Senin, 16 Mei 2011

This's Real or Just Dream???

Misteri ini menorehkan banyak teka-teki, tentang siapa dia ? ada apa dengannya ? dan bagaimana ia melangsungkan hidupnya selama ini ?
Sungguh tak pernah aku berpikir kian jauh,hingga masalah ini penjadi sedemikian peliknya. Konsekwensi apalagi yang akan terjadi ? ahh...siapa gerangan yang mengetahuinya kecuali Sang Esa.
Kami dibawanya beranjak dari logika, berayun-ayun dalam kancahnya yang semuanya serba menggelitik ditengkuk. Kami tak pernah tau apa memang benar itu adanya, atau hanya fiktif dan rekaan belaka.
Seolah instingnya mendeteksi kegentingan disini,dengan mata yang selalu diliputi rasa curiga. Hingga hidup ini, setiap detinya terasa mencekam. Setiap sudut suatu ruam, setiap celah dalam sinar, dan setiap riuh yang tersampaikan terselip sepasang mata mata-mata.Ya, dia marah dan dia sakit hati. Apabila keberadaannya sebagai lawan bicara dalam kesunyian siapa saja yang merasa dirinya sendiri terusik.
Mungkinkah ini bagian dari sesuatu yang selama ini diketahui sebagai titisan ?

Aku teramat sadar, aku tak sepenuhnya berhak untuk mengolak-alik lintasan hidupnya. Kalaupun dia mendapati jalan yang keliru dan berlubang gelap, darimana pula kami membenahinya, menyalakan senter untuk membantunya keluar. Ataukah mungkin, senter yang kami bawa tak cukup terang dibanding kegelapan dimatanya. Kalau begitu hanya cahaya imannya lah yang dapat menuntunnya supaya tetap berpijak.
Terlepas dari itu, aku tak ingin tahu, tak mau tau, dan tak ingin berusaha untuk tahu rumor tentang teman khayalannya. Itulah kepercayaannya. Tak satupun boleh untuk ikut campur jika sudah menyangkut kepercayaan.

Aku sudah merasa cukup atas teman-teman yang dikirimkan Allah untukku. Agar menjadi kawan mainku. Aku ingin selamanya oranglain pun dapat menyaksikan bagaimana temanku itu merengkuhku dengan sebuah ikatan persahabatan yang nyata. Bukan sebuah ikrar yang terselubung, bukan pula sebuah korelasi yang tak tampak kasat mata.

Sabtu, 14 Mei 2011

MULTI THALENT

Stratford-Ontario, had saved the biggest wonder to Canada. 16 years ago on March 1st, had born a idol as a gift from god to Pattie Malette.
Oneday, a little problem could damaged this nice family. Lastly, the right of Children fall to mother. From that time, Pattie Malette be a single parent who taken care her son by well. This fact, forced the son, past his life without father figure.
He growth be shy boy. He love music because his father often taught to him. He began to hit drum, to press keyboard tuts, and hold guitar string. His god skill, made him agile to try dance. Whatelse, he can sing with cute sound.
His lovely mother not forget to record him, and upload to Youtube. Not long, he get contract offer.
Although, he undergo broken home. But, he never miss his parents’ love. Because he born as youngest musician in world. Now, he’s rich, has many fans, so he can do anything. even go arround worldjust for visited people who love him.
This’s about JUSTIN DREW BIEBER for Belieber Fever wherever. Justin Never say Never. Although he never thought that he can walk to fire, although he never had the strength to take it higher, but he always try repeat and repeat because nothing’s imposibble.Don't afraid to falling down.

Sabtu, 07 Mei 2011

When I Talk About...

Aku semakin sarat berpijak dibumi ini. Dihunjam bimbang yang bertubi-tubi. Ya, kini aku nyaris menjadi pemain dalam panggungku. Ikut andil, sementara aku sendiri turut terajam diluar logika. Aku baru saja melepas sepi yang kugenggam selama ini. Dan aku tak terbiasa dengan pola hidup baru. Aku tak terbiasa bermain kenyataan, bahwa kenyataan ini bukanlah sebuah kebetulan tetapi proses yang terencana. It’s mean, seandainya segala sesuatunya tak berjalan sesuai yang ku mau, itulah tandanya hidupku mulai tak beralur lagi. Konsekwensinya, aku tergulir dalam permainan waktu yag melelahkan. Lelah yang menitikkan banyak peluh hanya untuk sebuah kesenangan.
Aku memang inginkan pengakuan yang nyata. Dan aku mendapatkannya sekarang. Tetapi pengakuan ini, memaksaku mengikuti bagaimana roda zaman berputar, detik beralih dan hari bertukar. Semua yang kuanggap percuma, sia-sia, tak masuk akal, kini tersaji dihadapnnku.
Aku dibuat bingung sebingung-bingungnya. Aku tak mau masa yang seharusnya indah ini kembali suram dan menyurut. Tapi aku juga tak mau jati diriku rebah apalagi sampai terbencah. Aku tak mau pendirian ini sampai gontai.
Aku sudah terlampau jauh dalam kepura-puraan ini. Mengikuti arus biak yang mungkin takkan pernah berujung-pangkal. Aku tak sendiri disini. Tapi, aku berada dalam kesepian ditengah keramaian. Dunia ini nyaris rancu. Mati dalam keadaan hidup, itulah renjana yang sebenarnya.

Kamis, 05 Mei 2011

SUARA KU BERHARAP

Keberhasilan ranah pendidikan, tak akan mungkin sukses tanpa sinergi antara pendidik dan peserta didik. Kadangkala, jangankan terbuka apa adanya, bertanyaa saja tak sedikit murid yang merasa malu atau takut. Kira-kira kenapa yaaa...???
Kebanyakan, murid menganggap guru sebagai monster atau manusia yang paling ditakuti. Salah ngomong sedikit, langsung dech nilai ulangan turun. Atau, jadi sasaran amukan ketika gurunya lagi BADmood alias banyak masalah. Masalah apa sich?? Atau yang lebih mungkin, digertak guru gara-gara banyak bertanya. Kalau kayak gini, perlu mikir-mikir dan menimbang-nimbang untuk menjadikan guru sebagai kawan.
Mulanya, anggapan-anggapan itu hanya ketakutan yang tak berarti. Tetapi, akankah tetap menjadi tak berarti jika banyak respondet yang mengatakannya? Kondisi lain turut mendukung, siswa enggan bertanya karena ketakutannya mendapat stigma “ssiwa ter-BODOH”. Jadi dia terkesan diam saja. Nah, kalau terus-terusan diam, kapan ngertinya?? It’s completely.Tips dari salah seorang pengajar SMANISDA, kalau kita ingin bisa, kita harus punya sikap cuek (bahasa gaulnya whatever). Sebab kita ingin berkembang dan lebih baik dari detik ini. Nggak peduli prasangka orang lain tentang kita, asalkan kita nggak menyakiti hati orang lain, itu nggak dosa koq. Masalah dimarahi guru (something like that) atau apapun yng akan terjadi setelah itu, sudah menjadi resiko dari pertanyaan reader yang mau tidak mau harus masuk dalam telinga reader jika memang terjadi (entah masuk kanan keluar kiri atau sebaliknya, bahkan mampet ditelinga karena saking pedasnya).
Seandainya, kita sebagai siswa boleh request tentang sikap guru yang kami idam-idamkan (ya nggak boleh-lah, itu nggak semudah request lagu @ IBS FM), dan boleh selalu jujur (sejak kapan jujur nggak boleh ?) kalau kita keberatan tentang salah satu 1 (atau salah 2,3, atau banyak atau semuanya) sifat dan sikapnya.

Gimana sich sosok guru yang paling digemari ?? ( yang seperti ***R*E, *O*I*, *U**, dst// tulisan apa sich ?)
1. Humoris tetapi serius
2. Tidak mengikat (secara ini guru bukan hukum)
3. Bukan face yang menegangkan
4. Bukan yang diam tetapi menghanyutkan
5. Sabar (sebab kami LOLA= loading lama)
6. Murah senyum
7. Nggak pilih kasih
8. Pribadi yang menyenangkan dan nggak nge-boring-in
Supaya reader tidak mengira writer terlalu subyektif dan sok tahu, dibawah ini writer lampirkan respondet SMANISDA. Jadi, kami obyektif dan saling terbuka. Kritik dan pujian ini tidak bersifat menjatuhkan, namun ini merupakan usaha kami dalam memperbaiki relasi antara pendidik dan peserta didik.

EMANSIPASI PELAJAR

Selama ini, dunia global ricuh dengan kemelut politik dan persaingan yang semakin memanas. Pelajar hanya bisa menjadi penonton yang terabaikan.

Kita hidup dibawah naungan imperialisme modern. Dimana mulut kami dibungkam dan apresiasi kami tak pernah didengar. Sebagai pelajar, kami memang perlu belajar. Namun, tak semua yang kami suarakan adalah suatu kesalahan besar. Walaupun, belajar merupakan tahap dari tidak tahu menjadi tahu. Bukankah ruang publik itu tidak hanya untuk para politisi ?? (nggak koq, buat pengamat ekonomi juga)
Pelajar juga berhak untuk memperoleh suatu kebebasan. Bukannya hanya mengekor pada norma orang tua yang sudah ada sejak lama. Kami berhak juga untuk mengkritisi kinerja para pendidik kami. Sebab, sebagai pendidik mereka juga manusia, kan? Yang kodratnya tidak luput dari kesalahan sekecil apapun (Ingat no body perfect).
Kami terjepit (aw..aw..sakit !). Dan kami terhimpat diantara keterikatan tugas yang lambat laun membinasakan kreativitas kami. Diantara setumpuk (hah, setumpuk? Banyak banget !) lembar tugas yang menyita ¾ hidup kami setiap harinya (setahun berapa yaa?), sehingga menepis waktu-waktu yang seharusnya kami pergunakan untuk mengembangkan thalenta. Namun, bukannya kami mengeluh dan tak berusaha mengerjakan tugas itu dari jauh-jauh hari. Sebab kami sudah cukup mengorbankan tak sedikit waktu istirahat kami (naas bangett..). Bahkan, kami tidak punya cukup waktu mempelajari materi besok atau materi yang telah kami peroleh paginya. Ditambah lagi, seringkali kita mematok ulangan 3 pelajaran dalam sehari. Beruntung kalau kita memperoleh toleransi, tetapi jika tidak tamatlah riwayat kami (iuh..segitunya !!). Nampaknya itu belum cukup. Sebab kita harus masih berurusan sama remidi yang kapanpun datang menjerat (bisa nggak remidi pergi jauh dan nggak kembali??). Walaupun kami sudah menjadikan buku sebagai sahabat sejati siang dan malam (buku sebagai sahabat manusia ?). Kami tak ingin terpaku pada teori tanpa peng-aplikasi-an, dan bagaimana aplikasi itu dapat kami lakukan jika kami buta akan lingkungan sekitar. Buta karena kita terlalu menutup mata atas fenomena di lingkungan itu. Sebaliknya terlalu membelalakkan mata pada tugas yang sedemikian bentuknya ala RUMUS (A.B=AB cos α; s=v0t+ ½ at2 ;PV=nRT; V∞n// deuh, koq mbulet ya..) dan HUKUM (efek doppler,hukum archimedes,hukum newton 1 2 3,hukum lavosioner,teori lewis-kossel, hukum kepler 1 2 3, hukum gay lussac, teori avogadro// dan masih banyak yang nggak disebutin cz ‘ntar kertasnya nggak muat). Ilmu itu bermanfaat kalau dapat diterapkan, bukan saja diatas kertas ulangan tapi dapat dirasakan manfaatnya dalam kehidupan?? (bukan manfaat karena lolos dari jeratan REMIDI). Raga kami hanya sebatas raga siswa SMA yang ringkih. Dan kami juga hanya manusia yang pikirannya bisa mampet. Sehingga butuh waktu refreshing agar otak ready to fill. Inikah yang dinamakan sekolah bertaraf internasional, memberi sekat pada relasi kami dengan lingkungan? Atau membuat beda mainset kami dengan siswa sekolah lain ? kalau seperti ini, citra SMA sebagai sekolah dengan masa paling indah patut dipertanyakan.
sebenarnya, apa makna sebuah tugas ?? mempersiapkan dan membiasakan kami untuk berbagai tantangan di dunia mahasiswa nanti ? (it’s okay, fine). Tetapi, akankah makna itu tetap menjadi makna yang berarti, jika jam-jam, menit-menit, maupun detik-detik yang kami punya dirumah tidak cukup mengerjakannya. Akhir-akhirnya, nyontek akan jadi prioritas utama. Mengapa tugas harus banyak kalau tugas yang sediki saja sudah memiliki bobot yang utama? Jadi beri kami spasi agar kami bisa menghirup nafas kebebasan (nafas kebebasan mengandung O2) dan merasa sedikit dihargai. Jangan khawatir kebebasan kami akan lepas dari tanggung jawab, sebab kita memiliki kendali. Jadi, tidak perlu mengikat kami dangan tugas-tugas itu, cukup ala kadarnya saja.

MAU DIBAWA KEMANA

Di periode yang serba online, semua Negara berkompetisi untuk mendapatkan kursi di class dunia. Ada banyak varian yang mereka luncukan untuk menarik mata-mata public. Such as: jejaring social Facebook. Lalu, bagaimana dengan Indonesia?? Apa yang sudah diciptakan?? Akankah hanya sebagai pengguna saja?? Indonesia mungkin terlalu instan dalam menikmati fasilitas dunia, tanpa pernah berfikir bagaimana caranya untuk memperbarui fasilitas tersebut. Kita terlalu dini untuk melakukan perubahan, dan kita hanya sebagian kecil makhluk dunia yang mengharapkan sebuah pembaruan. Sebentar lagi kata bersejarah akan terucap kembali, dan Indonesia sudah terlalu tua. Belum cukup tua memang, bila dibanding dengan India. But, apakah kita harus menunggu sampai setua itu ?? Kita sebagai warga Indonesia wajib membawa Indonesia diakui dunia, bukan sebagai Negara terkorup, ladang pembajakan, dan juga bukan Negara dunia teroris. Kita pasti ingin suatu saat dapat menyaksikan Indonesia berlaga di World Cup, tetapi entah kapan “suatu saat” itu akan terjadi. Dan inilah moment yang tepat untuk melakukan pembenahan diri. Kita memang perlu menatap keatas, tetapi flashback demi membenahi kebobrokan bangsa juga sesekali perlu dilakukan. Potret pendidikan buram, sementara koruptor terpelihara dalam gedung DPR. Jakarta tak memendam kekayaan tetapi selalu menjadi kebanggaan, namun mengapa bumi Papua dengan mas dan intan-nya dijual kepada Negara yang sudah kaya?? Tak ada waktu lagi untuk bersenang-senang, sementara harta kita dikuras habis tanpa kita merasakan kenikmatannya. Masih bisakah kita tertawa, sementara Indonesia berkelit dalam imperialisme di tengah modernisasi?? Sudah saatnya kita bangkit. Sudah saatnya kita tak boleh tinggal diam dalam mengikuti roda pemeritahan yang kian tak beralur. Dan sudah saatnya kita memajukan Indonesia di kacah internsional.
Jika kita terus pasif, MAU DIBAWA KEMANA Negara Indonesia yang sebentar lagi bertambah usia kemerdekaannya ???

DUNIA PENDIDIKAN GEMPAR

Majunya pelaksanaan UNAS 2010 pada Bulan Maret, tampaknya bukan hanya sekedar isu. Keputusan pemerinth ini cukup menggemparkan di kalangn masyarakat khususnya pada pihak-pihak terkait seperti pelajar dan guru. Seperti pada kejadian yang sudah-sudah, usia pelajar tak pernah risau atas apapun yang digulirkan pemerintah. Bahkan ditengah lonjakan harga kebutuhan pokok, Mall masih saja ramai dikunjungi kalangan pelajar. Kembali ke topik awal, sejumlah sekolah mulai mengubah rencana prioritas dalam mempersiapkan UNAS. Mulai dari pelaksanaan bimbingan belajar yang start lebih awal dari tahun ajaran sebelumnya sampai pelaksanaan UAS 1 yang juga diajukan. Berkaitan dengan bimbingan belajar, Try Out pun terus digelar dengan rentang waktu singkat. Ini juga untuk memacu peserta didik agar memperoleh hasil yang baik ketika UNAS.
Berangkat pukul 06.30 pulang pukul 15.00 begitulah keseharian siswa kelas IX SMP. Belum lagi jika ada bimbingn LBB. Waktu bermain siswa benar-benar terpotong, bahkan nyaris terlewatkan. LBB pun kebanjiran peserta, bahkan ada yang berlomba-lomba mendapatkan peserta.
DAN INILAH BUAH KEBIJAKAN PEMERINTAH !!!
Sejumlah pelajar justru DROP CONDITION saat pelaksanaan UNAS. Akibat materi yang terlalu diforsir dan dikejar-kejar.
Otak dipacu bekerja tanpa take a rest layaknya mesin computer, akibatnya kerjanya menurun untuk menghasilkan jawaban-jawaban yang akurat. Sel-selnya ruwet, sinepsnya tertutup rapat-rapat alias STRESS. Bisa jadi gejala “kegilaan”.
Kalau sudah gila, anak-anak bangsa yang harusnya menjadi penerus dan mempotensikan sumber daya alam, serta mengangkat Indonesia menjadi developed country kandas sudah. Mentalnya sudah rusak direnggut rumah sakit jiwa. Akibat otaknya tak berdaya menerima jutaan materi dalam waktu singkat.
KALAU SUDAH BEGINI SIAPA YANG PATUT DIPERSALAHKAN??