Selasa, 23 Agustus 2011

Endless Love of X8

11 Juli 2011, Awal yang baru untuk semua yang akan diperbarui. Ya, apa saja. Semangat baru, tahun ajaran baru bahkan kelas dan teman-teman yang akan baru. Oh...ternyata tidak. Hari ini, X8 masih disandang, dan percampuran 2 aliran pun terjadi IPA dan IPS tak ada bedanya. Tak ada yang berubah. Pojok kiri belakang ‘Dota’, pojok kanan depan Hey!Say!Jump!. Semua terkesan seolah tidak akan terjadi apa-apa.
“Ayo...buruan kekantin. Tak traktir,” teriak Annisa dari ambang pintu.
Semua mata tertuju padanya. Seusai ngantin bareng, kita sempatkan action bareng dengan background depan kelas tercinta. Memang tanpa formasi yang tepat dan agak berjubel juga, beberapa foto berhasil dijepret. Anak kelas tetangga yang mengambil alih cameraman. Kurang puas, kita bermigrasi didepan kelas aquarium. Rasanya malu-malu’in sih, sampai-sampai adik kelas ngrumbul+mlongo ngliat’in kita yang nggak modis blass.
“Ini untuk terakhir kalinya kita makan bareng, dan mencetak selembar foto. Besok, setelah pembagian kelas, belum tentu kita bisa seperti ini lagi,” desisi hati kecilku.
Tapi sampai sesiang ini pun, belum ada tanda-tanda akan diumumkannya pembagian kelas untuk kelas sebelas. Jadi setidak-tidaknya besok masih bisa sama-sama lagi.
Hal ini pun berlangsung sampai hari kedua, 12 Juli 2011. Padahal hari itu, X8 kita sulapan cibuk atau yang belakangan berganti nama menjadi teeneiger genap berusia 1 tahun. Kayaknya, banyak yang lupa kalender, nih !
“nonton insidious yuks !” pinta rafinda.
Setelah perangkat laptop, LCD disiapkan, filpun diputar tanpa bantuan speaker. Karena pinjam kekelas lain juga nggak ada yang punya. Baru 30 menit kita duasi terlewatkan, beberapa dari kita mulai beranjak. Ada yang perform untuk demo ekskul, ada juga yang cuma liat dan meriuhkan suasana. Insidious kita pause dulu. Selanjutnya kita ngantre dimulut aula sampai the last performance, Gita Smanisda Choir.
11.45 dihari yang sama, Nobar kita lanjut lagi sampai resolution film.
“Healla, endingnya koq GJ,” celu Dina kecewa.
Beberapa menit kemudian, Cicil dan Novy berteriak menghampiriku didepan Perpustakaan.
“Intaaaaan, kamu masuk IPA-1...!” kata mereka hampir bersamaan.
“Alhamdulillah,” ucapku lirih. Selama ini aku memang mengelukan bisa masuk XI IPA 1, ya paling nggak pasti ada bedanya XI IPA 1 dengan XI IPA lainnya walaupun kali ini menggunakan sistem acak, bukan pagu paralel.
“Kalian kelas berapa ?” tanyaku berharap mereka pun sekelas denganku.
“Kamu sekelas sama Wulan. Aku XI IPA 2, dan Cicil XI IPA 3,” jawab Novy memelukku.
“Ya tuhan, aku beneran kehilangan 1 lagi teman terbaikku setelah Arofah,” pikirku.
Kutengok papan pengumuman didepan ruang guru. Ada 1,2,3....ya 9 kertas tertempel disana. Setelah kulansir satu diantaranya. Namaku memang ada dikertas terkanan nomor lajur ke 16. Itu berarti aku memang benar di XI IPA 1. Kemudian kulanjutkan membaca 1 persatu nama yang akan menjadi temanku.
“Wuihhh....beberapa diantaranya dikenal sebagai anak yang ber-intelegent.”
Tapi beneran loh,,, aku buingung banget.
“Kamu itu ya apa sih, berharap XI IPA 1. Sekarang masuk IPA 1 malah gundah, ragu gimana gitu...” batinku tak berhenti menyalahkan.
Jujur aku nggak siap kehilangan X8, begitupun dengan teman-temanku STM, MAN, SMA, dan SMK, julukan deretan kami.
Esok hari, kita berkumpul kembali. Sekedar meletakkan tas, tapi bukan di X8, tapi dikelas aquarium. Kerena semuan ruang kelas X digunakan untuk tes acceleration oleh kelas X yang baru. Jadi, nobar kemarin boleh jadi terakhir kali kami menginjakkan kaki disana. Karena kelasku nantinya dibagian depan, dan tak satupun diantara kita yang masuk XI IPA 6, nama baru ruang kelas X8.
“Ketua kelas XI, dan XII silakan mengambil jadwal dimaket,” kata pengisi suara pengumuman itu.
Dan inilah akhir perjalanan X8, kita mulai berpisah dan menuju kelas masing-masing. Tempat belajar kita sudah berbeda, akan kita jumpai kawan baru, dan suasana baru walaupun bukan ala X8. Akupun juga tak akan bisa lagi meulis cerita-cerita tentang kalian. Karena aku disini dan kalian disana. Tak akan lagi kata “X8” dan nama-nama penghuninya dilembar-lembar part berikutnya, semua mungkin akan tergantikan oleh XI IPA 1 dengan beberapa nama baru.
Hari itu juga, begitu jadwal pelajaran dibagikan ada pelajaran rupanya. Sepi, bueda benget sama aura kelasku dulu. Clometan ketika guru menerangkan, tapi diam ketika ditanya. Yang ini lain, malah kebalikannya. Uhmmmm, diakhir part ini aku cuma ingin mengatakan sepatah kata saja “I WANNA BACK TO TEN EIGHT”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar