Merasa tidak puas dengan lay out kalender, siswa enggan merogoh kocek untuk membayar kelender sekolah yang dirasa terlampau mahal tersebut. Mereka nyaris mengembalikan kalender tersebut setelah sebelumnya sempat “ketawa cengingisan” karena tampangnya ngeksis bak model pendatang baru.
“yyah, tak kira libur ternyata pengumumane koq mbayar kalender,” celetuk seorang anak di suatu kelas.
“ehh, coba liat, sejak kapan Januari cuma 30 hari. Wahh, sing nggawe SOTOY,” yang lain ikut menimpali.
Celotehan itu wajar saja, namanya juga anak SMA. Nggak akan mau uang jajannya berkurang karena kalender yang nggak kece blass itu. Terus pihak sekolah gimana lho,? Nggak mungkin kalender yang sudah layak publikasi itu dipulangkan ke percetakan,? Yang mungkin, mau nggak mau kalender itu ujung-ujungnya bakal nimbruk di rumah warga smanisda. Nah, loh !
Ya, lumayan lah !! itung-itung majang fotonya orang bule bareng Pak Ponadi dan Pak Eko. Itu kebanggaan tersendiri kan ? ih, LEBAY.. .. bt, bukan lebay atau gimana-gimana sich ! siapa coba yang nggak seneng kalau sekolahnya ber-partner sama sekolah luar negeri ??? belum tentu sekolah lain dapat kesempatan yang sama, lho !
Ada-ada saja. Nggak penting kan, berita hari ini. Bt, apa salahnya journalist mengangkat berita yang nggak penting supaya nggak run away begitu saja dunk ! yang pastinya menarik dan layak diperbincangkan.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar