Jumat, 26 Agustus 2011

Brrrrr.......Hidup ala Coca-Cola

Kikuk nggak sih dengan Title artikel ini ??? Well, anybody never drink Coca-Cola ?? Pasti nobody. So, I can infer that everybody ever taste Sulfuric Acid. Ihh...wow !!! Amazing.


Baca terus kelanjutannya, untuk mengulik bagaimana Softdrink menggerogoti umur anda. Research ITB, menguraikan PH meter untuk mengukur derajad keasaman minuman tersebut. Hasilnya diperoleh, PH Coca-Cola 2,3 , PH Fanta 3,4 , PH Ades 7,8 , PH asam lambung 3,5 , PH Asam sulfat 6,9. Padahal PH normal yang relatif aman untuk tubuh kita 7. Fakta PH softdrink yang demikian rendahnya bahkan lebih rendah dari PH asam lambung dan PH air aki (Asam sulfat = H2SO4) sekalian sebagai testimoni bahwa mengkonsumsi softdrink lebih parah daripada menegak Asam sulfat.
Kinerja Softdrink dalam tubuh kita yaitu melarutkan kalsium yang terdapat dalam Tulang dan gigi. Akibatnya, kalsium akan larut dalam darah, terbawa ke ginjal, dan mengendap disana. Selanjutnya, ginjal tidak bisa melaksanakan fungsinya seperti menyaring darah, akibatnya metabolisme terhambat. Lebih parah dari itu, sepeninggal ginjal, tulang dan gigi menjadi keropos. Padahal seperti yang kita tahu, Tubuh kita akan rehat dalam menumbuhkan tulang pada usia kisaran 30 tahun. Nggak mau kan Tulang dan gigi keropos dini ???? Apalagi Tulang dan Gigi merupakan organ manusia yang tetap utuh selama bertahun-tahun setelah raga manusia tanpa nyawa.
Tahukah anda ?
Coca-Cola = produk USA
Produk USA = Dana untuk Israel
Dana untuk Israel = butir-butir peluru yang bersarang didada mujahid palestina
Silogisme, 1 botol Coca-Cola = 1 butir-butir peluru yang mengoyak jasad para mujahid palestina
Sedikit Experimen kecil yang menghebohkan:
1. Selama semalam, rendam sepotong daging kedalam sepotong coca-cola. Keesokan harinya daging tersebut akan rusak dan hancur. Bayangkan kalau daging tersebut merupakan cuilan dari daging manusia !
2. Jika selama ini anda membuang gigi anda yang tanggal di atap rumah, cobalah kebiasaan baru untuk menyukseskan experimen ini. Semayamkan gigi tersebut pada sebotol coca-cola selama 10 hari saja. Jangan kanget, pada hari ke 11 anda tidak akan menemuka gigi tersebut berada disana.
Tetapi jangan berhenti berlangganan coca-cola di supermarket kesayangan anda. Tetap gunakan coca-cola untuk membersihkan toilet/ WC, kaca mobil, porselen. Kan keren tuh...(Elite Mode On).


PROBLEMATIKA

Awal hidupku yang panjang, dalam pecahan-pecahan angan berserakan di hadapanku. Terkudratkan berbagai masalah yang terus berpangkat, hingga variabel pikiran penuh sesak dalam otakku. Pelik yang silih berganti. Berputar-putar menjadi angka radian yang terus menghitung keliling ketegaranku. Akhirnya, bilangan aljabar pun terukir sebagai pusing yang kurasa dalam syaraf. Yang menginterupsi fungsi akalku
Tak satupun silogisme kudapatkan, seperti garis bagi diantara akar dan bilangan. Ya, aku terjebak modus dilema. Dimana aku hanyalah sebuah median yang berdiri tegak namun tengah terhimpit banyak datum bertaring. Tapi tak pernah mengerti untuk quartil, desil, atau persentil mana aku memilih.
Satu banding seribu peluang untukku, keluar dari pekatnya kalbu. Dan kucoba berlari, berlari demikian jauhnya. Namun, setelah aku tahu bahwa medan ini hanya luas alas hampa, sejengkal kakiku terhuyung, Aku pun tersudut.
Ku terduduk di atas bangun datar. Memfokuskan pikiran tapi kutertunduk. Merasakan deguban jatungku yang meronta, disetiap helaan nafasku. Lalu hati bersua. Perlahan seakan menuntunku. Sadarkan diriku pada kenyataan akan takutku pada kematian.
Ketahuilah, Hidup ini bukanlah persamaan garis yang akan selalu sejajar ataupun tegak lurus. Karena adakalanya semua akan terjatuh bahkan binasa. Kerena itu tertahan dibidang ini bukanlah yang terbaik untukku.
Kusadari hati ini telah rapuh. Retak terbagi menjadi Triple Phytagoras. Ingin untuk paham, namun terlalu rumit Statistika hidup ini. Dan jadikan PROBLEM dalam arti PROBLEMATIKA.

AKHIR DARI SAMA DENGAN

Angka yang menakjubkan dari 1 hingga 10
Didampingi bilangan yang selalu setia menemanimu
Desimal tak pernah jauh dari sebuah koma
Aljabar.....kau sangat memukau dalam bernas mataku
Beribu himpunan tak ternilai kata
Fungsi tak selalu temaninya
Dalam setiap tekukan bidang datar
Geometri seakan selalu melengkapinya
Kesebangunan membawa perubahan
Dalam kogruen yang tak terhingga
Setiap aritmatika yang bercitra
Menghelat eforia pada setiap langkah perpangkatan
Kenangan rumit dalam Phytagoras
Mengingatkan setiap pohon faktor yang tumbuh
Dalam lingkup SPLDV yang menyempurnakan
Dan dalam setiap deret yang terjadi
Urutan kunci kata balok
Terhampar dalam ribuan kilometer
Di dalam kamus metematika
Sama dengan selalu mengakirimu ....

Rabu, 24 Agustus 2011

GELAR SENI SMANISDA was Epic

Ada yang menarik di Bulan Mei 2011 ini. Yupz, Sebuah Even tahunan paling dinanti akhirnya dihelat secara meriah, GSS alias Gelar Seni Smanisada pada Sabtu 7 Mei 2011. Even yang bertajuk “Proud to be Indonesian Party” ini sukses membuat Smanisda bersuka ria.
Serangkaian persiapan menjelang GSS dilakukan secara total, tidak hanya oleh para crew GSS tapi juga oleh warga Smanisda. Bagaimana tidak, GSS kali ini tak hanya sekedar pensi (pentas seni) biasa pasalnya juga menyertakan lomba bazar makanan tradisional Indonesia. Dan yang terpenting, puncak penobatan Putra Putri Smanisda (PPS), serta penyerahan hadiah kepada para pemenang REGIONS.
Sejak pagi eforia sudah mulai terasa, seluruh siswa dan guru yang wajib mengenakan dress code red & white mulai bersiap di altar Smanisda. Moment ini memang benar-benar dimanfaatkan untuk sejenak melupakan remidi dan tugas yang membuat mata kesemutan, itung-itung cuci otak. Sebagai salah satu ajang untuk membuktikan kelas-kelas yang mengaku elemennya kompak, GSS kali ini di rancang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang selalu mendatang guest star. Kali ini seluruh pengisi acara dipercayakan kepada siswa-siswi Smanisda sendiri dengan menampailkan bakat-bakat unik murid Smanisda, mulai dari formasi paskibra Smanisda, modern dance, tari tradisional, paduan suara, karawitan, teater, hingga band-band yang membuat suasana semakin bersemarak.
Penonton semakin bersorak, ketika PPS menunjukkan kelihaian skill mereka. Ada yang English Speech, News Reader 4 languages (Indonesia, English, Japan, Java), Modelling, Pianis, Singing, Pidato bahasa jawa, dan masih banyak lagi. Setibanya di pengujung acara, penonton dihibur oleh Primadona smanisda. Bu Lulus, Bu Ayyami, Pak Wid sebagai vokalis handal unjuk kebolehan siang yang terik itu. Nyatanya semua siswa terkesima sampai maju ke mulut panggung. Bak sebuah konser musik penyanyi papan atas, semua ikut terhanyut oleh lantunan lagu dengan berjoget, jingkrak-jingkrak dan ikut berdendang.
Terlepas dari kesuksesan yang dituai, banyak komentar berdatangan. Mula-mula dari X8, Fauqi Amalia yang berhasil kami kutip pernyataannya “GSS kemarin boleh dikata sukses. Tak ada band bintang tamu, guru-guru pun jadi. Ehm...next year lebih seru ya ! Chayo dech buat SMANISDA.” Kemudian Shika, mewakili pihak panitia mengaku tak menyangka acaranya bakal sesukses ini. Mengingat para pembina OSIS menyangsikan OSIS angkatan ini dapat menyelenggarakan REGION dan GSS 2K11. Tapi OSIS berhasil menorehkan bukti bahwa mereka memiliki kemampuan meskipun mengalami krisis pendanaan. Bahkan jika ditilik dari tahun lalu, panggung yang heboh ini dapat menyabet animo siswa dan guru yang heboh. Terlepas dari itu, nyanyian guru di panggung dan bazar siswa yang bisa dikatakan EXTRAORDINARY. Tetapi, sukses REGION tahun ini sekaligus menantang OSIS untuk menjaga solidaritas agar kekurangan.
Komentar-komentar yang semuannya menyatakan two thumbs up buat GSS ini juga dibarengi dengan banyaknya kritik dan saran yang diharapkan bisa menjadikan GSS berikutnya bisa menjadi lebih maksimal lagi. Salah satunya datang Icha, siswi XI-IA 7 ini merasa terkesan dengan GSS yang berlangsung bagus dari awal sampai akhir. “SumpahH, Perfect banget !” Tetapi dia menyayangkan karena GSS kurang memikat sponsor. Sehingga hanya mengandalkan uang siswa yang ujung-ujungnya dirasa “kurang enak”. Ketua PMR ini tanpa malu-malu juga mengutarakan setitik harapannya “GSS tahun depan nggak ngeberat’in siswa, banyak sponsor yang masuk, plus ada guest star nya. Dan semoga banyak alumni Smanis yang jadi artis, ntar ngundang mereka jadi Guest Star kan lumayan. Pihak sekolah juga pasti mengijinkan akan hal itu,” kilahnya. Lain Icha, lain lagi Asri (X2) yang cenderung tertarik pada design panggung yang unik. Namun, tidak dibarengi dengan sound system yang cukup baik. Dia berharap untuk pagelaran tahun depan, perbaikan sarpras (sound system) dan jadwal yang konsisten.
Well, good job deh buat OSIS dan warga Smanisda untuk penyelenggaraan GSS tahun ini. Semoga GSS selanjutnya akan menjadi jauh lebih keren, seru, dan tak terlupakan pastinya.

MATA NAJWA

Sejatinya Indonesia termasuk jajaran negara yang aktif melakukan kegiatan ekonomi lintas negara bahkan benua. Demikian aktifnya, sampai terlalu dini bagi negara adidaya untuk melakukan hal yang sama. Anda tahu apa itu ??? Yups...Ekspor manusia dan Trafficking (perdagangan manusia). Hebat bukan ? Ini trade model terbaru. Jika umumnya berupa barang, sekarang sudah berupa manusia. Mungkinkah ini imbas dari Globalisasi ?????? Saya jadi membayangkan lebih parah dari itu. Ekspor daging manusia 2 tahun mendatang. Ohh tidak. Ini terlalu sadis.
Pernahkan anda berpikir, bagaimana jika yang diekspor itu manusia kelas koruptor ?? Pasti harga jualnya lebih mahal kan ? Kalau TKI saja dapat menjadi pahlawan devisa, sudah barang tentu koruptor itu akan menjadi guru besar devisa yang mengangkat perekonomian negara kita. Biar saja koruptor beronar disana, dipancung baru tau rasa. Ya lumayan lah...dengan migrasi koruptor setidaknya Tikus yang dipelihara presiden di Istana Negara jadi berkurang.
Asal anda tau ya, Tikus itu diam-diam menggerogoti financial sebagai fondasi negara kita. Bila ia sudah kenyang, ia akan merantau. Negara yang paling sering dijamah manusia separuh bukan manusia ini, SINGAPURA. Seandainya Singapura bisa berkata, may be It wanna to say like that “Ayo... Indonesia lahirkan lebih banyak lagi koruptor, aku akan bersedia menampungnya. Karena setiap dari mereka yang kabur kemari, maka dollar ku kian bercucuran. Toh...suatu saat mereka pasti tercekal kan ? Dan aku akan jadi semakin kaya. HHHHHHHHHHHH”
Yang lebih menggelitik lagi, Demokrasi sudah menjadi Demo-Crazy.

Selasa, 23 Agustus 2011

I LOVE YOU, DAD !

I remember when I still be child, you hug and coddle me
How a wonderful it was, make me bounce up
In your side I’m in humming, warm breath cold your smell
You told all your dream and wishes

You wanna I’m be the best for you
To obey your ask, to avoid temptation
Which might be I do during I get up to mature
Don’t let it make me handcuff fall and trampled

God, help me. To convey a million of my love to him
I promise continuely to not ignore his ask
Dad, Listen that How i really love you
I wanna proof that I’m able to fulfill your wish

If this second will occur again
I miss condition to washing my soul
To make me happy which thirsty of your love
To make everything that ever pass be real

Endless Love of X8

11 Juli 2011, Awal yang baru untuk semua yang akan diperbarui. Ya, apa saja. Semangat baru, tahun ajaran baru bahkan kelas dan teman-teman yang akan baru. Oh...ternyata tidak. Hari ini, X8 masih disandang, dan percampuran 2 aliran pun terjadi IPA dan IPS tak ada bedanya. Tak ada yang berubah. Pojok kiri belakang ‘Dota’, pojok kanan depan Hey!Say!Jump!. Semua terkesan seolah tidak akan terjadi apa-apa.
“Ayo...buruan kekantin. Tak traktir,” teriak Annisa dari ambang pintu.
Semua mata tertuju padanya. Seusai ngantin bareng, kita sempatkan action bareng dengan background depan kelas tercinta. Memang tanpa formasi yang tepat dan agak berjubel juga, beberapa foto berhasil dijepret. Anak kelas tetangga yang mengambil alih cameraman. Kurang puas, kita bermigrasi didepan kelas aquarium. Rasanya malu-malu’in sih, sampai-sampai adik kelas ngrumbul+mlongo ngliat’in kita yang nggak modis blass.
“Ini untuk terakhir kalinya kita makan bareng, dan mencetak selembar foto. Besok, setelah pembagian kelas, belum tentu kita bisa seperti ini lagi,” desisi hati kecilku.
Tapi sampai sesiang ini pun, belum ada tanda-tanda akan diumumkannya pembagian kelas untuk kelas sebelas. Jadi setidak-tidaknya besok masih bisa sama-sama lagi.
Hal ini pun berlangsung sampai hari kedua, 12 Juli 2011. Padahal hari itu, X8 kita sulapan cibuk atau yang belakangan berganti nama menjadi teeneiger genap berusia 1 tahun. Kayaknya, banyak yang lupa kalender, nih !
“nonton insidious yuks !” pinta rafinda.
Setelah perangkat laptop, LCD disiapkan, filpun diputar tanpa bantuan speaker. Karena pinjam kekelas lain juga nggak ada yang punya. Baru 30 menit kita duasi terlewatkan, beberapa dari kita mulai beranjak. Ada yang perform untuk demo ekskul, ada juga yang cuma liat dan meriuhkan suasana. Insidious kita pause dulu. Selanjutnya kita ngantre dimulut aula sampai the last performance, Gita Smanisda Choir.
11.45 dihari yang sama, Nobar kita lanjut lagi sampai resolution film.
“Healla, endingnya koq GJ,” celu Dina kecewa.
Beberapa menit kemudian, Cicil dan Novy berteriak menghampiriku didepan Perpustakaan.
“Intaaaaan, kamu masuk IPA-1...!” kata mereka hampir bersamaan.
“Alhamdulillah,” ucapku lirih. Selama ini aku memang mengelukan bisa masuk XI IPA 1, ya paling nggak pasti ada bedanya XI IPA 1 dengan XI IPA lainnya walaupun kali ini menggunakan sistem acak, bukan pagu paralel.
“Kalian kelas berapa ?” tanyaku berharap mereka pun sekelas denganku.
“Kamu sekelas sama Wulan. Aku XI IPA 2, dan Cicil XI IPA 3,” jawab Novy memelukku.
“Ya tuhan, aku beneran kehilangan 1 lagi teman terbaikku setelah Arofah,” pikirku.
Kutengok papan pengumuman didepan ruang guru. Ada 1,2,3....ya 9 kertas tertempel disana. Setelah kulansir satu diantaranya. Namaku memang ada dikertas terkanan nomor lajur ke 16. Itu berarti aku memang benar di XI IPA 1. Kemudian kulanjutkan membaca 1 persatu nama yang akan menjadi temanku.
“Wuihhh....beberapa diantaranya dikenal sebagai anak yang ber-intelegent.”
Tapi beneran loh,,, aku buingung banget.
“Kamu itu ya apa sih, berharap XI IPA 1. Sekarang masuk IPA 1 malah gundah, ragu gimana gitu...” batinku tak berhenti menyalahkan.
Jujur aku nggak siap kehilangan X8, begitupun dengan teman-temanku STM, MAN, SMA, dan SMK, julukan deretan kami.
Esok hari, kita berkumpul kembali. Sekedar meletakkan tas, tapi bukan di X8, tapi dikelas aquarium. Kerena semuan ruang kelas X digunakan untuk tes acceleration oleh kelas X yang baru. Jadi, nobar kemarin boleh jadi terakhir kali kami menginjakkan kaki disana. Karena kelasku nantinya dibagian depan, dan tak satupun diantara kita yang masuk XI IPA 6, nama baru ruang kelas X8.
“Ketua kelas XI, dan XII silakan mengambil jadwal dimaket,” kata pengisi suara pengumuman itu.
Dan inilah akhir perjalanan X8, kita mulai berpisah dan menuju kelas masing-masing. Tempat belajar kita sudah berbeda, akan kita jumpai kawan baru, dan suasana baru walaupun bukan ala X8. Akupun juga tak akan bisa lagi meulis cerita-cerita tentang kalian. Karena aku disini dan kalian disana. Tak akan lagi kata “X8” dan nama-nama penghuninya dilembar-lembar part berikutnya, semua mungkin akan tergantikan oleh XI IPA 1 dengan beberapa nama baru.
Hari itu juga, begitu jadwal pelajaran dibagikan ada pelajaran rupanya. Sepi, bueda benget sama aura kelasku dulu. Clometan ketika guru menerangkan, tapi diam ketika ditanya. Yang ini lain, malah kebalikannya. Uhmmmm, diakhir part ini aku cuma ingin mengatakan sepatah kata saja “I WANNA BACK TO TEN EIGHT”

HILITE NEWS READER CONTEST

2 Maret 2011
Terlalu pagi kubuka hari ini. Sungguh mengginggil ku merambah air wudlu. Kubuka lemari, dan kutarik beberapa helai seragam harianku. ”Astaga !” Aku segera ingat. Hari ini takkan sampai kakiku di SMANISDA. Agendaku bertandang ke UNAIR bersama Via, Ariska, dan Ully untuk turut menanggalkan nama sebagai peserta HILITE News Reader CONTEST.
Jalanan masih sepi, ketika ku dengan high speed meluncur ke tengah kota menuju Stasiun Sidoarjo. Rupanya, sepagi ini segelintir orang sudah memadati areal loket. Tetapi tak kujumpai 1 pun kroniku bersiaga disana. Aku sedikit tak percaya diri. Takut kalau-kalau salah stasiun. Jari-jemariku mulai menggerayangi tuts-tuts ponsel. “Hallo, Tan ! Kamu sudah dimana ?” katanya dari seberang. Berkisar 10-15 menit kemudian, kucium tangan Bapakku. “Assalamu’alaikum.” kataku tiba-tiba. Dan Bapakku menjawab lirih “Wa’alaikum salam.”
Komuter yang dinantikan datang dari selatan, membukakan pintu untuk penumpang yang seraya menyerbunya. Kulepaskan sebuah sandaran tasku dan kupalingkan kedepan. “Fuck !” kataku dalam hati. Bangku panjang sudah penuh, dan tak tersisa 1 peganganpun. Sesekali aku terdorong kedepan. Dan beberapa lelaki setengah baya mulai beranjak dari tempat duduknya, lalu menghempaskan sepatunya diatas kakiku. “Aw..” aku berseru kecil. Tetapi orang itu tak sedikitpun berniat meminta maaf padaku. Segera aku ingat. Bahwa kubertanggungjawab atas tas yang kubawa kini. Kurenggangkan jariku, kudekap erat-erat dengan kedua belah tanganku. Dan orang itupun melangkah kian maju. Seklebatan mataku menangkap pemandangan yang begitu tak asing. Ya, kereta ini tengah melintas didepan SMANISDA. Sudahkah teman sekelasku memenuhi bangku X8 ?
1,2,3,....10 palang kereta yang dilampaui oleh kereta ini. Dengan beberapa pasang mata yang memadati kedua sisi palangnya. Beberapa kali kereta ini menghampiri calon penumpang di beberapa stasiun lintas kota. Dan kenampakan ini yang mengganggu. Ternyata, kereta ini berada dibalik pemukiman kumuh nan padat penduduk dan tak terjamah manusia berdasi. Aku tak berlama-lama memang menyaksikannya. Tiba-tiba seorang bocah lelaki berseragam merah-putih melangkah seribu kaki mengejar kereta yang melaju kian lambat dan akhirnya benar-benar berhenti.
Ya, Allah ! Hidup ku jauh beruntung. Di usiaku yang masih mengisi bangku SMA ini, seringkali aku merengek-rengek pada Bapakku untuk mengatarku kesekolah bila jalanan sudah ramai. Tak perlu berlari-lari seperti itu apalagi mengejar yang bukan tandingannya.
1 jam dalam gerbong ini, ku telah mempelajari makna hidup. Memang aku hanya bisa meliuk-liukkan kelopak mataku ditengah kesesakan ini. Tak bisa seperti orang Jepang yang sambil membaca buku. 2 belia disamping kiriku tiba-tiba bangkit dari duduknya. Rupanya mereka mempersilakan seorang tua untuk menghempaskan pantatnya dan menyandarkan punggung di bangku kereta. Lewat Stasiun Wonokromo, bangku kereta mulai renggang dan ini giliran aku, Via, dan Ully yang menikmati kenyamanan bangku itu. Malangnya, kereta itu bak sekejap berhenti didepan lajur-lajur stasiun Gubeng. Dan kami pun dengan hati-hati turun dari kereta.
Sepeninggal Stasiun ini, kami harus berjalan kaki kira-kira 500 meter untuk sampai diujung jalan karena ini pun bukan jalur angkutan umum. Dari ujung jalan itu, kami kiranya perlu menghitung berapa panjang RSU Dr. Soetomo dengan langkah kami. Rupanya, UNAIR itu bersembunyi disebelahnya yang hanya bersekat dengan sebuah jalan besar.
Inilah calon kampusku nanti. Mungkin sekarang ini aku merasa asing. Tetapi tidak untuk 2 tahun kedepan. Karena ini tempat belajarku selepas SMAN 1 SIDOARJO. Pertamanya kami menuju rumah Allah. Memanjatkan Ridho dan berharap kelancaran untuk hari ini. Setelah registrasi, kami menuju kantin FISIP. Alangkah terkejutnya, begitu mata ini menangkap puing-puing kayu tercecer disana. Bangunannya terlihat jauh lebih menyeramkan dari rumah Moza. 50% terlihat membekas sebuah kebakaran hebat. Jendelanya nyaris mengarang, sementara atapnya mengelupas hitam.
Pukul 08.00 kami sudah berada di ruang aula kembali. Sempat teringat, mungkinkah X8 sedang bergelut dengan asyiknya kimia bersama Bu Fin ? atau tertawa geli mendengarkan Bu Ruci yang super nggemesin itu. Aku semakin tak rela saja. Balaukah, 100rb sudah terlanjur melayang demi mencicipi UNAIR tanggal ini.
Singkatnya, dewan juri menempat namaku pada urutan ke-20 di daftar nilainya. Itu berarti aku kehilangan kesempatan untuk berlaga lagi di Babak Semi Final yang hanya menampung 15 orang saja. Tak ubahnya dengan Via, Ully, dan Riska. Mas Aziz, Precident of Efos yang mendampingi kami terlihat kecewa. Tak biasanya, SMANISDA gugur sebelum semifinal. Biasanya, dalam sekali bergelut, 2-3 piala pun berhasil diboyong.
Jalan kaki lagi. Begitulah nasib kami ketika itu. Ditengah panas matahari yang menjilat-jilat, rasanya kita tak sanggup jalan ke Stasiun Gubeng. Dasar anak Nyleneh, adat lama “NGAKAK GJ” nggak ketinggalan. Tetapi, betapapun canda kami, itu nggak berasa karena X8 jauh lebih heboh dalam hal tawa. Itu yang nggak pernah tergantikan oleh apapun juga.

SISWA KELUHKAN HARGA KALENDER

Merasa tidak puas dengan lay out kalender, siswa enggan merogoh kocek untuk membayar kelender sekolah yang dirasa terlampau mahal tersebut. Mereka nyaris mengembalikan kalender tersebut setelah sebelumnya sempat “ketawa cengingisan” karena tampangnya ngeksis bak model pendatang baru.
“yyah, tak kira libur ternyata pengumumane koq mbayar kalender,” celetuk seorang anak di suatu kelas.
“ehh, coba liat, sejak kapan Januari cuma 30 hari. Wahh, sing nggawe SOTOY,” yang lain ikut menimpali.
Celotehan itu wajar saja, namanya juga anak SMA. Nggak akan mau uang jajannya berkurang karena kalender yang nggak kece blass itu. Terus pihak sekolah gimana lho,? Nggak mungkin kalender yang sudah layak publikasi itu dipulangkan ke percetakan,? Yang mungkin, mau nggak mau kalender itu ujung-ujungnya bakal nimbruk di rumah warga smanisda. Nah, loh !
Ya, lumayan lah !! itung-itung majang fotonya orang bule bareng Pak Ponadi dan Pak Eko. Itu kebanggaan tersendiri kan ? ih, LEBAY.. .. bt, bukan lebay atau gimana-gimana sich ! siapa coba yang nggak seneng kalau sekolahnya ber-partner sama sekolah luar negeri ??? belum tentu sekolah lain dapat kesempatan yang sama, lho !
Ada-ada saja. Nggak penting kan, berita hari ini. Bt, apa salahnya journalist mengangkat berita yang nggak penting supaya nggak run away begitu saja dunk ! yang pastinya menarik dan layak diperbincangkan.

SMANISDA, KORBAN KEGANASAN AIR

24 jam bulat tak kurang 1 detikpun, Sidoarjo diguyur tangisan langit. Coba dech, ditilik kembali. Dibalik fakta yang selalu meng-yes kan SMANISDA dalam segala hal yang berbau dan berasa medali, trophy, piala, international learning. Pokoknya SMANISDA 2h yang ter-lah. Ternyata, SMANISDA juga tak dapat menangkis air mata bumi yang saking hebatnya i2h supaya nggak mangkir loh! eitthh, bukan berarti warga SMANISDA tak mengenal hukum kebersihan (ngawurr ae...), SMANISDA 2h kawasan TER-GO GREEN (kan tadi sdh dbilang’i semua TER- punyanya SMANISDA kecuali TER-nakal). Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak barangkali itu ungkapan yang phas untuk SMANISDA, Ya walaupun agak miris sich (bukan agak lagi, malah west miris bgtzz) ! tak dapat dipungkiri juga, catatan buram itu sudah terlanjur ada dan tercipta untukku. SMANISDA, KORBAN KEKERASAN AIR. Ruang pintar yang paling genting terkena imbasnya. 1, 2, 3,.... buku yang nggak tipis terkapar di meja administrasi. Mereka terkulai, terbujur kaku, dan lebih tepatnya “sedang tidak untuk dibaca apalagi dipinjam (disentuh saja nggak boleh)”. Dari ruang pintar, bergeser sedikit ke selatan, bukan untuk pratinjau X8 atau X9, tetapi tetangganya X9. Kelas reguler yang sebentar lagi hengkang itu, juga harus menangis dinafas-nafas terakhirnya.
“iuhh, becek bgt sich ! sudah siang koq terasnya belum dipel sich sama CS. Kaos kaki.q kotor tauuu,” rengekan seorang anak manja.
Nggak tau ta, mereka itu. Semua prajurit CS dikerahkan untuk mengoperasi penyakit yang diidap oleh ruang pintar. Lebih kasihan lagi kakak kelas XII yang bernaung disebelah X9, mereka menyempatkan waktu disela-sela durasi belajar mereka untuk mengusir air yang mangkal di kelas mereka. Padahalkan, mereka dalam hitungan hari lagi akan menghadapi pertempuran paling rawan memakan korban. Pertempuran itu, setiap tahun menjadi polemik bak kanker ganas yang tak pernah ada habisnya.
Tragedi pilu juga dialami peserta syuro’ SKI. Dengan mata kepalanya, mereka menyaksikan bagaimana air telah mengeksekusi pelataran rumah ALLAH hingga jadi seperti KOLAM IKAN.
Buat anggota baru keluarga besar SMANISDA, kondisi sekolah kita rentan air. Jadi, kalau buang sampah tuhh jangan seenaknya ya....di kolong meja 2h bukan tempat tinggalnya sampah. Dan CS bukan pelampiasan kalian yang selalu menggerutu sepanjang gerbong kereta api, karena teras kelas becek.

ANAK INDONESIA

Meneliti potret dan riwayat tunas muda di Indonesia memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Sungguh sangat mengenaskan apabila negara Indonesia yang memiliki duta di PBB sebagai pemegang kursi IMF ternyata memiliki catatan suram tentang perkembangan bangsanya. Sementara pemerintahan sibuk mengurusi kemelut politik dan korupsi yang tak ada habisnya, seakan anak-anak Indonesia juga mulai hengkang dari nilai kejujuran. Mereka sudah mempraktekkan nilai korupsi dalam alur hidup mereka. Ya, walaupun masih dalam taraf yang bisa ditolelir. Tapi mereka berkecimpung sudah terlalu jauh seiring bertambahnya umur mereka dalam hitungan detik. Contoh yang mudah,
Dalam 24 jam berapa kali mereka berbohong? Dalam 1 kali test berapa banyak soal yang mereka kerjakan dengan jujur ?
Sadarkah anda bahwa perkembangan ICT juga turut andil dalam mempertipis kadar kejujuran mereka. Mungkin jika anda masih ingat, sewaktu SD anak-anak biasanya mencontek dari mulut ke mulut. SMP mereka mulai memberanikan diri untuk OPEN BOOK UNDER THE DESK atau bahasa gaulnya ngrepek. Kemampuan ini mereka kembangkan ketika pelaksanaan UNAS, mereka menggunakan praktek perjokian yang lumayan merogoh rupiah. SMA mereka memakai fasilitas Google search memecahkan pertanyaan yang berupa Essay. Tanpa sadar mereka berusaha untuk perlahan membinasakan pola pikir mereka.
Tak hanya itu, jika anda mengamati dengan jeli, perpustakaan kini banyak terbengkalai. Padahal pemerintah daerah sudah mengalokasikan pendapatannya untuk memperelok gedung perpustakaan. Tujuannya, apalagi kalau bukan untuk menarik pengunjung. Berbicara perpustakaan takkan luput dari toko buku. Stock buku pengetahuan dari sejumlah toko buku ternama selama sebulan ini belum juga habis 10%nya. Tetapi stock novel yang harganya jauh melambung itu, belum seminggu sudah ludes. Ini menandakan rendahnya minat baca siswa terhadap ilmu pengetahuan. Mereka enggan membaca buku pengetahuan yang terdiri atas <200 halaman. Sementara sangat gemar membaca novel yang tebalnya mencapai 10 cm.

Orang Pertama Australia Ditemukan

SYDNEY, Fosil orang pertama penghuni Autralia diemukan. P ara arkeolog memperkirakan, usia fosil itu 45.000-50.00 tahun. Tim arkeolog menemukan disekitar tepi gurun pasir di wilayah barat laut, tepatnya di dekat tepi Danau Gregory.
“Fosil ini adalah bukti pertama ktifitas manusia di wilayah gersang di barat laut benua Australia yang diperkirakan berasal sebelum zmn es terbesar berakhir, “ungkap Peter Veth dari Austrlian National University seperti dikutip AFP kemarin.
Velt memaparkan teknik yang dinakan timnya dalam menentukan usia fosil terseut. Menurut pengakuan Velt, tim arkeoog menggunakan teknik OSL (optically stimulated luminescence).
Metode itu digunkan usia lapisan endpan pada artevak ataupun fosil yng ditemukn. Yaitu, dengan mengukur waktu yng dilewati fosil tersebut sejak mengalami endpn pertam secra geologis. Atau, kpn tepatnya fosil itu terxpose sinr matahari utuk kali terakhir.
“Ini adalah poyongan pertama. Penemuan pertama saat setiap orang mencari adanya (kemungkinan okupansi manusia di Austrlia). Dan, kami menemukannya. Jadi, ini adalah permuln dari 25 tahun penelitian selama ini., “ paparnya.
Fosil ini ditemukan 2008 lalu dan baru dipublikasikan di hdapn public kemarin. Sebelumnya, Velt bersama sejumlah tim melakukan tes untuk mendapatkn tanggl dn bukti okupansi yang akurat. Penemuan ini dipercaya semakin memperkaya sumber data terkait okupansi pertm di Australia. Sementara itu fosil manusia tertua ditemukan di timur New South Wales pada 1969 dn diperkirakan baru berusia 40.000 tahun.

Journalist Blog Competition 2k11

Mengapa Kami Layak menjadi Peserta Journalist Blog Competition 2k11 ?
Dunia jurnalistik membuat kami berapi-api untuk menjelajahi segala ruang dan waktu. Mengalahkan telinga ini berdenging, karena banyak orang mencibir bahwa writer dan photographer tidak lebih baik dari anggota dewan. Kami jadikan ejekan, hinaan, dan hambatan ini sebagai batu lompatan. Mengingat niat kami yang lebih berharga dari sebuah angka akademis, prestasi nilai, kekurangan fisik, dan apapun yang membuat kami berbeda dengan lingkungan kami. Ya, kami yakin “Kami Pantas menjadi Peserta Journalist Blog Competition 2k11” sebagai punggawa SMAN 1 Sidoarjo.
Mula-mula hampir tak pernah terjawab, pertanyaan yang bertaut di otak kami "Bagaimana menyajikan informasi yang berguna dan cerdas ?" Namun, begitu kami berkecimpung dalam ekstra kurikuler jurnalistik perlahan kami tahu. Bahwa untuk menulis dan membidik objek itu tidak bisa asal. Yang terpenting bagaimana sebuah tulisan dan foto bisa sinkron, mudah dimengerti dan menarik untuk terus dibaca.
Kebiasaan mengganti mading setiap bulan, mencetak buletin setiap semester, dan menerbitkan majalah siswa setiap tahun setidaknya menjadi ajang sederhana untuk memuaskan pembaca. Apalagi setelah sekolah menghelat JOURNEY (Journalist Education Day), artikel kami yang awal kali masih sarat dengan unsur subyektif, alur yang bebas meloncat, hasil foto yang tidak memperhatikan angle dan lighting, sedikit banyak mengalami perubahan walaupun tidak dengan serta merta. Darinya, kami dapatkan pembelajaran untuk memperbaiki kualitas informasi olahan kami setahap demi setahap.
Selama menjadi jurnalis kecil di SMAN 1 Sidoarjo, hal yang paling sering kami lakukan adalah wawancara. Mungkin biasa jika narasumbernya dari intern sekolah, namun menjadi luar biasa ketika sesekali kami mendapat kesempatan untuk menggali berita dari ekstern sekolah yang masih dalam satu kawasan tentunya. Kami beraksi layaknya reporter ulung, dalam rangka melatih kepiawaian sebagai tujuan diselenggarakannya JOURNEY. Narasumber yang kami temukan di medan hunting berita pun berasal dari banyak kalangan. Misalnya, penjaga palang kereta api dan beberapa pedagang makanan. Narasumber baru ini sekaligus tantangan kami ketika bernegosiasi, meyakinkan mereka agar kami memperoleh informasi yang sedetail-detailnya. Sehingga kami dapat membingkai fakta itu dalam satu gagasan secara unik, santai, namun bermutu. Bagi kami mengetahui kehidupan mereka membuat pandangan kita lebih luas, sehingga kita bisa lebih bijak. Itulah yang menjadikan kami tertarik untuk menggelutinya.
Konsistensi mengikuti insting jurnalistik, menyuarakan isi hati, serta mengungkapkan kebenaran dan ketidakadilan yang dibungkam, kami pikir merupakan simbol kebebasan berapresiasi yang selama ini dipandang sebelah mata. Bagaimana tidak, jika flash back sejenak tragedi tahun 2009 yang mengguratkan kesedihan masih lekat di ingatan kita. Tentang jurnalis Koran Radar Bali AA Narendra Prabangsa yang kembali ke haribaan Tuhan dengan cara terbunuh karena keberaniannya mengulik kasus penyimpangan proyek Dinas Pendidikan di Kabupaten Bangli.
Semangat kami untuk menjadi jurnalis profesional semakin menggebu-gebu, sejak Senior kami mengukir nama SMAN 1 Sidoarjo pada posisi 3rd place Journalist Blog Competition 2k10. Memang bukan perihal mudah, menyisihkan 60 tim pesaing. Mereka juga pasti saling beradu terutama dalam hal kecepatan dan mempertaruhkan kreativitasnya dalam merilis informasi.
Berbicara tentang jurnalistik tak pernah lepas dari deadline. Pemahaman kami, deadline merupakan cambuk untuk cekatan. Deadline mendidik kami menjadi jurnalis yang pintar terutama ketika deadline dibarengi ulangan. Karena jika jurnalis tidak lihai menyiasati pilihan, data yang semestinya menjadi informasi, malah menyesatkan pembaca.
Sejauh ini kami (Intan Suci -penulis dan Aditya Satya-fotografer) belum merengkuh prestasi apapun dibidang jurnalistik. Oleh karenanya, merupakan suatu penghargaan terbesar bagi kami apabila kami memperoleh kesempatan berlaga di Journalist Blog Competition 2k11 untuk membuktikan dedikasi kami.

Minggu, 21 Agustus 2011

SECRET IN FISIKA

Semenjak SMA, kurasa apa yang kumiliki dalam Fisika bukan sesuatu yang pantas dibanggakan, atau justru diragukan. Besaran dan Satuan. Menjadi awal bagaimana aku mulai mengenal Fisika di jenjang ini. 75, nilai yang sangat memalukan untuk ukuran materi yang pernah kudapatkan 3 tahun lalu. Tapi itulah kenyataannya, Fisika telah menjatuhkan vonis pada ulangan pertamaku di sekolah ini. Apa aku terlalu bermain-main dengannya ?
Beranjak ke bab berikutnya, “Vektor”. Aku sangat was-was. Bagaimana tidak, sampai jatuh hari dilaksanakannya ulangan ia masih melayang-layang dibias mataku. Begitu kertas ulangan dibagikan, “ahhh” rasanya mata ini tak kuasa meliriknya bahkan hanya untuk sebelah mata saja. Namun, semangatku tak pernah patah meskipun Fisika telah beberapa kali memenggalnya. Kucorat-coret naskah soal dengan angka-angka, kuhitung sebisanya. Sungguh rumit memang, walaupun angka terakhir yang kugoreskan tidak termuat dalam option. Ya, akhirnya dengan ragu karena kekuatan telepatiku sangat rendah kupilih option yang selisihnya paling sedikit dengan hitunganku. Hatiku bilang “Kamu tak tau diri. Caramu belum tentu benar, masih juga kamu gunakan metode pendekatan.”
Tak ada pengharapan dari ulangan kedua ini. Dari 10 soal diberikan, 7 soal hitungan dan 5 diantaranya tak bisa kupastikan. Dalam Al-Qur’an, “Mintalah padaku maka Aku akan memberikannya.” Tapi aku juga malu memohon pada Tuhan, karena aku sendiri teramat genting ketika itu.
Pertemuan berikutnya, Fisika memoles kertas jawaban yang kukumpulkan seminggu lalu dengan tinta merah “83”. Aku lantas tercengang. Pembelajaran berharga hari ini mendorongku untuk berguru pada temannya temanku dikelas lain, namun ini baru terlaksana 30 menit menjelang UAS semester 1.
Ketika itu aku terasa meregang nyawa kembali. Vektor masih mengganjal di otakku. Sementara Ekonomi jauh merasuk membuka sineps-sineps, meninggalkan vektor yang masih diujung rambutku. HHHH
2 minggu rehat setidaknya lebih dari cukup untuk 6 bulan bejibaku dengan Fisika. 6 bulan berikutnya, masih dalam setahun, Fisika menyuguhkan Pemuaian dan Kalor. Kali ini, takkan kubiarkan Fisika membuatku galau. Akan kukuasai ia sebelum ia menguasaiku. Dan sebelum ia mendepakku dari posisiku sekarang.
Thanks, Fisika menorehkan sesuatu yang tak tanggung-tanggung pada pengujung tahun ajaran. Dia ikut mengantarkanku untuk satu tingkat diatas semester lalu.
Tahukah anda ?
Beberapa hari ini, tanpa sadar kulakukan hal yang sama. Hingga akhirnya ada yang bertanya, “nggak ada PR lain selain melototi buku itu?” Oh...tuhan ternyata aku telah menapaki 86 dari 179 soal Fisika.
Hingga pada suatu ketika, aku mengetikkan clue pada kolom pencarian di Jejaring Sosial Facebook “FISIKA” dan aku bergabung disana bersama 5400 lainnya. Darinya, sering kusalin beberapa pertanyaan dan ku post kan jawabannya secepatnya.
sssssttttt, Diam-diam Aku suka Fisika. Karena Fisika ada disekitar kita. Innersia mempertahanku untuk tetap bergerak atau tetap diam selama tidak ada aktivitas lain yang kukerjakan (Hukum Newton 1), maka begitu aku beraksi pasti ada yang bereaksi (Hukum Newton 3). Seperti halnnya pada Roller Coster, apa jadinya kalau ketika berotasi tidak dengan kecepatan tinggi ? tentu anda terpental bukan ? Maka dari itu bersyukurlah karena ada gaya sentripetal yang bekerja.
Nah itulah, betapa Fisika ada dalam sesuatu yang anda anggap tidak penting . Dan semuanya akan mudah jika sudah biasa. Be calm dowm, Fisika tidak akan membuat anda tersesat.

Rabu, 17 Agustus 2011

It's Like a Angel Came by and Took Me to Heaven

Tersadar aku telah singgah di era ini. Ketika beberapa mata najwa mencibir sikapku yang demikian apatis. Kuhalau bibir orang yang mendesis aroma kebencian untukmu. Bertalu-talu terus mencerca latar belakangmu yang kurang beruntung. Karena aku percaya jiwa malaikat masih melingkupimu. Karena sebenarnya Kamu tiada akan pernah tahu bagaimana aku mengagumimu. Karena aku juga tidak mengerti bagaimana ini terjadi. Aku bodoh, mengapa kubiarkan rasa ini semakin menjadi ? Padahal aku tahu itu percuma. Aku telah berulang kali mencoba melepas rasa ini. Tapi sungguh terlalu berat. Dan akhirnya rasa ini membuncah, meraung dalam setiap melody yang pernah mengalun ditelingaku.
Aku melihatmu tanpa arti disini. Semakin kutatap lekat-lekat pun semakin daku merindukanmu. Tapi apa daya, asa ku takkan sampai untuk sekedar menggenggam erat tanganmu. Jadi, biarkanku terlarut dan semakin hanyut dalam luapan khayalku. Karena hanya ini yang kubisa. Mengukir raut wajahmu secara abstrak dalam duniaku yang terlalu silu. Don’t force me to wake up. These imagine are too beautiful to leave. If I can born to be somebody I’ll never say never. Because you said that now I got the world in my hand,
I was born from two stars, So the moon’s where I land and I’m used to going out' my way to impress these Mr. Wrongs. But I can be myself with you. Cause You'll take me as I’m. You know they said believe in love and it's a dream that cant be real. So you said me again to show 'um how we feel.
Sesekali aku kecewa padamu, tapi selalu ada saja alasan yang membuatku tetap tertahan. Kira-kira 1/1000 peluang untukku berpaling darimu. Kamu tahu ? Segerombolan formula vektor, aturan Hund, Aufbau, standart deviation dan apalah itu yang berjubel di otakku, selalu saja ada celah untuk kamu.
Ya, sekalipun sedetik saja aku belum pernah atau bahkan tidak akan pernah menatap bias matamu. Tapi cukup dilayar tak nyata ini setiap harinya. Dan itu sudah membuatku senang. Sungguh aku tak dapat memungkiri realita yang benar adanya. Bahwa ¼ dari ruang hatiku telah kosong, akibat motif suka yang mengguratkan harapan untuk memilikimu. Tapi tidak !!! Selamanya Aku hanya ingin menyayangi orang-orang yang diberi-Nya cinta. Sayang, kamu satu dari mereka yang tersesat.
Fenomena pada cermin datar yang lebar dan jernih. Titik fokusnya membentuk bayangan Bioma pada retina mataku. Kamu tergambar sebagai intan yang diangung-agungkan. Superstar hebat lintas negara dan benua. Sementara aku hanya umbra yang dikelilingi panubra dari bayangan itu. Atau sebutir debu rapuh yang terdampar di ekosistem padang pasir. Dan Aku hanyalah rakyat jelata, yang hanya dikenal oleh segelintir orang saja. Kira-kira seperti itulah jembatan pembeda yang terbentang diantara kita. Itulah yang membuatku tanpa enggan mengacakan diri.
Lama-lama, aku kehabisan kata-kata untuk menguntai rasa ini dalam seberkas kertas buram saja. Please, Don’t make me be regret, You had let me be Belieber in your BIEBER FEVER.
One note: Here I love you, I wanna you to know “SOMEDAY”.