Sabtu, 31 Desember 2011

GENTA 2012

Ketika awak media beramai-ramai membuka kaledioskop 2011, tampak di sana jajaran pesinetron yang naik ranjang, bermetamorfosis bahkan menuai perceraian dan berseteru di meja hijau. Lihat saja pertarungan pelik dua bintang horror Dewi Perssik dan Julia Perez yang sampai kini tak kunjung selesai, K.H. Zainudin M.Z. yang tutup usia, dan mengusung serta Nazaruddin, Nunun Nurbaeti, dan Melinda Dee ke dalam daftar koruptor negeri ini. Walaupun kasus Gayus hampir tenggelam dan mulai dilupakan, tetapi bukan berarti Jakarta Lawyers Club akan sepi dari debat politikus sekelas Ruhut Sitompul dan Gayus Lumbuun. Sementara itu, layar kaca RCTI dihiasi aksi sang fakir Limbad yang kembali mengumbar maut selama dua belas jam demi gelar yang apabila berhasil akan disematkan kepadanya “Manusia Beton.”
Berita luar negeri juga tak kalah menghebohkan. Yang paling menyita perhatian public selain penobatan Kate Midletown sebagai orang tersopan di dunia, menyusul Justin Bieber di posisi kedua, ialah kisah mirip dongeng perkawinan Pangeran William dan Kate. Banyak yang bilang, pesta pernikahan ini ialah yang terspektakuler sepanjang sejarah setelah pasangan Lady Diana dan Pangeran Charles. Juga Belieber yang dikejutkan oleh tudingan Mariah Yeater terhadap pelantun Hits “Baby” sebagai ayah dari bayi laki-laki yang dilahirkannya ,Tristyn. Belum lama setelah pengakuan itu dinyatakan salah atas dasar ketidakcocokan galur DNA antara Bieber dan Tristyn, Greycon diisukan tampil sebagai The Next JB.
Terlepas dari berita jurnalistik itu, menutup perjumpaan tahun seperti pada pergantian tahun sebelumnya tiada akan semarak tanpa nyala bunga api dan dentum petasan. Tiada ada kesan yang tergores tanpa acara bergadang oleh para jiwa muda. Itulah generasi kita. Menganggap tahun baru sebagai event yang tak lengkap tanpa berfoya-foya. Mengapa sih tahun baru harus dirayakan jika dinamikanya tidak akan lebih baik dari tahun yang telah ditinggalkan? Kita tilik kembali ketika berada di pengujung tahun 2010. Semua mendongak ke langit pukul 00.00 waktu setempat. Didermakannya harapan pada setiap butir dan bias mercon, balon, atau apapunlah yang mereka lepaskan ketika itu. Namun apa yang terjadi, sebelas kecelakaan dan enam insiden serius sepanjang Januari hingga September 2011 belum termasuk pertumpakan darah Pelabuhan Sape, Bima, NTB yang kian membuat kelabu potret pemerintahan Indonesia Bersatu jilid dua.
Ayolah, mulai sekarang. Reparasi paradigma masyarakat! Sadari bahwa Bumi bertambah usia! Itu berarti akan berkurang pula durasinya untuk berevolusi. Jadikan 31 Desember dan 1 Januari sebagai moment untuk mengintrospeksi diri! Before it’s too late, before anything happen. New spirit, new life, So next be better.
HAPPY NEW YEAR 2012!!!!!

Senin, 19 Desember 2011

Tim POPULER Diganjar 0-5

Eforia gila bola belum usai walaupun SEA GAMES ke 26 telah selesai dihelat. Karena tarkas (tournament antar kelas) yang menjadi penutup perjumpaan kita di semester gasal tahun ajaran 2011-2012 bisa jadi mengusung lebih banyak penggibol. Hal ini terlihat dari ratusan siswa baik putra maupun putri terjun langsung ke lapangan untuk ngeceng para idola futsal Smanisda yang gak kalah kece dengan Christian Ronaldo. Mereka seakan mengabaikan terik matahari yang menjilat kulit.
Tournament yang memperadukan punggawa unggulan dari jenjang kelas X, XI, dan XII kali ini dibuka oleh laga epic XI IPA 1 dan XI IPA 4 (19/12). Keduanya tampil prima, mengusai medan, dan yang terpenting play sportive. Walaupun beberapa kali sempat jatuh bangun, tetapi itu dinilai wajar dalam usaha memperebutkan primadona lapangan. “Ini ajang futsal, Bung! Bukan basket,” kata ketua OSIS sang memandu pertandingan manakala bola melambung melampaui ring basket.
XI IPA 1 dibuat bertekuk lutut, pasalnya XI IPA 4 sukses menjebol gawang Dwiky (keeper) hingga kedudukan berakhir 0-5. POPULER (Populasi Sebelas IPA Satu Spektakuler) memang tak dapat menyembunyikan raut kecewa. Namun mereka tetap mengobarkan semangat agar tim kesayangannya tetap berlapang dada.

Jumat, 16 Desember 2011

Rutinitas, Korea Eksis di Layar Kaca

Artis Korea, dewasa ini menjadi jajaran infotainments paling booming di kancah hiburan internasional. Bersama dengan Jepang, Korea perlahan sukses mengusung fans Justin Bieber yang sempat HOT di tahun 2009 berkat album perdananya “MY WORLD”. Bahkan juga para SM*SH Blast.
Ini terlihat dari SHINEE yang memutar hits “Ring Ding Dong” atau SNSD dengan debut “The Boys” sekurang-kurangnya lima kali sehari di depan layar kaca laptop yang masih menjadi rutinitas siswa SMAN 1 Sidoarjo. Boy Band dan Girl Band sebangsa dan setanah air dengan Super Junior itu, lagaknya cukup membuat koreanisme duduk tenang berjam-jam. Apalagi di tengah moment tanpa pelajaran seperti beberapa hari belakangan.
Tidak ketinggalan dunia perfilman korea, Endless Love melalui acting memukau Eun-suh dan Joon-Suh turut juga mengalihkan XI IPA-1 hingga bersimbah air mata bahkan pada permulaan episodenya, H-1 UAS Sabtu (3/12). Film yang terdiri atas belasan part itu sampai kini masih menyedot penonton, walaupun tak sebanyak ketika kali pertama ditayangkan di layar lebar (white screen LCD).

Rabu, 14 Desember 2011

Antusias Siswa Serbu Ruang Guru

Salah satu titik yang menjadi daya tarik magnet di SMAN 1 Sidoarjo pasca UAS (13/12) ialah bascamp para guru. Bagaimana tidak, puluhan murid dari jajaran kelas XI dan XII sontak membeludak dari ruang ujian setelah bel tanda berakhirnya durasi pengerjaan mata ujian berbasis ICT itu berdering.
Ada yang sekedar nimbrung di maket atau bawah tangga, adapula yang terlibat aksi kejar-kejaran dengan guru pengajar lantaran beliaunya yag mengaku sangat sibuk. Kebanyakan merupakan ketua kelas yang sangat antusias terhadap hasil UAS (anggota kelas, red) yang berlangsung selama sepluh hari ini.
Ujian Akhir Semester Gasal, untuk kali pertama menggunakan bahasa pengantar nasional sejak label yang disandangnya, RSBI SMA NEGERI 1 SIDOARJO. Pun mekanisme menjawab soalnya juga menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan. Lembar Jawaban Komputer dan esai, harus diisikan dengan hati-hati. Pasalnya, skor siswa turut bergantung pada campur tangan scanner. Ketidakmampuan pemindai elektronik itu dalam membaca bulatan pada salah satu option, dapat berakibat fatal pada nilai siswa. Maka tak heran, segelintir siswa mencemaskan hal itu karena menyangsikan keandalan kerja scanner.
Namun jika ditilik, cara semacam ini dapat dijadikan pembelajaran dalam menyongsong sukses UNAS tahun 2012. Yaitu menekan angka ketidaklulusan akibat kesalahan dalam penggunaan LJK. Begitu juga dengan moment kali ini, memerangi virus remidi yang merongrong kesetimbangan kuantitatif, dengan antibody minimal sebanyak 78.
Ya, saya, anda, dan 682 siswa lainnya turut berdoa.

Senin, 12 Desember 2011

SMANISDA: Transportasi Antarkan Prestasi

Riuh dan colorful, begitulah yang terjadi di bumi Smanisda Sabtu (12/11) pagi itu. Tidak ada siswa yang terlambat, tidak ada pula yang hanya berkubang di bascamp sejati (kelas) untuk mengerjakan PR. Semuanya larut dalam suka cita, menyemarakkan hari jadinya SMA Negeri 1 Sidoarjo ke 49.
Uniknya, Dies Natalis, sebutan untuk party of Smanisda’s Birthday ini selain menghelat pentas untuk unjuk bakat siswa-siswinya, juga menyelenggarakan kegiatan jalan sehat dan lomba hias sepeda yang hadiahnya tidak main-main. Puluhan hadiah hiburan, dan satu sepeda gunung dapat dibawa pulang oleh pemilik nomor undian yang beruntung. Ini merupakan rangkaian dari tajuk “GOES”, tema dengan nuansa evergreen. Lantas, pesan moral apa yang dapat kita petik setelah itu? Yups, membudayakan bersepeda sehat untuk mengurangi emisi gas beracun akibat pemakaian kendaraan bermotor. It’s Epic, right?
Tak lebih dari 06.00, Kelas X, XI, dan XII bersiap mengambil barisan di lapangan basket dengan punggawa masing-masing. Satu yang banyak menarik bidikan para fotografer ialah formasi cewek-cowok-cewek yang mengaku paling POPULER. Populasi Sebelas IPA Satu Spektakuler. Dibawah pimpinan Yudin dan Nadia, sang Mayorette mereka tiada henti-hentinya meneriakkan ikrar “kompak selamanya”. Memang demikian adanya. Pasalnya, pakaian yang mereka kenakan berpasang-pasangan namun berbeda antara pasangan satu dengan yang lainnya. Dari depan ke belakang, biru, hijau, merah, kuning, ungu, dan putih polos untuk siswa laki-laki. Sementara dua maskotnya mengenakan topi buatan bersama yang mewakili warna-warni baju anggotanya. Itu berarti mereka sangat menghargai pluralitas demi mencapai kesamaan.
Opening Ceremony, diawali dengan sambutan Bapak Widjahyono selaku Wakasek Kesiswaan menggantikan Bapak Ponadi yang berhalangan hadir ketika itu. Sesekali tepuk tangan bergemuruh, terlebih ketika klakson panjang merambah telinga orang-orang yang hadir disana. “Ini dia mobil baru kita. Transportasi yang akan mengatarkan kalian berprestasi. Supaya nggak naik angkot lagi,” sela wakasek yang juga konselor itu.
Murid-murid menyebutnya “BISON”, berwarna silver dan bertuliskan “SMAN 1 Sidoarjo Jalan Jenggolo no.1” di kanan kirinya. Usai menjalani prosesi siraman, seperti mobil anyar pada umumnya, kendaraan ini langsung diparkir di depan UKS agak ke sebelah selatan. Baik guru maupun siswa, tidak henti-hentinya memalingkan pandangannya kearah NEW COMER SMANISDA itu. Mungkin tiap-tiap mereka menaruh harapan akan apa yang dikatakan Pak Wit.
Singkatnya, setelah itu arena sekolah sekejap menjadi sepi. Langkah-langkah kaki saling berirama menelusuri rute-rute yang ditetapkan sebagai alur jalan sehat pagi itu. Sementara itu, stan bazaar mulai dibuka. Ada makanan tradisional, ada pula makanan khas Jepang, dan minuman segar yang membuat liur kian menetes. “hemat kocek, perut kenyang,” begitu katanya.
Semakin siang, semangat kancamuda kian terbakar oleh dentum drum dan denting lirih piano lengkap dengan nyanyian si vokalisnya. Belum lagi ketika modern dance perform, seakan luasan ini tak ubahnya medan magnet dari kutub-kutub yang terdasyat. Apalagi GSC yang paling dinanti, mereka melebur penghuni Smanisda sampai hanyut bersama Somebody to Love by Justin Bieber. (Go Justin Bieber Go!!!!!). Dan inilah puncak pagelaran HUT SMANISDA ini. Sebanyak 28 sepeda berhias dari sembilan kelas X dan XI, serta sepuluh kelas XII siap membawa dekoratornya melenggang di tengah lapang. XI IPA 2, berkat sepeda batiknya sukses menyabet printer yang sedaritadi dielu-elukan kelas Cherry Belle. Tetangganya, XI IPA 1 juga mengukir nama sebagai pasukan jalan sehat terkompak. Congrats!!!
Itulah, DIES NATALIS 2k11, di post kan oleh Intan special untuk para pembaca di SMANISDA.

Minggu, 11 Desember 2011

The Winner or The Best?

Today (20/11) is the last day for Axis DetEksi Competition 2k11. Some great names were born at the previous day. They are Medina Andini, The Winner of Teacher Competition that has chance fly to America. Also SMA Frateran’s student at OZ DetEksi Challenge and big three of Red-A DetEksi Model Competition were succeed to go to Aussie.
As we know, in the competition not all participant can out as the winner. But, not lost their call. Just luck that hasn’t choose them. Then, what will they say? Let’s check it out!
Beberapa nama besar telah dicetak dalam sejarah singkat Axis DetEksi Competition 2k11 yang berlangsung sepuluh hari itu. Namun begitulah alur sebuah laga, ada jawara yang terbit diantara yang tenggelam. Widia SMAN 2 Surabaya, mengaku sedikit kecewa. Harapannya untuk membawa label best school ke pundak sekolah tercinta pupus sudah. Walaupun begitu, ia tetap berjiwa besar mengakui kehebatan yang tengah direngkuh oleh SMAN 20, SMA Petra 2, dan SMA Petra 1 Surabaya. Menurutnya, nilai terhebat yang ia petik dari DetCon ini ialah bukan berapa banyak ballot yang dikumpulkan untuk mendukung madingnya, tetapi kebersamaan dan kekompakan selama menggarap mading.
Nama serupa dari SMAN 1 Kebomas Gresik juga tak kuasa menyembunyikan raut kecewanya. Sekolahnya tak sekalipun disebutkan. Padahal keikutsertaannya pada DetCon 2k11 ini ialah untuk mengulang gelar best school yang tahun lalu dikantongi sekolah yang terletak tidak jauh dari Surabaya itu. “Dari awal aku sudah pesimis menang. Mading tetangga bagus, keren. Pasti budgetnya besar,” ungkapnya. Selain kas ekstrakulikuler mading yang defisit, siswa yang sekarang duduk di kelas XI ini menilai ketidakmaksimalan karyanya (mading SMAN 1 Kebomas) karena waktu penggarapan yang demikian singkat. “Kami membuat mading ini kurang lebih satu bulan. Dengan mengerahkan seluruh anggota ekskul mading tentunya ditambah sebelas sukarelawan,” kenangnya. Mereka adalah pemahat styrofoam, ahli elektronika, dan seniman maupun seniwati ulung yang didapatkan dari berburu ke kelas X dan XI. “Acap kali ada murid yang piawai membuat kreasi, Pimredku langsung mendatangi kelasnya.” Widia mengklaim, tidak sedikitpun penyesalan tergurat dari benaknya telah mewakili sekolahnya mengikuti lomba tahunan ini. Justru ia bersyukur, karena wawasannya bertambah, yang tidak bisa ia dapatkan di bangku sekolah.
Komentar lain datang dari SMA Kemala Bhayangkari 3 Porong, Sidoarjo. Kepada kami, ketua ekstrakulikuler madingnya mengaku lebih memilih The Best ketimbang The Winner. “The Winner bercokol karena pilihan juri, pengunjung, atau polling sms. Sedangkan The Best, mutlak yang terbaik. Aku tetap merasa sekolahku yang terbaik kok, karena siswanya punya etos kerja yang baik, buktinya dengan tenaga yang amat terbatas kami bisa menyelesaikan mading sebesar ini walaupun dalam pekan UTS” tutur remaja 16 tahun ini.
MA Miftakhul Maarif Probolinggo lebih gigih lagi. Bertandang jauh-jauh dari pelosok Probolinggo, ke ibukota propinsi, untuk memamerkan mading 2D dan 3D, serta menyabet gelar 1st place yang menjadi langganannya di daerah asal sejak tahun 2004-2009. “Sekolah kami sudah tidak boleh ikut kompetisi mading Probolinggo lagi, bolehnya jadi panitia. Makanya kami menjemput gelar juara kemari,” tukas Sofyan, koordinator mading berukuran 1,5m x1.5mx2m itu. Sementara, 2 tipe mading ini didampingi oleh sebelas siswa yang menginap di Masjid Al-Ghuroba’, SSCC lantai lima sejak tanggal 8. Barulah tanggal 18, siswa putri datang untuk mengurangi tugas jaga mereka dari pukul 08.30 sampai 22.00 WIB. “Kami nggak ada biaya buat nge-kos. Makanya menginap di masjid, yang ijinnya ke Kepala security itu susah banget.,” curhat Sofyan lagi.
Mading yang dibuat dari bunga liar, kayu kering, kacang kedelai, ranting buah kelapa, dan pelepah pisang ini sampai di venue Axis DetEksi Competition ini dengan diangkut truk. Ketika itu, cuaca Surabaya sedang tidak bersahabat. Jadi, mereka terpaksa mem-print out ulang artikel yang basah, juga memperbaiki hiasan yang lepas.

Bertingkah Mirip Demonstran di Ballroom

Yesterday (18/11) is Final Red-A Deteksi Model Competition. It will have held at Ballroom SSCC Pakuwon Indah. Many honorable people has filled this room since about thirty minutes before it began. Actually, in this room also came youths that brought banner. On that banner, there was a photo of their favorite model. But, when the name of their favorite’s model was called, they shouted like participant in demonstration in front of Istana Negara.
Convention Hall berbagi pengunjng dengan ballroom pasca Final Red-A Deteksi Model Competition (18/11). Sejak hari berangsur petang, tetangga sebelah venue Axis Mading ini mulai kemasukan banyak manusia. Mereka ialah wanita dan laki-laki berdasi yang memenuhi undangan tahun kesembilan even ini. Ternyata kedatangan mereka mendapat kawalan dari puluhan muda-mudi dengan banner dan poster yang menjuntai. Maka, tak kurang dari tiga puluh menit luasan ini seketika menjadi sesak.
Mula-mula, menyeruaknya Azrul Ananda menjadi tengarai pasti akan segera dimulainya acara sebenarnya. Disusul kemudian Jennifer dan Augie, MC ibukota yang berjalan lenggak-lenggok bak model ulung. Memang tak sia-sia, jauh-jauh datang ke Surabaya nyatanya mereka bisa menginterupsi audience agar mata tetap tertahan pada stage tempat mereka berpijak.
Kedua puluh besar finalis Red-A Deteksi Model pun diperdengarkan namanya. Tiba-tiba, dari kursi audience paling belakang terdengar gemuruh. Lengkingan, juga tumbukan antar botol. Ini lebih mirip nyanyian demonstran Sidoarjo di depan Istana Negara yang menuntut ganti rugi atas lahannya tempo hari.
“….Nina….Nina…”
“…Della….” Dan begitulah seterusnya.
Apa mungkin ruang dengan penjagaan ketat seperti ini, demonstran masih bisa menyusup?
Ternyata tidak juga. Mereka hanya mendemonstrasikan model kesayangannya agar dinobatkan sebagai “The Winner Sejati”. Namun, semakin malam bertambah larut, mereka pun kian menjadi. Terlebih manakala separuh kandidat model digulingkan untuk menuju ke peringkat sepuluh besar.
Inilah puncak riuhnya. Ketika mereka digoyangkan oleh aksi panggung RAN dan Geisha, Guest Starr DetCon tahun ini. Demonstran model itu pun sontak berteriak histeris. Mereka tidak lagi meneriakkan jagoan yang fotonya terlihat jelas dari banner yang mereka bawa. Bahkan, seorang diantaranya maju ke mulut panggung untuk menyambut jabat tangan vokalis RAN, Nino. Selain mereka, ada juga populasi yang turut membuat ballroom ini semakin bersemarak. Pasukan kaos merah dan kuning bertuliskan “My Geisha”, contohnya. Fans Geisha di Surabaya ini memang paling menunjukkan sensasinya.
Intan SMAN 1 Sidoarjo

Supervisor Ungkap Plus-Minus Jadi Jurnalis

Putri Rizki, supervisor DetEksi Competition 2k11 who always we meet at every conference told about plus minus be journalist. Who knows that in 2004 she born to be the Best Writer at Deteksi Party. It began from her love to our national language, Bahasa Indonesia. She also got 2nd place Mading on the Spot in 2005 and the big five Super Design in 2006.
Sejauh ini sepertinya sudah dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada jadwal liput yang tidak dibarengi conference. Tak ubahnya pula hari ini (19/11). Bahkan ini conference terdini jika dibandingkan dengan conference yang pernah dihelat sebelumnya, pukul 16.15 WIB. Lagi-lagi jurnalis dan fotografer merengkuh imbas positif. Pasalnya, ketiga finalis Red-A Deteksi Model Competition yang sudah dinobatkan tadi malam akan menjadi pembicara mereka sore ini. Bersamaan dengan itu, sebelum para model menjamah conference area, Supervisor DetEksi Con 2k11, Putri Rizki mencoba mengorek perasaan pelaku Journalist Blog Competition selama sembilan hari bergulat di medan ini. Adakah yang merenjana?
Kemudian belia berusia kira-kira 22 tahun ini mengenang peristiwa bersejarah tujuh tahun silam yang melahirkan nama besarnya. Ketika itu, ia masih duduk di bangku kelas dasar Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Surabaya. Berawal dari minat hebat terhadap bahasa nasional Indonesia, keluaran SMPN 1 Surabaya ini turut ambil bagian dalam Deteksi Party spesialis Journalist Competition. Pada kiprahnya yang baru kali pertama ini, Putri yang sekarang mengabdikan diri di markas DBL sukses menyabet gelar Best Writer. Tetapi bukan berarti perjalanannya semulus akhirnya. Karena modal pengalamanpun belum dimilikinya, maka tak heran jika ia dibayang-bayangi nervous sewaktu conference dengan Dian Sastro, artis ibukota. Walaupun begitu great angle sedang berpihak pada gadis yang mengaku enggan meniti di Pendidikan Kedokteran. Baik keluarga maupun guru member dukungan penuh. Terlebih seniornya yang terlebih dahulu menggores jejak prestasi dengan telaten memberinya tips bagaimana cara berwawancara dan membuat artikel dengan tanda baca yang benar.
Tak puas dengan pencapaiannya, Putri pun bermaksud mengulangi kesuksesannya. Tahun 2005, ia mengukir nama sebagai finalis kedua Mading On The Spot. Bahkan di satu tahun terakhir masa SMA nya, ia masih mendaftarkan diri sebagai peserta Super Design. Alhasil, identitasnya tercantum di peringkat lima besar. Seketika tawaran kontrak kerja pun datang, Jawa Pos. Gadis berprestasi ini tidak membuang serta merta peluang ini. Ia menerima tawaran brilliant itu setelah namanya diresmikan menjadi mahasiswi fakultas Ekonomi. Tetapi tidak lama, hanya setengah tahun lalu bermutasi ke DBL. Tetapi tetap suka deteksi. Tidak hanya itu, kakak yang selama DetEksi Con 2k11 ini kami jumpai di conference area, telah membuktikan dedikasinya sebagai reporter radio dan jurnalis fakultas.
“Berhubung saya kecil, jadi kalau wawancara harus mendongak atau narasumbernya yang duduk ,” curhat jurnalis ulung ini. Di akhir ceritanya, ia juga mengurai kelebihan writer disbanding fotografer. “Writer dapat meminta nomor telepon narasumber. Jadi kalau ada informasi yang terlewatkan bisa langsung contact. Berbeda dengan fotografer yang kecil kemungkinannya untuk mendapatkan kesempatan kedua,” ujarrnya lagi.

Keluarga Jelangkung Semarakkan Nobar di Malam Jum’at

Indonesia would fight again. That evening was with country who often called Jiran. It was Indonesia’s second fight during DetEksi-Con 2k11. Here, you would known how great convention hall inhabitant’s enthusiasm are! One of them is Jelangkung’s family. They are come from Senior High School Baruna Surabaya. But, when they would enjoyed football competition that show at white screen, someone shouted “Hey, got away from there!”
According to you, why did it shout? Because this Jelangkung was so high, so block the screen. Check in out to know completely!
Convention Hall beralih fungsi jelang laga kedua Timnas U-23 dalam zona DetEksi-Con 2k11 (17/11). Baik keluarga besar Axis DetCon maupun penghuni venue mading diistirahatkan pun, semuanya melebur dalam suatu luasan tanpa memerdulikan darimana sejatinya mereka berasal. Satu diantaranya yag paling menggelitik ialah keluarga jelangkung yang membuat pelaku nobar (nonton bareng) naik pitam. “Hei minggir!” seru seorang dari belakang. Tetapi sekalipun mendengar, para jelangkung nakal ini bukannya cepat-cepat bergeser sedikit saja, malah berkacak pinggang di muka white screen. Penunggu tujuh makam keramat yang berlokasi di jalan Mading 3D SMA Barunawati Surabaya lostment nomor 067 sejak kemarin pagi memang sudah memancing sensasi. Terlebih untuk menyaksikan aksi petangguh Indonesia bertahan dari serangan Negeri Jiran yang berakhir 0-1, dua anak jelangkung ini pula memboyong induknya yang tingginya mencapai 4 meter dengan lebar 2,5 meter.
“Kasihan, Mbak! Jelangkungnya nggak punya kain buat bikin baju, makanya pakai Koran,” guyonan satu dari dua siswa yang memikul penyangga dari bambu besar itu. Karena siswa ini berusaha menutupi identitasnya, kami akhirnya bertanya pada maskotnya, Brian. “Nggak susah buat ini. Cuma setengah hari, kok! Sengaja kita pilih hari ini untuk kampanye. Kan, Jelangkung ada arisan keluarga sekali dalam seminggu Ya, malam jum’at ini,” celotehnya lalu diikuti gelak tawa orang-orang yang kebetulan mendengarkan lirih suaranya.
Sampai berita ini diturunkan, ibu Jelangkung masih menempati posisi tertinggi classment sementara sebagai makhluk gigantisme di SSCC Pakuwon Indah.

Garriz Kejutkan Penggarriz Dengan Angklung

Garriz is one of two bands that performed this afternoon. Because they are success to be big five teen in selection before. Its name is derived from all members. They are Guntur, Raka, Ayu, Leiga, Fakhri, and Fariz . Group band that wore white clothes presented One Heart, Cemburu, Lihat Aku Sekarang, Geregetan, and a song for a beautiful woman in this world, Ratu Sejagad by played angklung first. This band also hope that they can perform again at Final Honda Deteksi Competition Saturday November 11th 2011.
Inilah Garriz, satu dari jajaran lima belas besar Honda DetEksi Band Competition yang tampil sore ini. Performance band lima personel ini sukses memukau puluhan pasang mata agar tertuju padanya. Balutan gaun putih dengan renda hitam di bagian pinggang untuk vokalis dan kemeja putih dipadu celana panjang hitam untuk pemain instrumen musik cukup membuat Garriz terlihat elegan diusianya yang baru baru tiga tahun itu. Ketika ditanya perihal konsep, Garriz yang namanya diturunkan dari Guntur, Raka, Ayu, Leiga, Fakhri, dan Fariz tanpa ragu mengungkapkan “Kami berani tampil beda. Memang movie magic identik dengan hitam, tetapi apa salahnya mengenakan kosum tanpa pernak-pernik yang mengundang bau mistis ? Apalagi ini buatan sendiri. Jadi tidak menyusutkan rasa percaya diri kami,” begitu tandasnya.
Mula-mula sang vokalis, Ayu memancing gemuruh penonton dengan alunan halus angklungnya. Lalu dentum drum dan bass yang kemudian menyertai One Heart, Cemburu, Lihat Aku Sekarang, Geregetan, and sebuah lagu untuk seorang wanita cantik di dunia, Ratu Sejagad.
Pada kami, grup band yang merintis karirnya di Festival Ramadan milik Yamaha ini mengguratkan secercah harapannya, bahwa sebagai punggawa SMAN 1 Sidoarjo minimal dapat lolos final sehingga dapat tampil lagi Sabtu 19 Nopember 2011 terlebih dapat mengukir nama di Honda DetEksi Band Competition.
(By: Intan SMAN 1 Sidoarjo)

RAHASIA DI BALIK SUKSES ROCK-X

Rock-X is the band who got the 1st place at Honda DetEksi Band Competition. This is not the one and only achievement that ever they got instead of the best one. In the past, this band’s name was Private Number. Then at December 12th 2009 changed its name be Rock-X. During its development, Rock-X had transition time. It is when Rosalia (keyboardist) went out, then Rock-X looked the new keyboardist difficulty. Eventhought, that didn’t make Rock-X give up.
According to Rock-X the secret of its success are doing exercise continually and keep solidarity.
Rock-X, peraih juara I Honda DetEksi Band Competition, rupanya sudah melambung jauh sebelum even bergengsi ini dihelat. Ini bukan prestasi cemerlang satu-satunya sepanjang sejarah karirnya. Sebab band yang lahir di Sidoarjo, 12 Desember 2009 ini, telah beberapa kali mengakhiri laga dengan keluar sebagai jawara. Peringatan HIV/AIDS tahun 2009, merupakan kali pertama Rock-X unjuk kebolehan. Tetapi langsung menyabet Juara 1 Jingle terbaik. Sejak itu, band yang bulan depan akan mencapai usianya yang ke3 tahun, kian gencar berburu prestasi. Seperti Juara I Yamaha Band Competition 2009, Juara II StarOne Band Competition 2010, Juara III Cardinal Awards Band Competition Regional Jatim 2010, Juara I Honda Jawa Pos Campus Expo Band Festival 2010, dan Juara I Festival Band Dinas Pendidikan (SIEDEX) 2010.
Sebagaimana perjalanan manusia, adakalanya mulus namun terkadang harus menuai kerikil juga. Hal ini dialami Rock-X selepas merengkuh Juara 3 Yamaha Asian Beat Indonesia 2010 dalam perform-nya yang berlokasi paling jauh, Jakarta. Ketika itu, band ini sedang mengalami masa transisi akibat pergantian personel. Rosalia, keyboardis Rock-X hengkang dengan motif perbedaan alur pemikiran yang tidak dapat dijelaskan lebih lanjut. “Maaf, ini rahasia intern Rock-X yang tidak dapat diumbar begitu saja,” tegas Rosalia.
Satu bulan Rock-X menggelar audisi untuk mencari keyboardist baru sebelum akhirnya mendapatkan Niko, tidak membuat band dibawah asuhan Joko di Anno Studio tenggelam. Pasalnya, predikat sebagai Band Favorit DetEksi Con Det-con 2k10 langsung dikantonginya setelah prosesi audisi lima murid di padepokan Joko. Rock-X pun eksis kembali dalam berbagai macam perhelatan, Juara 2 Yamaha Campus Expo 2011 dan Juara 2 Unair Management Expo Band Competition 2011. “Keadaan sesulit apapun nggak pernah buat Rock-X menyerah,” tutur Vara Nurfadhilla (Vokalis)
Rock-X, sejatinya ialah “Private Number” yang telah beralih nama. Bagaimana ini dapat terjadi? Mula-mula, masing-masing personel band yang sukses merilis dua lagu, ‘Syair Dari Hati dan Langkahku’, memiliki grup tersendiri. Terlebih Vara yang keluaran SMPN 3 Sidoarjo, sedangkan personel lainnya SMPN 1 Sidoarjo. Kecuali Dimas Reditya (Basis) dan Haryo Widy (Gitaris) yang berada dalam satu naungan band. Beberapa grup band ini, kemudian melakukan fusi manakala Vara, Dimas, Haryo, Alfa Nanda (Gitaris), dan Mirza Rizaldy (Drummer) bersekolah di SMAN 3 Sidoarjo. “Aku, Vara, Haryo, dan Alfa kelas XII. Aldy kelas XI, sedangkan Niko kelas X sebagai pengganti Rosalia, siswi SMAN 1 Sidoarjo kelas XI,” ungkap Dimas.
Band baru yang terinspirasi dari Mr. Big, RATM, Incubus, Casiopea, George Benson, Axl Rose, Steve Vai, Mike Portnoy, dan Tetsuo Sakurai ini selalu mengusung aliran Rock Alternative dalam bermusik. Oleh sebab itulah, diberikan nama Rock-X.
Menurut band ini, rahasia dibalik kesuksesannya sederhana sekali. Ini menjadi kunci bagi band mana saja untuk mendapatkan tiket juara. Berlatih rutin dan menjaga kekompakan. Mengenai kendala, khususnya seputar Detcon, band enam personel ini mengaku kewalahan menyiapkan final. “Soalnya antara semifinal dan final jedanya dekat banget,” keluh Alfa.
Alhasil kendala itu dapat diatasi dengan dukungan dari orangtua, guru, dan X-Rockers (sebutan untuk fans Rock-X). Sehingga, pada malam final itu, Rock-X berhasil membawa pulang uang pendidikan Rp2.000.000,00, trophy , dan souvenir. Uang itu rencananya akan dibagikan ke personel, kru, pelatih, dan sisanya dan sisanya masuk kas Rock-X.

SSCC Pakuwon Sedot Ratusan Kanca Muda

Axis DetEksi-Con 2k11 was opening at 2.00 by Azrul Ananda as Producer Axis DetCon. Before of that, people who supported this competition go up to the stage. There are five Australian delegations of Indonesia, one of them is Greg Moriarty, America Consultant of Surabaya, Tony Costa (Common Wealth Bank President Directur), Simmon Bennek (Common Wealth Life President Director), Joseph Abrahams (ANZ President Director), Lenenie Lethbridge (ANZ Chief Financial), and Surabaya’s Mayor, Mrs. Risma. Some of them showed their gratitude and response. It is also supported by Axis as prime sponsor and Red-A, Biore, Honda, and Polygon.
Opening Axis DetEksi-Con 2k11
Konvensi anak muda terbesar di Indonesia dihelat kembali. Kali ini bertepatan dengan H+1 pasca Peringatan Hari Pahlawan. “Saya berterima kasih kepada segenap sponsor yang menyertai DetCon 2k11. Axis sebagai sponsor utama serta Red-A, Biore, Honda dan Poligon,” papar Azrul mengawali kompetisi yang sudah menginjak tahun ke 9 itu.
Hadir juga perwakilan Australian embassy untuk Indonesia, Greg Moriarty. Beliau yang sesekali mempraktikkan kemampuannya berbahasa Indonesia dan Suroboyo-an mengurai rasa terima kasihnya pada Jawa Pos, sponsor, dan universitas di New Southwales yang membuatnya bisa bertandang ke Indonesia specially Surabaya. “Semua mading di sini baik dan sulit dibeli ,” ungkapnya bangga. Evolusi dari Deteksi Mading yang mengangkat tema movie magic ini juga menjadi cikal bakal kunjungan konsultan Amerika Serikat di Surabaya. Pihaknya menyatakan telah mendukung terselenggarakannya International Education di bulan ini (Det-con). Dalam hal ini Amerika Serikat berharap dapat memberikan informasi pendidikan dan beasiswa untuk Indonesia. Tak ketinggalan Walikota Surabaya, Ibu Risma juga menyambut hangat perhelatan ini. Beliau menilai ruang tempat para jurnalis, fotografer, pelaku Scrapbook dan Mading On The Spot berlaga ini sebagai ruang ekspresi untuk masa depan.
Inilah momen yang paling dinanti. Ketika peluit bergemuruh panjang, tanda telah dibukanya ajang paling bergengsi tertanggal 11 November 2011 pukul 14.00 sampai sepuluh hari ke depan.
Selain lima delegasi Australia yang di bawah pimpinan Jona Guess, tampil juga sebagai pembicara Tony Costa (Common Wealth Bank President Director), Simmon Bennek (Common Wealth Life President Director), Joseph Abrahams (ANZ President Director), Lenenie Lethbridge (ANZ Chief Financial) dan tentunya Produser Axis DetCon, Azrul Ananda. Perlu diketahui Australia merupakan pemasok beasiswa terbesar untuk pendidikan Indonesia. Yaitu berkisar $500.000.000. Hal ini karena melalui kacamata mereka, Indonesia telah menunjukkan kemajuan dan pertumbuhan yang luar biasa tak lepas dari usaha Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meningkatkan standar pendidikan. Untuk itu, Universitas di Australian menjanjikan sebuah homestay bagi jawara DetCon yang hendak menjadi duta terbaik Indonesia di negeri kangguru yang tengah mengembangkan pengajaran jurnalistik sesuai paradigma masyarakat itu.

Kamen Rider dan Robot Jejaki Venue Axis DetEksi

Movie magic is about ghost like pocong, vampire, or enchanter like Gryffindor. That may be so. Then it is not wrong what Andri does. Student who studied at University 17 Agustus Surabaya has used his money to make some unique costume. It is special for DetEksi-Con 2k11. To collect his money, He wasn’t buy any food at university during a month ungrudgingly.
But, how about this? And then what do you think if in this world especially Convention Hall SSCC Pakuwon, robot was walking around us. May be you will look him strange without you know what he mean.
DetEksi-Con 2k11 sudah memasuki hari keempat sejak opening Jum’at 11 November lalu. Tahukah anda? Bahwa semakin hari, pengunjung kian terinterupsi oleh eforia konvensi anak muda terbesar di Indonesia ini. Bukan hanya cewek fashionable atau cowok melting yang bikin mata adem, bukan juga hantu penunggu mading yang berkampanye riuh. Tetapi sesosok kamen rider yang bertandang seorang diri. Andri, mahasiswa Universitas 17 Agustus Surabaya yang tengah menempuh pendidikan semester lima ini, rela merogoh kocek guna membuat beragam kostum spesial untuk DetCon 2k11. Mengapa harus beragam? Menurut penuturan Andri, ia bermaksud meluangkan waktu disela-sela jadwal kuliahnya untuk menghadiri even paling bergengsi ini setiap hari dengan kostum yang berlainan. “Kostum ini harganya Rp500.000,00. Kostum untuk besok, Apollo Geist harganya murah, cuma Rp150.000,00,” celotehnya. Kepada kami penggemar tokoh Harry dalam Serial Harry Potter dan Pirates of Carribean ini tidak mau mengenakan kostum idolanya. Ia tidak ingin disamai di Convention Hall ini.
Sesekali ia tersenyum manyun, menyesali betapa ia telah melewatkan DetCon sewaktu ia masih duduk di bangsku sekolah menengah. “Sekarang saya sudah nggak bisa jadi partisipan DetCon. Jadi cuma bisa ikut memeriahkan saja,” curhatnya. Walaupun ia hanya berkeliling-keliling tanpa bersua, usaha pemuda kelahiran Jogjakarta, 6 Februari 1990 yang berdomisili di Waru ini patut mendapat acungan sepuluh jempol bila perlu. Pasalnya puluhan pasang mata yang berlalu lalang di antara mading-mading sejatinya mencibir. Mereka meliuk-liukkan kelopak matanya dari atas kebawah, tetapi apa yang dilakukan Andri? Ia memandang balik orang-orang itu dengan tatapan mengacuhkan. “Biar mereka geram sendiri, mbak !” tandasnya setengah emosi.
Lain Andri, lain lagi William. Si kepala robot ini, datang kemari bersama teman-teman sejawatnya. What for? Mereka ingin memberi tepuk tangan terpanjang ketika Bapak Chopin Pranata dan Ibu Rutmiyati Liana, gurunya yang menjadi peserta Teacher Competition. LMFAO (nama kepala robot ini, red) permukaannya terbuat dari karton cokelat yang halus. Lalu diberi kesan seolah-olah bermulut dan bermata. Untuk mata, digunakan lampu yang harganya Rp50.000,00/buah. Sementara mulutnya, hanya berupa lubang segiempat berukuran 15cm x 10cm. Tunggu dulu ! Apabila dipakai, bagian mulut ini akan terpasang tepat di depan sepasang mata. Sehingga pemakainya dapat menangkap impuls cahaya di depannya.
Sebagai pelajar yang sedang dalam masa kritis, pelajar SMAK St. Hendrikus ini tanpa segan menilai tipe mading yang dipamerkan. “Untuk 2D dan scrapbook saya kasih nilai 8, 9 untuk 3D, dan 10 untuk mading gerak.”
Menariknya baik Andri maupun William mempunyai opini yang sama seputar DetCon, “Mengandung nilai kreativitas. Makanya perlu diadakan setiap tahun.”, harapnya.

Styrofoam Rambah Pasar Jawa Timur

We see that majority of madding in this venue are made from Styrofoam. Can you estimated, how many leaf Styrofoam that their used. Actually the creative hand can change this base material to be unique creation. But, it is also profit us if we use natural material. Like MA Miftakhul Maarif Probolinggo, Senior High School Barunawati Surabaya, Senior High School Ciputra Surabaya, and Senior High School 1 Bojonegoro.
Permintaan Styrofoam sebagai bahan baku mading melonjak hebat pasca dihelatnya Axis DetEksi-Con 2k11. Bayangkan saja, berapa lembar Styrofoam yang sukses terbeli oleh tokoh kompetisi yang masih menjadi anchor utama even paling bergengsi ini? Berapa banyak pula dari jumlah keseluruhan yang berakhir sebagai residu (barang sisa)? Sebenarnya, tentu bukan perkara mudah memahat bulir-bulir styrofoam ini menjadi aneka pajangan yang menyedot mata pengunjung. Tetapi, melalui sentuhan kanca muda Jawa Timur, “Nothing is Impossible”.
Tak banyak memang, punggawa SMP, SMA, atau sederajad yang mereplika madingnya dari bahan non-styrofoam Tetapi ada. MA Miftakhul Maarif Probolinggo contohnya. Tim mading yang terbiasa menyabet 1st Place di daerahnya sejak tahun 2004 – 2009 itu mendayagunakan bahan alami yang dipungut dari hutan. Bahkan untuk mencarinya, mereka sampai lari tunggang langgang dikejar anjing. “Wong ada yang mudah, lha kok cari yang susah,” kilah sang koordinator, Sofyan menirukan gaya bicara ibunya. Siswa kelas 2 ini sekaligus juga menampik dalih itu, “Kami bukannya mau cari sulit. Cuma ingin beda saja.”
Mading segiempat ini fondasinya dibuat dari triplek kemudian ditaburi pasir dan serbuk hijau hingga setebal 1 cm. “Biar terkesan seperti rumput,” celetuk Sofyan lagi. Sedangkan dindingnya dirancang dari kayu kering dan bunga liar yag membingkai butir-butir kacang kedelai. Ada juga miniatur kapal Pirates of Carribean dari pelepah pohon pisang yang saling direkatkan. Serta kayu yang dipotong-potong sedemikian rupa hingga dihasilkan bentuk gedung-gedung kecil yang Epic banget! “Kami hanya menggunakan 20% styrofoam untuk membuat si-Det,” ungkap Rudi.
Keunikan lain digagas oleh SMA Barunawati Surabaya. Madingnya yang dijaga oleh sepasang pocong usang ini dirilis dari bongkahan kayu yang menebar bau semerbak. Baru identitas alias nama besar sekolahnya dibuat dari huruf Styrofoam.Sementara untuk 3D, lebih banyak menggunakan pasir karena menggunakan konsep enam makam keramat, juga plastik kresek untuk keluarga jelangkung.
Tidak kurang inovatifnya dengan SMA Ciputra. Karya no 098 ini tidak tanggung-tanggung menggunakan perkakas pecah belah. Seperti piring, cangkir, dan teko yang ditata dalam ruang mini dari triplek itu. “Ini fungsinya untuk tempat artikel, ya semacam pigora gitu. Sebagai pengamannya supaya nggak kesentuh-sentuh, kami lapisi dengan plastik transparan,” jelas Emil, siswi yang kebetulan berjaga.
SMAN 1 Bojonegoro lebih brilian lagi. Tim ulungnya secuilpun tak memakai unsur styrofoam. Mading tiga dimensi ini dirupakan sebuah sumur lengkap dengan katrol yang berada dalam suatu bilik triplek.
Argumen juga datang dari Bapak Wisnu, "Untuk ajang mading mestinya mengarah pada green environment. Apalagi menggunakan bahan kimia seperti styrofoam. Bila perlu memanfaatkan sampah agar lebih inovatif."
Nah, begitu banyak langkah yang dapat mereka tempuh untuk memperkecil angka penggunaan Styrofoam bagi karya mereka. Lebih ramah lingkungan, dan lebih menghemat kocek juga.

Detudio Beberkan Rekayasa Movie Magic

What do you think about movie magic ? What do you do when watch movie magic? Then, do you believe directly? Did you know that movie which you have watched up till now has process engineering? Here, you can check in out.
Detudio is Senior High School 5 Petra Surabaya’s 3D madding. By this madding, its composer will show you process engineering in movie magic. Don’t worry, if you can’t catch it just by read, Juvensius (superior editor movie) has prepared monitor so you can watch how can it be. It is amazing, is it?
Apa yang terlintas dibenak anda ketika DetEksi Con mengusung tema movie magic? Harry Potter ala dunia sihir kah? Atau Narnia, Avatar, dan Titanic seperti pemikiran orang kebanyakan? Tetapi tidak demikian halnya dengan penggagas ide kreatif Juvensius Juwono Effendy. Editor ulung asal SMA Petra 5 Surabaya ini bermaksud mengakhiri bagaimana rekayasa movie magic telah memperdaya penikmat film sekelas Harry Potter.
“Terus terang kami bingung. Tema ini memang mudah, tetapi kami mau member kesan ‘wah’,” ungkap Juvensius kritis. Alhasil melalui koordinatornya, Rio dan Della, Juvensius mencetuskan konsep untuk Indonesia’s Youth Convention spesialis mading 3D. Sebut saja Detudio. Mading yang menelan budget berkisar Rp2.000.000,00 ini didesign seperti bongkahan batu besar pada sisi vertikalnya. Sementara pada permukaannya, lebih mirip taman kota. Miniatur ini bisa dibongkar pasang. Mengingat sebuah laptop yang disemayamkan pada sebuah rongga yang melengkapinya. Laptop ini dioperasikan tidak dengan touchpad, karena tuts keyboardnya saja ditutupi dengan model hamparan rumput. Melainkan numeric key yang difungsikan untuk enter, down, up, right, dan left dengan menghubungkannya ke connector laptop melalui seutas kabel. Sangat unik bukan?
Pada layar laptop ini, akan diputarkan film orsinil yang merupakan aplikasi dari artikel-artikel mereka. “Biasanya kan pengunjung malas baca artikel? Selain itu penyampaian informasi secara visual tentu lebih mengena,” tutur Juvensius lagi. Seperti efek api yang memancar dari telapak tangan dan screen yang dipadukan dengan warna sama pada baju untuk membuat manusia seolah-olah mengawang. Menurut Juvensius, hal ini biasa terjadi manakala editor ingin meng-cut screen. Secara otomatis, apabila warna baju dan warna screen sama, keduanya akan ikut dalam proses peng-cut-an. “Lebih aman pakai screen hijau, karena degradasinya jauh dari warna kulit,” beber siswa yang baru awal kali berkutat di even Deteksi itu.
Mengenai kesulitan menggarap Detudio, Rio berkilah, "Dari konsep sampai finishing kami menghabiskan waktu saru setengah bulan. Malah, sehari sebelum pengumpulan belum kelar. Jadi, tanggal 7 kami mengerjakannya sampai larut malam, ditambah pagi sebelum pengumuman kami masih memberi pembenahan kecil."

Main Stage Terbakar, Rock-X Pastikan PTC Runtuh

DetEksi Con will end 3 days later. Visitor more and more. They are teenagers like SNSD and old people, but also local ghost. They are as interest as si-Det to made photo together. Like Andini, kuntilanak from Senior High School 1 Gresik was made photo when she just walked at entrance. While funky nurse who has name Santi caught by camera in front of Senior High School Mimi. It is different with Tera. Exactly, She took photo beside their (Tera and her friends, red) madding’s keeper, pocong.
Jelang detik-detik berakhirnya DetEksi Competition 2k11 populasi pengunjung semakin membuncah. Awalnya dari kalangan mirip SNSD, manusia yang sudah punya umur, hingga hantu lokal yang bangkit dari kubangannya turut membanjiri venue even remaja paling bergengsi ini.
Tidak kalah eksisnya dengan si-Det, makhluk dunia lain ini pun juga menerima banyak permintaan sebagai bintang model gadungan. Setidaknya, ada lebih dari sebelas jepret foto mengabadikan actionnya sebelum ia berkoar di tiap sisi Convention Hall ini.
Andini, kuntilanak SMAN 1 Gresik ini mengaku belum sempat menilik ke area tempat mading dipamerkan. Pasalnya ketika ia menjamah pintu masuk, tiba-tiba saja segerombolan bocah imut yang tadinya merajuk pada setiap pendatang agar mau menukarkan tiketnya dengan souvenir sontak menghentikan aksinya. “Jarang-jarang, dapat kesempatan foto bareng setan narsis begini,” gumam ¬¬¬¬Regina, siswi SMA Margie Surabaya
Santi mungkin boleh dikata sedikit beruntung. Penampilannya ala suster ngesot gaul ini baru tertangkap kamera di depan mading 3D nomor 104. “Ini sudah fotoku yang ketiga sejak jam 1 tadi. Pengunjung maunya pakai mading SMA Mimi Surabaya sebagai latar belakangnya. Ehm…tapi memang bagus sih,” ungkapnya manggut-manggut.
Lain lagi dengan Tera. Si manis ini malah menggelar ritual pose bersama patung pocong yang berjaga di depan base campnya, mading SMA Barunawati. “Liat deh, pupil kecilku. Berani, nggak? Ini mirip Belda IMB loh?” tantangnya pada jurnalis SMAN I Sidoarjo.
Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Itulah ungkapan yang tepat bagi hantu lokal yang dengan gigih dan berani malu bertandang ke PTC untuk mengampanyekan kompetisi yang mereka ikuti di konvensi ini. “Mengumpulkan vote sebanyak-banyaknya sambil merintis kepopuleran.”

Kamis, 01 Desember 2011

Ceritaku di XI IPA 1

Sungguh demikian berbeda ketika delapan belas bulan sebelum aku menulis artikel ini. Aku berada diantara orang-orang hebat yang sangat bergelanyut manja mengisi detik dalam hariku. Meski awal kali terasa tak berbeda. Malu-malu. Diam-diam. Lama-lama berani malu. 6,5 jam setiap harinya. Sampai aku merasa menjadi manusia sosial seutuhnya. Tertawa lepas, walau pada keadaan tertentu pura-pura. Akhirnya kudapatkan yang sempurna, sesempurna XI IPA 1. Ketika aku tak pernah lagi merasa terabaikan. Ketika sosialisasi mulai terbina. Ketika kalian saling berempati. Dan ketika kalian menggandengku untuk jadi yang lebih baik lagi. Kurasa aku ingin dua tahun ini menjadi lebih lama, karena aku ingin selalu bersama kalian. Dan seandainya nanti, kutemui orang-orang baru di ranahku, akan kuceritakan tentang kalian, tentang betapa hebat kalian membangun duniaku yang sunyi menjadi retorika.
Kalian, Teeneigher (Ten Eight Member) dan Populer (Populasi Sebelas IPA Satu) teman-temanku yang pertama, yang memberikan arti sesungguhnya. Jadi, memang benar kata orang, SMA ku masa terindah dari 16 tahun hidupku. Bersama kalian, rasanya tugas sebanyak apapun akan membuatku sepuluh kali mengkalkulasi untuk mengeluh. I LOVE YOU ALL.

It's All About You

Ketika rasa berlabuh pada satu hati, sejatinya ia tak tahu untuk siapa ia akan memilih. Maka beruntungnya kamu, hanya terpaut pada satu hati, dan terpaut selama waktu yang kamu bisa. Kamu perjuangkan itu, meskipun berlinangan air mata. Meskipun kamu tak hanya punya satu, tak hanya punya yang itu, dan kamu mengetahuinya. Tetapi kamu hanya membayarnya dengan senyum sebagai penghargaan bagi gadis dan belia yang mengosongkan ruang hidupnya untuk kamu isi. Hanya demi yang seorang yang kamu pilih itu, yang entah ia akan tetap tertahan padamu apa tidak. Sayang, itu bukan aku. Padahal disini aku ada untukmu. Terus berharap, kamu melihat duniaku yang hanya secuil dari ruam nafasmu. Terus, terus, dan terus berharap walau ini sekedar harapan bodoh.
“You take my breath away with everything you say, and i just wanna be with you,” I said.
Then you replied, “So girl let's write a fairytale and show 'um how we feel. Cause I know you said believe in love.”
Pada suatu malam, ketika aku benar-benar tak ingin lagi tergantung padamu. Tepatnya, gamang karena aku sadar bahwa cepat atau lambat ini akan menjadi kelabu. Ketika aku mengenyahkan betapa aku pernah demikian menyukaimu. Dengan setengah hati, aku berani bersua,
“I never understood you when you'd say. Wanted me to meet you halfway.”
But, you always make a reason so that I never can do anything, “You kept thinking you were coming up short. It's funny how things change cause now I see.”
“It's supposed to be some give and take I know. But you're only taking and not giving anymore,” I said.
“So crazy is this thing we call love. And now that we've got it we just can't give up.”
“So must I'm reaching out for you?”
“Ya, cuz When I wanna talk you say to me. That if it's meant to be it will be.”
Akhirnya hari ini, untuk yang kesekian kalinya, kudengar bisik lirihmu, agar aku tetap padamu. “Felt like I was doing my a part, Love you…., My Lifesaver. I’ll never let you go. Cuz I safe you in my Bieber Fever,” Justin had promised. “So what do I do. Cause I still love you,” Intan said lastly.
Apa, sih ?????

Imagined By: D-va