Putri Rizki, supervisor DetEksi Competition 2k11 who always we meet at every conference told about plus minus be journalist. Who knows that in 2004 she born to be the Best Writer at Deteksi Party. It began from her love to our national language, Bahasa Indonesia. She also got 2nd place Mading on the Spot in 2005 and the big five Super Design in 2006.
Sejauh ini sepertinya sudah dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada jadwal liput yang tidak dibarengi conference. Tak ubahnya pula hari ini (19/11). Bahkan ini conference terdini jika dibandingkan dengan conference yang pernah dihelat sebelumnya, pukul 16.15 WIB. Lagi-lagi jurnalis dan fotografer merengkuh imbas positif. Pasalnya, ketiga finalis Red-A Deteksi Model Competition yang sudah dinobatkan tadi malam akan menjadi pembicara mereka sore ini. Bersamaan dengan itu, sebelum para model menjamah conference area, Supervisor DetEksi Con 2k11, Putri Rizki mencoba mengorek perasaan pelaku Journalist Blog Competition selama sembilan hari bergulat di medan ini. Adakah yang merenjana?
Kemudian belia berusia kira-kira 22 tahun ini mengenang peristiwa bersejarah tujuh tahun silam yang melahirkan nama besarnya. Ketika itu, ia masih duduk di bangku kelas dasar Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Surabaya. Berawal dari minat hebat terhadap bahasa nasional Indonesia, keluaran SMPN 1 Surabaya ini turut ambil bagian dalam Deteksi Party spesialis Journalist Competition. Pada kiprahnya yang baru kali pertama ini, Putri yang sekarang mengabdikan diri di markas DBL sukses menyabet gelar Best Writer. Tetapi bukan berarti perjalanannya semulus akhirnya. Karena modal pengalamanpun belum dimilikinya, maka tak heran jika ia dibayang-bayangi nervous sewaktu conference dengan Dian Sastro, artis ibukota. Walaupun begitu great angle sedang berpihak pada gadis yang mengaku enggan meniti di Pendidikan Kedokteran. Baik keluarga maupun guru member dukungan penuh. Terlebih seniornya yang terlebih dahulu menggores jejak prestasi dengan telaten memberinya tips bagaimana cara berwawancara dan membuat artikel dengan tanda baca yang benar.
Tak puas dengan pencapaiannya, Putri pun bermaksud mengulangi kesuksesannya. Tahun 2005, ia mengukir nama sebagai finalis kedua Mading On The Spot. Bahkan di satu tahun terakhir masa SMA nya, ia masih mendaftarkan diri sebagai peserta Super Design. Alhasil, identitasnya tercantum di peringkat lima besar. Seketika tawaran kontrak kerja pun datang, Jawa Pos. Gadis berprestasi ini tidak membuang serta merta peluang ini. Ia menerima tawaran brilliant itu setelah namanya diresmikan menjadi mahasiswi fakultas Ekonomi. Tetapi tidak lama, hanya setengah tahun lalu bermutasi ke DBL. Tetapi tetap suka deteksi. Tidak hanya itu, kakak yang selama DetEksi Con 2k11 ini kami jumpai di conference area, telah membuktikan dedikasinya sebagai reporter radio dan jurnalis fakultas.
“Berhubung saya kecil, jadi kalau wawancara harus mendongak atau narasumbernya yang duduk ,” curhat jurnalis ulung ini. Di akhir ceritanya, ia juga mengurai kelebihan writer disbanding fotografer. “Writer dapat meminta nomor telepon narasumber. Jadi kalau ada informasi yang terlewatkan bisa langsung contact. Berbeda dengan fotografer yang kecil kemungkinannya untuk mendapatkan kesempatan kedua,” ujarrnya lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar