What do you think about movie magic ? What do you do when watch movie magic? Then, do you believe directly? Did you know that movie which you have watched up till now has process engineering? Here, you can check in out.
Detudio is Senior High School 5 Petra Surabaya’s 3D madding. By this madding, its composer will show you process engineering in movie magic. Don’t worry, if you can’t catch it just by read, Juvensius (superior editor movie) has prepared monitor so you can watch how can it be. It is amazing, is it?
Apa yang terlintas dibenak anda ketika DetEksi Con mengusung tema movie magic? Harry Potter ala dunia sihir kah? Atau Narnia, Avatar, dan Titanic seperti pemikiran orang kebanyakan? Tetapi tidak demikian halnya dengan penggagas ide kreatif Juvensius Juwono Effendy. Editor ulung asal SMA Petra 5 Surabaya ini bermaksud mengakhiri bagaimana rekayasa movie magic telah memperdaya penikmat film sekelas Harry Potter.
“Terus terang kami bingung. Tema ini memang mudah, tetapi kami mau member kesan ‘wah’,” ungkap Juvensius kritis. Alhasil melalui koordinatornya, Rio dan Della, Juvensius mencetuskan konsep untuk Indonesia’s Youth Convention spesialis mading 3D. Sebut saja Detudio. Mading yang menelan budget berkisar Rp2.000.000,00 ini didesign seperti bongkahan batu besar pada sisi vertikalnya. Sementara pada permukaannya, lebih mirip taman kota. Miniatur ini bisa dibongkar pasang. Mengingat sebuah laptop yang disemayamkan pada sebuah rongga yang melengkapinya. Laptop ini dioperasikan tidak dengan touchpad, karena tuts keyboardnya saja ditutupi dengan model hamparan rumput. Melainkan numeric key yang difungsikan untuk enter, down, up, right, dan left dengan menghubungkannya ke connector laptop melalui seutas kabel. Sangat unik bukan?
Pada layar laptop ini, akan diputarkan film orsinil yang merupakan aplikasi dari artikel-artikel mereka. “Biasanya kan pengunjung malas baca artikel? Selain itu penyampaian informasi secara visual tentu lebih mengena,” tutur Juvensius lagi. Seperti efek api yang memancar dari telapak tangan dan screen yang dipadukan dengan warna sama pada baju untuk membuat manusia seolah-olah mengawang. Menurut Juvensius, hal ini biasa terjadi manakala editor ingin meng-cut screen. Secara otomatis, apabila warna baju dan warna screen sama, keduanya akan ikut dalam proses peng-cut-an. “Lebih aman pakai screen hijau, karena degradasinya jauh dari warna kulit,” beber siswa yang baru awal kali berkutat di even Deteksi itu.
Mengenai kesulitan menggarap Detudio, Rio berkilah, "Dari konsep sampai finishing kami menghabiskan waktu saru setengah bulan. Malah, sehari sebelum pengumpulan belum kelar. Jadi, tanggal 7 kami mengerjakannya sampai larut malam, ditambah pagi sebelum pengumuman kami masih memberi pembenahan kecil."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar