. Malangnya, kereta itu bak sekejap berhenti didepan lajur-lajur stasiun Gubeng. Dan kami pun dengan hati-hati turun dari kereta.
Sepeninggal Stasiun ini, kami harus berjalan kaki kira-kira 500 meter untuk sampai diujung jalan karena ini pun bukan jalur angkutan umum. Dari ujung jalan itu, kami kiranya perlu menghitung berapa panjang RSU Dr. Soetomo dengan langkah kami. Rupanya, UNAIR itu bersembunyi disebelahnya yang hanya bersekat dengan sebuah jalan besar.
Inilah calon kampusku nanti. Mungkin sekarang ini aku merasa asing. Tetapi tidak untuk 2 tahun kedepan. Karena ini tempat belajarku selepas SMAN 1 SIDOARJO. Pertamanya kami menuju rumah Allah. Memanjatkan Ridho dan berharap kelancaran untuk hari ini. Setelah registrasi, kami menuju kantin FISIP. Alangkah terkejutnya, begitu mata ini menangkap puing-puing kayu tercecer disana. Bangunannya terlihat jauh lebih menyeramkan dari rumah Moza. 50% terlihat membekas sebuah kebakaran hebat. Jendelanya nyaris mengarang, sementara atapnya mengelupas hitam.
Pukul 08.00 kami sudah berada di ruang aula kembali. Sempat teringat, mungkinkah X8 sedang bergelut dengan asyiknya kimia bersama Bu Fin ? atau tertawa geli mendengarkan Bu Ruci yang super nggemesin itu. Aku semakin tak rela saja. Balaukah, 100rb sudah terlanjur melayang demi mencicipi UNAIR tanggal ini.
Singkatnya, dewan juri menempat namaku pada urutan ke-20 di daftar nilainya. Itu berarti aku kehilangan kesempatan untuk berlaga lagi di Babak Semi Final yang hanya menampung 15 orang saja. Tak ubahnya dengan Via, Ully, dan Riska. Mas Aziz, Precident of Efos yang mendampingi kami terlihat kecewa. Tak biasanya, SMANISDA gugur sebelum semifinal. Biasanya, dalam sekali bergelut, 2-3 piala pun berhasil diboyong.
Jalan kaki lagi. Begitulah nasib kami ketika itu. Ditengah panas matahari yang menjilat-jilat, rasanya kita tak sanggup jalan ke Stasiun Gubeng. Dasar anak Nyleneh, adat lama “NGAKAK GJ” nggak ketinggalan. Tetapi, betapapun canda kami, itu nggak berasa karena X8 jauh lebih heboh dalam hal tawa. Itu yang nggak pernah tergantikan oleh apapun juga.

SISWA KELUHKAN HARGA KALENDER

Merasa tidak puas dengan lay out kalender, siswa enggan merogoh kocek untuk membayar kelender sekolah yang dirasa terlampau mahal tersebut. Mereka nyaris mengembalikan kalender tersebut setelah sebelumnya sempat “ketawa cengingisan” karena tampangnya ngeksis bak model pendatang baru.
“yyah, tak kira libur ternyata pengumumane koq mbayar kalender,” celetuk seorang anak di suatu kelas.
“ehh, coba liat, sejak kapan Januari cuma 30 hari. Wahh, sing nggawe SOTOY,” yang lain ikut menimpali.
Celotehan itu wajar saja, namanya juga anak SMA. Nggak akan mau uang jajannya berkurang karena kalender yang nggak kece blass itu. Terus pihak sekolah gimana lho,? Nggak mungkin kalender yang sudah layak publikasi itu dipulangkan ke percetakan,? Yang mungkin, mau nggak mau kalender itu ujung-ujungnya bakal nimbruk di rumah warga smanisda. Nah, loh !
Ya, lumayan lah !! itung-itung majang fotonya orang bule bareng Pak Ponadi dan Pak Eko. Itu kebanggaan tersendiri kan ? ih, LEBAY.. .. bt, bukan lebay atau gimana-gimana sich ! siapa coba yang nggak seneng kalau sekolahnya ber-partner sama sekolah luar negeri ??? belum tentu sekolah lain dapat kesempatan yang sama, lho !
Ada-ada saja. Nggak penting kan, berita hari ini. Bt, apa salahnya journalist mengangkat berita yang nggak penting supaya nggak run away begitu saja dunk ! yang pastinya menarik dan layak diperbincangkan.

SMANISDA, KORBAN KEGANASAN AIR

24 jam bulat tak kurang 1 detikpun, Sidoarjo diguyur tangisan langit. Coba dech, ditilik kembali. Dibalik fakta yang selalu meng-yes kan SMANISDA dalam segala hal yang berbau dan berasa medali, trophy, piala, international learning. Pokoknya SMANISDA 2h yang ter-lah. Ternyata, SMANISDA juga tak dapat menangkis air mata bumi yang saking hebatnya i2h supaya nggak mangkir loh! eitthh, bukan berarti warga SMANISDA tak mengenal hukum kebersihan (ngawurr ae...), SMANISDA 2h kawasan TER-GO GREEN (kan tadi sdh dbilang’i semua TER- punyanya SMANISDA kecuali TER-nakal). Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak barangkali itu ungkapan yang phas untuk SMANISDA, Ya walaupun agak miris sich (bukan agak lagi, malah west miris bgtzz) ! tak dapat dipungkiri juga, catatan buram itu sudah terlanjur ada dan tercipta untukku. SMANISDA, KORBAN KEKERASAN AIR. Ruang pintar yang paling genting terkena imbasnya. 1, 2, 3,.... buku yang nggak tipis terkapar di meja administrasi. Mereka terkulai, terbujur kaku, dan lebih tepatnya “sedang tidak untuk dibaca apalagi dipinjam (disentuh saja nggak boleh)”. Dari ruang pintar, bergeser sedikit ke selatan, bukan untuk pratinjau X8 atau X9, tetapi tetangganya X9. Kelas reguler yang sebentar lagi hengkang itu, juga harus menangis dinafas-nafas terakhirnya.
“iuhh, becek bgt sich ! sudah siang koq terasnya belum dipel sich sama CS. Kaos kaki.q kotor tauuu,” rengekan seorang anak manja.
Nggak tau ta, mereka itu. Semua prajurit CS dikerahkan untuk mengoperasi penyakit yang diidap oleh ruang pintar. Lebih kasihan lagi kakak kelas XII yang bernaung disebelah X9, mereka menyempatkan waktu disela-sela durasi belajar mereka untuk mengusir air yang mangkal di kelas mereka. Padahalkan, mereka dalam hitungan hari lagi akan menghadapi pertempuran paling rawan memakan korban. Pertempuran itu, setiap tahun menjadi polemik bak kanker ganas yang tak pernah ada habisnya.
Tragedi pilu juga dialami peserta syuro’ SKI. Dengan mata kepalanya, mereka menyaksikan bagaimana air telah mengeksekusi pelataran rumah ALLAH hingga jadi seperti KOLAM IKAN.
Buat anggota baru keluarga besar SMANISDA, kondisi sekolah kita rentan air. Jadi, kalau buang sampah tuhh jangan seenaknya ya....di kolong meja 2h bukan tempat tinggalnya sampah. Dan CS bukan pelampiasan kalian yang selalu menggerutu sepanjang gerbong kereta api, karena teras kelas becek.

ANAK INDONESIA

Meneliti potret dan riwayat tunas muda di Indonesia memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Sungguh sangat mengenaskan apabila negara Indonesia yang memiliki duta di PBB sebagai pemegang kursi IMF ternyata memiliki catatan suram tentang perkembangan bangsanya. Sementara pemerintahan sibuk mengurusi kemelut politik dan korupsi yang tak ada habisnya, seakan anak-anak Indonesia juga mulai hengkang dari nilai kejujuran. Mereka sudah mempraktekkan nilai korupsi dalam alur hidup mereka. Ya, walaupun masih dalam taraf yang bisa ditolelir. Tapi mereka berkecimpung sudah terlalu jauh seiring bertambahnya umur mereka dalam hitungan detik. Contoh yang mudah,
Dalam 24 jam berapa kali mereka berbohong? Dalam 1 kali test berapa banyak soal yang mereka kerjakan dengan jujur ?
Sadarkah anda bahwa perkembangan ICT juga turut andil dalam mempertipis kadar kejujuran mereka. Mungkin jika anda masih ingat, sewaktu SD anak-anak biasanya mencontek dari mulut ke mulut. SMP mereka mulai memberanikan diri untuk OPEN BOOK UNDER THE DESK atau bahasa gaulnya ngrepek. Kemampuan ini mereka kembangkan ketika pelaksanaan UNAS, mereka menggunakan praktek perjokian yang lumayan merogoh rupiah. SMA mereka memakai fasilitas Google search memecahkan pertanyaan yang berupa Essay. Tanpa sadar mereka berusaha untuk perlahan membinasakan pola pikir mereka.
Tak hanya itu, jika anda mengamati dengan jeli, perpustakaan kini banyak terbengkalai. Padahal pemerintah daerah sudah mengalokasikan pendapatannya untuk memperelok gedung perpustakaan. Tujuannya, apalagi kalau bukan untuk menarik pengunjung. Berbicara perpustakaan takkan luput dari toko buku. Stock buku pengetahuan dari sejumlah toko buku ternama selama sebulan ini belum juga habis 10%nya. Tetapi stock novel yang harganya jauh melambung itu, belum seminggu sudah ludes. Ini menandakan rendahnya minat baca siswa terhadap ilmu pengetahuan. Mereka enggan membaca buku pengetahuan yang terdiri atas <200 halaman. Sementara sangat gemar membaca novel yang tebalnya mencapai 10 cm.

Orang Pertama Australia Ditemukan

SYDNEY, Fosil orang pertama penghuni Autralia diemukan. P ara arkeolog memperkirakan, usia fosil itu 45.000-50.00 tahun. Tim arkeolog menemukan disekitar tepi gurun pasir di wilayah barat laut, tepatnya di dekat tepi Danau Gregory.
“Fosil ini adalah bukti pertama ktifitas manusia di wilayah gersang di barat laut benua Australia yang diperkirakan berasal sebelum zmn es terbesar berakhir, “ungkap Peter Veth dari Austrlian National University seperti dikutip AFP kemarin.
Velt memaparkan teknik yang dinakan timnya dalam menentukan usia fosil terseut. Menurut pengakuan Velt, tim arkeoog menggunakan teknik OSL (optically stimulated luminescence).
Metode itu digunkan usia lapisan endpan pada artevak ataupun fosil yng ditemukn. Yaitu, dengan mengukur waktu yng dilewati fosil tersebut sejak mengalami endpn pertam secra geologis. Atau, kpn tepatnya fosil itu terxpose sinr matahari utuk kali terakhir.
“Ini adalah poyongan pertama. Penemuan pertama saat setiap orang mencari adanya (kemungkinan okupansi manusia di Austrlia). Dan, kami menemukannya. Jadi, ini adalah permuln dari 25 tahun penelitian selama ini., “ paparnya.
Fosil ini ditemukan 2008 lalu dan baru dipublikasikan di hdapn public kemarin. Sebelumnya, Velt bersama sejumlah tim melakukan tes untuk mendapatkn tanggl dn bukti okupansi yang akurat. Penemuan ini dipercaya semakin memperkaya sumber data terkait okupansi pertm di Australia. Sementara itu fosil manusia tertua ditemukan di timur New South Wales pada 1969 dn diperkirakan baru berusia 40.000 tahun.

Journalist Blog Competition 2k11

Mengapa Kami Layak menjadi Peserta Journalist Blog Competition 2k11 ?
Dunia jurnalistik membuat kami berapi-api untuk menjelajahi segala ruang dan waktu. Mengalahkan telinga ini berdenging, karena banyak orang mencibir bahwa writer dan photographer tidak lebih baik dari anggota dewan. Kami jadikan ejekan, hinaan, dan hambatan ini sebagai batu lompatan. Mengingat niat kami yang lebih berharga dari sebuah angka akademis, prestasi nilai, kekurangan fisik, dan apapun yang membuat kami berbeda dengan lingkungan kami. Ya, kami yakin “Kami Pantas menjadi Peserta Journalist Blog Competition 2k11” sebagai punggawa SMAN 1 Sidoarjo.
Mula-mula hampir tak pernah terjawab, pertanyaan yang bertaut di otak kami "Bagaimana menyajikan informasi yang berguna dan cerdas ?" Namun, begitu kami berkecimpung dalam ekstra kurikuler jurnalistik perlahan kami tahu. Bahwa untuk menulis dan membidik objek itu tidak bisa asal. Yang terpenting bagaimana sebuah tulisan dan foto bisa sinkron, mudah dimengerti dan menarik untuk terus dibaca.
Kebiasaan mengganti mading setiap bulan, mencetak buletin setiap semester, dan menerbitkan majalah siswa setiap tahun setidaknya menjadi ajang sederhana untuk memuaskan pembaca. Apalagi setelah sekolah menghelat JOURNEY (Journalist Education Day), artikel kami yang awal kali masih sarat dengan unsur subyektif, alur yang bebas meloncat, hasil foto yang tidak memperhatikan angle dan lighting, sedikit banyak mengalami perubahan walaupun tidak dengan serta merta. Darinya, kami dapatkan pembelajaran untuk memperbaiki kualitas informasi olahan kami setahap demi setahap.
Selama menjadi jurnalis kecil di SMAN 1 Sidoarjo, hal yang paling sering kami lakukan adalah wawancara. Mungkin biasa jika narasumbernya dari intern sekolah, namun menjadi luar biasa ketika sesekali kami mendapat kesempatan untuk menggali berita dari ekstern sekolah yang masih dalam satu kawasan tentunya. Kami beraksi layaknya reporter ulung, dalam rangka melatih kepiawaian sebagai tujuan diselenggarakannya JOURNEY. Narasumber yang kami temukan di medan hunting berita pun berasal dari banyak kalangan. Misalnya, penjaga palang kereta api dan beberapa pedagang makanan. Narasumber baru ini sekaligus tantangan kami ketika bernegosiasi, meyakinkan mereka agar kami memperoleh informasi yang sedetail-detailnya. Sehingga kami dapat membingkai fakta itu dalam satu gagasan secara unik, santai, namun bermutu. Bagi kami mengetahui kehidupan mereka membuat pandangan kita lebih luas, sehingga kita bisa lebih bijak. Itulah yang menjadikan kami tertarik untuk menggelutinya.
Konsistensi mengikuti insting jurnalistik, menyuarakan isi hati, serta mengungkapkan kebenaran dan ketidakadilan yang dibungkam, kami pikir merupakan simbol kebebasan berapresiasi yang selama ini dipandang sebelah mata. Bagaimana tidak, jika flash back sejenak tragedi tahun 2009 yang mengguratkan kesedihan masih lekat di ingatan kita. Tentang jurnalis Koran Radar Bali AA Narendra Prabangsa yang kembali ke haribaan Tuhan dengan cara terbunuh karena keberaniannya mengulik kasus penyimpangan proyek Dinas Pendidikan di Kabupaten Bangli.
Semangat kami untuk menjadi jurnalis profesional semakin menggebu-gebu, sejak Senior kami mengukir nama SMAN 1 Sidoarjo pada posisi 3rd place Journalist Blog Competition 2k10. Memang bukan perihal mudah, menyisihkan 60 tim pesaing. Mereka juga pasti saling beradu terutama dalam hal kecepatan dan mempertaruhkan kreativitasnya dalam merilis informasi.
Berbicara tentang jurnalistik tak pernah lepas dari deadline. Pemahaman kami, deadline merupakan cambuk untuk cekatan. Deadline mendidik kami menjadi jurnalis yang pintar terutama ketika deadline dibarengi ulangan. Karena jika jurnalis tidak lihai menyiasati pilihan, data yang semestinya menjadi informasi, malah menyesatkan pembaca.
Sejauh ini kami (Intan Suci -penulis dan Aditya Satya-fotografer) belum merengkuh prestasi apapun dibidang jurnalistik. Oleh karenanya, merupakan suatu penghargaan terbesar bagi kami apabila kami memperoleh kesempatan berlaga di Journalist Blog Competition 2k11 untuk membuktikan dedikasi kami.

Minggu, 21 Agustus 2011

SECRET IN FISIKA

Semenjak SMA, kurasa apa yang kumiliki dalam Fisika bukan sesuatu yang pantas dibanggakan, atau justru diragukan. Besaran dan Satuan. Menjadi awal bagaimana aku mulai mengenal Fisika di jenjang ini. 75, nilai yang sangat memalukan untuk ukuran materi yang pernah kudapatkan 3 tahun lalu. Tapi itulah kenyataannya, Fisika telah menjatuhkan vonis pada ulangan pertamaku di sekolah ini. Apa aku terlalu bermain-main dengannya ?
Beranjak ke bab berikutnya, “Vektor”. Aku sangat was-was. Bagaimana tidak, sampai jatuh hari dilaksanakannya ulangan ia masih melayang-layang dibias mataku. Begitu kertas ulangan dibagikan, “ahhh” rasanya mata ini tak kuasa meliriknya bahkan hanya untuk sebelah mata saja. Namun, semangatku tak pernah patah meskipun Fisika telah beberapa kali memenggalnya. Kucorat-coret naskah soal dengan angka-angka, kuhitung sebisanya. Sungguh rumit memang, walaupun angka terakhir yang kugoreskan tidak termuat dalam option. Ya, akhirnya dengan ragu karena kekuatan telepatiku sangat rendah kupilih option yang selisihnya paling sedikit dengan hitunganku. Hatiku bilang “Kamu tak tau diri. Caramu belum tentu benar, masih juga kamu gunakan metode pendekatan.”
Tak ada pengharapan dari ulangan kedua ini. Dari 10 soal diberikan, 7 soal hitungan dan 5 diantaranya tak bisa kupastikan. Dalam Al-Qur’an, “Mintalah padaku maka Aku akan memberikannya.” Tapi aku juga malu memohon pada Tuhan, karena aku sendiri teramat genting ketika itu.
Pertemuan berikutnya, Fisika memoles kertas jawaban yang kukumpulkan seminggu lalu dengan tinta merah “83”. Aku lantas tercengang. Pembelajaran berharga hari ini mendorongku untuk berguru pada temannya temanku dikelas lain, namun ini baru terlaksana 30 menit menjelang UAS semester 1.
Ketika itu aku terasa meregang nyawa kembali. Vektor masih mengganjal di otakku. Sementara Ekonomi jauh merasuk membuka sineps-sineps, meninggalkan vektor yang masih diujung rambutku. HHHH
2 minggu rehat setidaknya lebih dari cukup untuk 6 bulan bejibaku dengan Fisika. 6 bulan berikutnya, masih dalam setahun, Fisika menyuguhkan Pemuaian dan Kalor. Kali ini, takkan kubiarkan Fisika membuatku galau. Akan kukuasai ia sebelum ia menguasaiku. Dan sebelum ia mendepakku dari posisiku sekarang.
Thanks, Fisika menorehkan sesuatu yang tak tanggung-tanggung pada pengujung tahun ajaran. Dia ikut mengantarkanku untuk satu tingkat diatas semester lalu.
Tahukah anda ?
Beberapa hari ini, tanpa sadar kulakukan hal yang sama. Hingga akhirnya ada yang bertanya, “nggak ada PR lain selain melototi buku itu?” Oh...tuhan ternyata aku telah menapaki 86 dari 179 soal Fisika.
Hingga pada suatu ketika, aku mengetikkan clue pada kolom pencarian di Jejaring Sosial Facebook “FISIKA” dan aku bergabung disana bersama 5400 lainnya. Darinya, sering kusalin beberapa pertanyaan dan ku post kan jawabannya secepatnya.
sssssttttt, Diam-diam Aku suka Fisika. Karena Fisika ada disekitar kita. Innersia mempertahanku untuk tetap bergerak atau tetap diam selama tidak ada aktivitas lain yang kukerjakan (Hukum Newton 1), maka begitu aku beraksi pasti ada yang bereaksi (Hukum Newton 3). Seperti halnnya pada Roller Coster, apa jadinya kalau ketika berotasi tidak dengan kecepatan tinggi ? tentu anda terpental bukan ? Maka dari itu bersyukurlah karena ada gaya sentripetal yang bekerja.
Nah itulah, betapa Fisika ada dalam sesuatu yang anda anggap tidak penting . Dan semuanya akan mudah jika sudah biasa. Be calm dowm, Fisika tidak akan membuat anda tersesat.

Rabu, 17 Agustus 2011

It's Like a Angel Came by and Took Me to Heaven

Tersadar aku telah singgah di era ini. Ketika beberapa mata najwa mencibir sikapku yang demikian apatis. Kuhalau bibir orang yang mendesis aroma kebencian untukmu. Bertalu-talu terus mencerca latar belakangmu yang kurang beruntung. Karena aku percaya jiwa malaikat masih melingkupimu. Karena sebenarnya Kamu tiada akan pernah tahu bagaimana aku mengagumimu. Karena aku juga tidak mengerti bagaimana ini terjadi. Aku bodoh, mengapa kubiarkan rasa ini semakin menjadi ? Padahal aku tahu itu percuma. Aku telah berulang kali mencoba melepas rasa ini. Tapi sungguh terlalu berat. Dan akhirnya rasa ini membuncah, meraung dalam setiap melody yang pernah mengalun ditelingaku.
Aku melihatmu tanpa arti disini. Semakin kutatap lekat-lekat pun semakin daku merindukanmu. Tapi apa daya, asa ku takkan sampai untuk sekedar menggenggam erat tanganmu. Jadi, biarkanku terlarut dan semakin hanyut dalam luapan khayalku. Karena hanya ini yang kubisa. Mengukir raut wajahmu secara abstrak dalam duniaku yang terlalu silu. Don’t force me to wake up. These imagine are too beautiful to leave. If I can born to be somebody I’ll never say never. Because you said that now I got the world in my hand,
I was born from two stars, So the moon’s where I land and I’m used to going out' my way to impress these Mr. Wrongs. But I can be myself with you. Cause You'll take me as I’m. You know they said believe in love and it's a dream that cant be real. So you said me again to show 'um how we feel.
Sesekali aku kecewa padamu, tapi selalu ada saja alasan yang membuatku tetap tertahan. Kira-kira 1/1000 peluang untukku berpaling darimu. Kamu tahu ? Segerombolan formula vektor, aturan Hund, Aufbau, standart deviation dan apalah itu yang berjubel di otakku, selalu saja ada celah untuk kamu.
Ya, sekalipun sedetik saja aku belum pernah atau bahkan tidak akan pernah menatap bias matamu. Tapi cukup dilayar tak nyata ini setiap harinya. Dan itu sudah membuatku senang. Sungguh aku tak dapat memungkiri realita yang benar adanya. Bahwa ¼ dari ruang hatiku telah kosong, akibat motif suka yang mengguratkan harapan untuk memilikimu. Tapi tidak !!! Selamanya Aku hanya ingin menyayangi orang-orang yang diberi-Nya cinta. Sayang, kamu satu dari mereka yang tersesat.
Fenomena pada cermin datar yang lebar dan jernih. Titik fokusnya membentuk bayangan Bioma pada retina mataku. Kamu tergambar sebagai intan yang diangung-agungkan. Superstar hebat lintas negara dan benua. Sementara aku hanya umbra yang dikelilingi panubra dari bayangan itu. Atau sebutir debu rapuh yang terdampar di ekosistem padang pasir. Dan Aku hanyalah rakyat jelata, yang hanya dikenal oleh segelintir orang saja. Kira-kira seperti itulah jembatan pembeda yang terbentang diantara kita. Itulah yang membuatku tanpa enggan mengacakan diri.
Lama-lama, aku kehabisan kata-kata untuk menguntai rasa ini dalam seberkas kertas buram saja. Please, Don’t make me be regret, You had let me be Belieber in your BIEBER FEVER.
One note: Here I love you, I wanna you to know “SOMEDAY”.

Rabu, 29 Juni 2011

WARGA TANPA NEGARA = HIDUPI DUNIA TANPA JEDA

Kasus penyiksaan atau dehumanisasi TKI di luar negeri terus saja bergulir. Apa yang terjadi dianggap oleh negara sebagai kecelakaan wajar dalam dunia kerja atau resiko pergulatan hidup di luar negeri. Berangkat dari kasus itu, logis juka kita mengajukan gugatan, benartkah pekerja Indonesia di luar negeri (buruh migran) masih menjadi warga yang punya negara? Benarkah negeri ini masih merasa mempunyai rakyat yang sedang bergelut mengadu nasib dan berjuang di negeri lain? Tidakkah yang terus terjadi menimpa TKI menjadi indikasi bahwa mereka menjadi gologan “warga tanpa negara”?
Secara de jure, negara ini memang masih mengakui bahwa TKI yang bekerja di Malaysia, Brunei, Hongkong, Arab Saudi, Singapura, dan sejumlah negara lain yang menjadi “primadona” TKI adalah warganya. Akan tetapi, dalam realitasnya, negara ini belum menunjukkan jati diri sebagai negara yang tampil prima dalam membela, melindungi, dan mengadvokasinya.
Mereka (TKI) yag sudah memberikan banyak devisa kepada negeri ini, yakni lebih dari Rp 10 triliun per tahun, ternyata dibiarkan menjadi anak negeri yang nyaris mutlak sebagai objek perdagangan manusia (human trafficking) atau kekerasan individual (majikan) maupun kekerasan korporasi (perusahaan) secara terus-menerus dan berlapis.
Selama satu dekade terkhir, angka kematian buruh migram melambung. Tidak hanya meregang nyawa, mereka juga menjadi korban kekerasan dan penyiksaan. Angka kriminalitas tersebut menunjukkan terjadi penurunan martabat bangsa Indonesia di hadapan bangsa lain yang mengeksploitasi pekerja dari tanag air.
Data tersebut menunjukkan bahwa TKI yang bekerja di negara-negara lain menepati ranah layaknya menjalani hidup tanpa negara (life without state). Mereka tetap menyebut diri sebagai warga RI atau diakui oleh negara berstatus WNI, tetapi negara ini membiarkan harkat kemanusiaannya terus menerus diinjak-injak oleh bangsa, korporasi, majikan, dan khususnya bandit-bandit yang memperdagangkanya.
Mereka terpaksa menikmati pendritaan dalam diam atau menerima dehumanisasi yang menimpanya demi keberlanjutan hidup di negara lain. Sikap itu tak lepas dari perlakuan negara yang menempatkannya sebagai warga kelas dua (underprivilege) dan bukan elemen negara yang mempunyai hak hidup berkeadaban.
Negara sebatas bangga menerima kucuran uang triliunan rupiah dari pahlawan devisa. Negara kurang maksimal menindaklanjuti kebanggaannya itu dengan langkah humanis, progresif, dan cerdas dalam memediasinya. Negara baru menyiapkan antivirus ketika virusnya menampakkan (dipublikasikan) keganasannya dalam mencabik-cabik martabat TKI.
Ketika TKI sudah berada di luar negeri, pemerintah sebaiknya tidak sebatas menunggu laporan atau mendengarkan testimoni dari TKI yang bermasalah atau mencari kambing hitam kepada PJTKI yag diduga pelat hitam.
Stigmastisasi TKI sebagai warga tanpa negara akan berlanjut manakala yang disembuhkan oleh pemerintah hanya virus yang “sedikit” muncul ke permukaan. Kepahlawanan TKI terbatas sebagai gambaran komunitas serba tak berdaya di tangan elemen negara yang mengidap virus miskin kerja.
Inilah penderitaan yang membahasakan kondisi buramnya TKI di luar negeri. Mereka hanyalah sesosok warga tanpa jeda yang menghidupi dunia tanpa jeda, yang ternyata tak bisa dipandang sebelah mata.

Selasa, 14 Juni 2011

DONGENG ORANG PANDIR

Gema Politik bersua riuh. Presiden bernyanyi dan para menteri pun menari. KPK menabuh genderang sementara Fraksi DPR meraung. Ohooo....Ini berita bukan tentang Gayus lagi. Ya kecuali kalau ia berlabuh kembali di negeri orang.
Welcome, Opera Negeriku tengah diputar.
Bui menengadah, menantikan kepulangan Nunun Nurbaiti dari ketiak singa yang dikabarkan tervonis Amnesia Akut. “Hahahahah....”. Dasar orang pandir ! Lupa ???? Setelah uang yang ditilep itu mungkin sudah jadi feses di Pintu Air. Sungguh lupa ??? atau gagap nggak punya alasan sekelas Gayus ???? Tapi boleh juga dicatat sebagai bahan ujian nasional.
Nyontek dan ngrepek tabu kan ? Apalagi browsing ? Tapi kalau open book kan nggak ! Nah, kalau tertangkap mata pengawas bilang “Apa yang saya lakukan, Pak/Bu ? Saya lupa !” nggak sulit ditebak, pengawas pasti dengan geram menimpali “You’re too foolish. Anak ingusan juga tahu yang kamu lakukan. Berlagak lupa lagi !” Jangan takut. Jawab dengan nada ringan, “Nunun kan juga gitu, Pak/Bu ? If I too foolish, Nunun ????” Dengan jawaban itu, pengawas pasti akan mikir 1000 kali bahkan lebih untuk menulis diberita acara.
Coba bayangkan, kalau semua pencuri atau pembunuh yang tercekal kemudian takut dirajam bertindak seperti Nunun, Sule dan Opera Van java pasti gulung tikar. Negeri ini nggak butuh komedian lagi, sebab negeri ini panggung komedi terkonyol didunia.
Eits ! Jangan pindah chanel. Saksikan lanjutan cerita Melinda-Dee. Koruptor yang harus operasi karena sel kanker yang menggerogoti tubuhnya. Ada lagi Nasaruddin, dan mungkin masih banyak lagi yang belum tercekal. Uniknya, setiap abdi negara yang tersandung masalah, pasti larinya ke Singapore. Logikanya, negeri itu bisa tambah kaya dengan devisa sumbangan pelarian.
Apa, istana negara kandangnya koruptor ? Ohhh....tidak. Kalau Indonesia ladang pembajakan, bumi teroris, mungkinkah istana negara juga kandang koruptor ?
Aku kian tertawa menggelitik. Mereka bertingkah seperti orang kolot yang primitive. Mereka berpikir dangkal sekali, mengira kita ini orang awam yang gede fisik mental NOL.
sadarkah ? Even terjadi di Indonesia setiap waktu, dan seketika itulah terjadi ajang perdebatan.
1. 5 tahun sekali pemilu, its mean: minimal 5 tahun sekali KPU dihunjam demonstran dan tuntutan partai
2. Sepakbola, juga tak kalah ikut andil ambil masalah. Mulai dari Nurdin Halid sampai sanksi FIFA
3. Kira-kira Great Concern Justin Bieber di Gedung Internasional Sentul, Jakarta mengisap masalah ?